TEMPO.CO, Bandung - PT Kereta Api akan bekerjasama dengan ahli-ahli petir dari ITB untuk mencari solusi masalah serangan petir pada kereta rel listrik (KRL).
Baca: KRL Sering Terganggu, PT KAI Diminta Bentuk Satgas Cuaca Ekstrem
"Kami bekerja sama dengan persatuan ahli petir dari ITB. Selasa ini langsung rapat, memberitahu ini kasusnya, apa yang bisa kita lakukan untuk menanggulangi petir ini. Petir ini dahsyatnya luar biasa,” kata Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI) Edi Sukmoro di Stasiun Bandung, Jumat, 5 April 2019..
Edi mengatakan sejumlah kereta listrik sempat terganggu operasionalnya akibat tersambar petir. “Perlu diketahui bahwa daerah petir yang paling berat di dunia itu adanya di Indonesia,” kata dia.
Sambaran petir yang mengganggu kereta api kebanyakan berada di seputaran Jabodetabek. “Itu berada di Bekasi kemarin, arah ke Bogor, Depok. Itu petir kekuatannya tinggi sekali kalau kita kena,” kata dia.
Menurut Edi, rangkaian kereta yang sempat tersambar petir sudah dilengkapi penangkal petir. “Sebenarnya sudah ada perangkat untuk penangkal petirnya, sudah ada. Namun kalah itu dengan kekuatan (petir) yang besar sekali,” kata dia.
Edi mengatakan, ahli petir ITB mempunyai riset peta daerah petir di Indonesia. “Pakar ini punya daerah, punya petanya. Kita minta diberi advis untuk menanggulangi ini. Saya yakinkan, ini pasti harus ada solusi,” kata dia.
Direktur Komersial PT KAI, Dody Budiawan mengatakan, daerah lintasan kereta di Sawangan yang terhitung sering terkendala akibat sambaran petir. “Sawangan itu tinggi sekali petirnya, luar biasa. Sudah petirnya intensitasnya tinggi, frekuensinya sering di situ,” kata dia.
Sebelumnya sambaran petir sempat mengakibatkan KRL KA 2008 tujuan Tanah Abang-Maja dan KA 2010 tujuan Tanah Abang-Parung Panjang tiba-tiba mati pada 1 April 2019 lalu. Penyebabnya sistem Listrik Aliran Atas (LAA) terkendala akibat tersambar petir.
Simak artikel lainnya tentang kerja sama PT KAI dan ITB terkait KRL di kanal Tekno Tempo.co.