TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meluncurkan sistem informasi terbaru tentang prakiraan cuaca berbasis dampak. Isinya berupa potensi dampak yang dapat ditimbulkan oleh cuaca.
“Sistem ini akan mengidentifikasi wilayah di Indonesia yang berpotensi terjadi banjir akibat hujan lebat,” kata Kepala Pusat Meteorologi Publik, Fachri Radjab, Kamis, 11 April 2019.
Sistem informasi itu bertajuk BMKG Signature, singkatan dari System for Multi Generations Weather Model Analysis and Impact Forecast. Peluncurannya yang melibatkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah DKI Jakarta itu berlangsung di kantor BMKG Pusat Kemayoran, Jakarta, Rabu, 10 April 2019.
Layanan informasi baru ini telah terdaftar resmi dalam platform pengurangan risiko bencana global yang disebut sebagai Severe Weather Information Center (SWIC) kelolaan World Meteorology Organization (WMO). Indonesia menjadi negara pertama di Asia Tenggara-Oceania yang menerapkan sistem informasi ini.
Lewat keterangan tertulis, BMKG menyebut informasi cuaca secara umum itu kini disertai potensi dampak yang dapat ditimbulkan oleh cuaca. Kerentanan wilayah itu meliputi aspek fisik, sosial, ekonomi dan lingkungan. “Nantinya kami akan menampilkan peta sesuai dengan tingkat ancaman bencana,” ujar Facri.
Harapannya, pemanfaatan informasi cuaca pada sektor kebencanaan sanggup mengurangi angka kerugian akibat bencana hidrometeorologi. Berdasarkan data bencana hidrometeorologi yang dihimpun BNPB dan beberapa lembaga survei dunia, terpantau adanya peningkatan ancaman cuaca ekstrem akibat perubahan iklim di berbagai dunia, termasuk Indonesia.
Adapun BPBD DKI Jakarta menjadi instansi pertama yang memperoleh layanan khusus prakiraan cuaca berbasis dampak ini. BMKG menilai kerentanan wilayah DKI Jakarta cukup tinggi. “Setiap kejadian bencana banjir sering menimbulkan kerugian ekonomi yang signfikan,” ujarnya.
Direktur Kesiapsiagaan BNPB Bambang Surya Putra berharap layanan baru informasi BMKG ini bisa spesifik dan menyajikan potensi dampak cuaca untuk peringatan ke masyarakat hingga wilayah kecamatan. “Untuk melakukan kesiapsiagaan, seperti melakukan evakuasi tepat waktu," kata dia.