TEMPO.CO, Jakarta - Lebih dari 1.200 startup berkualitas dari sektor pangan, kesehatan, energi, transportasi dan lainnya masuk di Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi dalam setahun terakhir.
Baca: Startup PrivyID: Tanda Tangan Digital Bikin Hemat Kertas
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir mengatakan startup tersebut berawal dari riset, yang setiap tahun mengalami peningkatan. “Pada 2018 akhir ada 32.159 riset yang dilakukan di Indonesia, meningkat dari 5.250 pada 2014,” ujarnya akhir pekan lalu di Jakarta.
Menteri Nasir menargetkan pada 2019, Indonesia paling tidak menjadi juara di Asia Tenggara lewat publikasi riset. “Saat ini hak paten kita nomor satu di Asia Tenggara, ada sekitar 2.500-an,” ujarnya.
Menurutnya, penemuan karya inovasi teknologi diarahkan agar mendekati sisi permintaan, baik yang berasal dari kebutuhan masyarakat berbagai kalangan, maupun kebutuhan pengembangan industri yang berasal dari berbagai perusahaan nasional.
Di antara startup binaan Kementerian adalah pembuat kapal pelat datar dari Universitas Indonesia. Dengan menggunakan pelat baja, kapal yang dihasilkan berbiaya sekitar 70 persen dari kapal yang biasa. “Saat ini memiliki omset Rp 6,5 miliar, dan telah melayani order dari BP Tangguh,” ujar Nasir.
Dirjen Penguatan Inovasi Kemenristek Dikti Jumain Appe mengatakan sebagian calon startup berasal dari perguruan tinggi. Selain itu dari Litbang dan masyarakat. “Setiap tahun 800-1.000 proposal yang masuk,” ujarnya.
Dalam penyeleksian proposal, dilakukan presentasi, yang sebagian besar berasal dari kalangan milenial. Adapun untuk pengawasan startup dilakukan oleh reviewer yang 90 persen merupakan pelaku bisnis. “Mereka akan mengawal startup sampai menjadi bisnis yang menghasilkan,” ujarnya.
Direktur Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi Retno Sumekar mengatakan dalam berbagai terobosan inovasi yang sudah beberapa tahun diinisaisi oleh Kementerian, terlihat bahwa inovasi anak bangsa makin mendekati aspek komersialitas yang mampu menjawab kebutuhan masyarakat lokal di semua daerah Indonesia.
“Tercatat dalam 142 startup yang diasistensi teknis dan manajemen pendanaannya oleh Kementerian, banyak di antaranya yang kini sudah mengkomersialisasi produknya ke masyarakat," ujar Retno.