TEMPO.CO, Bandung - Indonesia bisa menjadi pusat lobster dunia. Namun, riset lobster selama dua dekade ini masih melempem. “Selama ini kita belum fokus untuk melakukan riset terkait dengan upaya pembenihan dan pembesaran lobster,” kata Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran Yudi Nurul Ihsan, Jumat, 5 April 2019.
Baca: Baby Lobster Rp 11 Miliar Dilepaskan ke Laut Pangandaran
Dia mengatakan sejauh ini budidaya berupa pembesaran lobster di Indonesia belum ada yang berhasil penuh. Apalagi budidaya telur atau bibitnya, karena indukannya masih terbatas. “Harus fokus riset yang menghasilkan induk lobster berkualitas sehingga ada pembenihan,” katanya. Cara itu sekaligus menangkal pengurasan lobster di alam secara langsung.
Akademisi dan peneliti dari ITB Gede Suantika mengakui budidaya lobster pun benihnya di Indonesia belum ada yang berhasil memuaskan. Direktur Pembenihan Kementerian Kelautan dan Perikanan Coco Kokarkin Soetrisno juga mengatakan budidaya lobster di Indonesia belum berkembang.
Suantika yang pernah terlibat dalam budidaya lobster pada 2015-2016 mencatat beragam masalah yang harus diteliti. “Referensinya masih agak susah, menanggulangi penyakit, pangan masih susah. Kalau teknologi budidayanya sih bisa, nggak masalah,” ujar Suantika, Jumat, 5 April 2019.
Sejak tren lobster sebagai komoditas seperti udang pada era 1980-an, riset benih dan budidaya lobster agak tersingkirkan dibandingkan udang. Tren primadona lobster di Indonesia, menurut Yudi, sejak banyak permintaan dari Cina sekitar dua dekade ini, pada akhir 1990-an dan awal 2000-an.
Yudi mengatakan harusnya Indonesia menjadi pusat lobster dunia karena lobster beranak pinak atau memijah di Samudera Indonesia. Asal lobster itu disebutnya dari perairan selatan bumi, seperti Chrismast Island dan pesisir Australia. “Kemudian benihnya terbawa arus sampai ke kita,” ujarnya.
Di selatan Jawa Barat, lobster yang terbawa arus laut masih kecil dengan ukuran bobot kurang dari 200 gram. Benih lobster itu kemudian terbawa arus sampai ke Bali, Nusa Tenggara, hingga lobsternya sudah besar setelah melewati proses seleksi alam. “Lobster yang kecil-kecil ini, seperti di Sukabumi, Pangandaran, perlu diatur penangkapannya, berapa berat maksimalnya,” kata Yudi.