Tubuh Gunung Anak Krakatau pasca serangkaian letusan di akhir tahun lalu, menjadi lebih rendah. Tinggi gunung misalnya, sebelum erupsi 336 meter, tapi kini hanya 156,9 meter. “Pada saat tim ke sana kita sudah ukur degan water-pass tingginya 156,9 meter,” kata Kasbani.
Kasbani mengatakan, tubuh gunung sendiri saat ini relatif landai setelah kehilangan ketinggiannya. “Erupsinya masih relatif kecil, dan tsunami yang mungkin disebabkan oleh gunung itu relatif kecil kemungkinannya,” kata dia.
Kasbani mengatakan, tsunami yang terjadi di Selat Sunda pada akhir tahun lalu bukan hanya dipicu oleh erupsi Gunung Anak Krakatau. “Faktornya cukup banyak. Di situ juga ada gempa, ada longsor juga di tempat lain,” kata dia.
PVMBG sebelumnya menaikkan status aktivitas Gunung Anak Krakatau pada 27 Desember 2018 pukul 05.00 WIB, dari Level II (Waspada) menjadi Level III (Siaga). Saat itu daerah bahaya dipatok dalam radius 5 kilometer. Hari ini PVMBG kembali menurunkan status aktivitas Gunung Anak Krakatau kembali menjadi Waspada atau Level II.