TEMPO.CO, Jakarta - Pesawat ruang angkasa Beresheet Israel gagal mendarat di bulan, Kamis, 11 April 2019.
Siaran langsung SpaceIL mengikuti manuver-manuver menegangkan Beresheet saat melakukan upaya pendaratan. Anggota tim Beresheet bekerja di ruang kontrol, sementara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyaksikan dari area penonton.
NASA Mau Daratkan Manusia di Bulan pada 2024
Proses pendaratan mengalami beberapa gangguan ketika mesin utama mati dan kontrol misi kehilangan komunikasi.
"Kami tidak berhasil, tetapi kami telah mencoba, dan apa yang kami dapatkan ini benar-benar luar biasa," kata Morris Khan, seorang pengusaha Israel yang menyediakan sebagian besar dana untuk Beresheet, saat ia berbicara kepada pengamat di dekat ruang kontrol. "Kita bisa bangga."
NASA memuji misi itu dalam tweetnya. "Selamatkan SpaceIL, Industri Penerbangan Israel dan negara Israel atas keberhasilan pengiriman misi pertama yang didanai secara pribadi ke orbit bulan," tulisnya.
Buzz Aldrin, pilot Apollo 11, ikut memberikan semangat. "Jangan pernah kehilangan harapan. Kerja keras, kerja tim, dan inovasi Anda menginspirasi semua orang," tweetnya.
Ini adalah misi pertama Israel terbang ke Bulan. Beresheet akan menjadi pendarat bulan pertama Israel, yang akan menempatkan negara itu dalam klub eksklusif yang mencakup AS, Uni Soviet, dan Cina. SpaceIL nirlaba akan menjadi kelompok non-pemerintah swasta pertama yang menetapkan pendarat di permukaan Bulan.
Beresheet diluncurkan pada 21 Februari 2019 dengan roket SpaceX Falcon 9. Pendarat itu dirancang untuk mengambil gambar sekitarnya dan mengukur medan magnet bulan.
SpaceIL dan Israel Aerospace Industries (IAI) memasukkan kapsul waktu di Beresheet berisi file digital yang mencakup sejarah dan warisan Israel. Kapsul waktu itu kemungkinan hilang bersama dengan pesawat ruang angkasa.