TEMPO.CO, Jakarta - PUBG Mobile sangat populer di India, tapi game yang dikembangkan oleh Tencent Games baru-baru ini dianggap membuat kesalahan mendasar ketika menciptakan item di dalam game yang menyerupai Ka'bah, tempat suci bagi masyarakat muslim.
Dilaporkan laman abacusnews, Senin, 25 Maret 2019, item itu merupakan bagian dari peti ulang tahun PUBG Mobile yang diperkenalkan pekan lalu untuk merayakan satu tahun game itu.
MUI dan Kominfo Bertemu, Belum Putuskan Nasib PUBG
Keranjang hadiah dalam game akhirnya membuat geram pemain muslim yang tak terhitung jumlahnya, yang memperumit popularitas game di India di mana sekitar 15 persen dari populasi adalah muslim.
Sebagai tanggapan, gamer muslim turun ke media sosial, menulis posting yang ditandai dengan hastag #boycottPUBG. Banyak pemain menghapus game, dan beberapa bahkan menandatangani petisi di Change.org meminta Tencent mengeluarkan permintaan maaf. Salah satu kampanye berhasil mendapatkan lebih dari 900 tanda tangan.
Setelah ratusan orang mengunggah kemarahannya, pengembang PUBG Mobile cepat mengambil tindakan, dengan mendesain ulang kotak ulang tahun itu.
Perusahaan juga tweet permintaan maaf secara online. Beberapa pemain masih marah pada Tencent, tapi ada sejumlah orang memuji perusahaan karena cepat mengatasi masalah ini.
Terlepas dari apakah Tencent menghindari atau tidak masalah ini, tindakan perusahaan menjelaskan bahwa mereka tidak memperpanas situasi. Apalagi sebelumnya India sudah menilai PUBG Mobile sebagai ancaman terhadap kesehatan anak-anak.
Menurut media lokal, empat kota di Gujarat telah melarang PUBG Mobile setelah anggota parlemen lokal menilai permainan itu terlalu keras dan mengganggu siswa untuk belajar. Sebanyak 21 orang telah ditangkap karena hal itu, menurut PCMag India.
Sebuah surat kabar utama Hindi baru-baru ini menyatakan PUBG sebagai epidemi yang mengubah anak-anak menjadi psikopat. Laman Navbharat Times menjelaskan bahwa terdapat konsekuensi berbahaya pada permainan ini, anak dapat kehilangan keseimbangan mentalnya.
PUBG Mobile juga tidak hanya menghadapi ancaman larangan di India. Majelis Ulama Indonesia telah mempertimbangkan untuk memfatwakan haram game ini. Beberapa pemimpin opini Malaysia juga telah berbicara tentang pelarangan PUBG Mobile di negara mereka.
PUBG Mobile saat ini tengah menguji batas yang akan mengunci pemain setelah enam jam, Ini bisa menjadi jawaban terhadap ancaman larangan yang terus menerus.
Mengakui kekhawatiran tentang permainan, pengembang PUBG, Bluehole Korea Selatan, baru-baru ini merilis sebuah pernyataan yang mengatakan perusahaan berusaha menjadi anggota yang bertanggung jawab dari ekosistem game.
"Untuk tujuan ini, kami terus bekerja dan harus terus bekerja dengan pemangku kepentingan yang berbeda, termasuk orang tua, pendidik, dan badan pemerintah. Dan mendengarkan umpan balik mereka tentang apa yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan pengalaman PUBG Mobile secara keseluruhan," ujar pihak Bluehole.
ABACUSNEWS | PCMAGINDIA | NAVBHARAT TIMES