TEMPO.CO, Bandung - Gempa yang mengguncang kuat Kabupaten Banggai Laut, Sulawesi Tengah, Jumat, 12 April 2019, sempat menghebohkan karena diiringi peringatan dini potensi tsunami. Sekitar satu jam kemudian BMKG mengakhiri peringatan itu.
Baca: BMKG: Gempa Banggai dan Palu Punya Kesamaan
Baca: Setelah di Banggai, Gempa Getarkan Kolaka Utara Malam Ini
Baca: Gempa Magnitudo 6,9 di Banggai, Warga Mengungsi ke Gunung
“Peringatan dini potensi tsunami itu berdasarkan pemodelan,” kata Daryono, Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Jumat malam, 12 April 2019.
Hasil dari pantauan petugas dan kondisi di lapangan tidak terjadi ketinggian air permukaan laut yang signifikan. Menurut Daryono, potensi tsunami tidak terjadi sehingga peringatan dininya diakhiri pukul 19.47 pasca gempa pukul 18.40. “Sampai pukul 20.15 sudah terjadi 15 kali gempa susulan,” katanya.
Berdasarkan hasil analisa BMKG, gempa itu bermekanisme sesar geser (strike slip). “Diduga akibat pergerakan sesar lokal yang titik sumber gempanya di laut,” kata Daryono. Sumber gempa berada pada garis 1,90 lintang selatan dan 122,40 garis bujur.
Kekuatan gempa setelah pemutakhiran data BMKG menjadi magnitudo 6,8 dari informasi awal 6,9. Kedalaman sumber gempa juga menjadi 17 dari sebelumnya 10 kilometer. Jarak terdekat yaitu sejauh 85 kilometer barat daya Binggai Kepulauan, Sulawesi Tengah. “Dari 15 kali gempa susulan itu, yang paling besar bermagnitudo 5,6,” kata Daryono.
Sementara itu Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dalam keterangan tertulisnya menjelaskan bahwa wilayah yang berdekatan dengan pusat gempa bumi tersusun oleh batuan sedimen dan batuan malihan (batuan metamorf) berumur Pra Tersier. Batuan itu membentuk lajur sesar dengan lereng curam dan kebanyakan lapuk.
Batuan yang lapuk, urai, lepas, dan belum kompak (unconsolidated) itu dapat bersifat memperkuat guncangan gempa bumi. Berdasarkan lokasi pusat gempa bumi dan kedalamannya, “Gempa bumi diperkirakan berasosiasi dengan aktivitas sesar di daerah tersebut,” kata Kepala PVMBG Kasbani.
Gempa Banggai dirasakan di Sumalata dengan intensitas III MMI, Manado II MMI, Gorontalo II - III MMI, Kotamubagu III MMI, Poso, Morowali, Banggai dan Palu IV MMI, Kolaka Utara dan Toli-toli III-IV MMI, Kendari II-III MMI, Manado, Pinrang, Konawe dan Makassar II MMI.
Pos Pengamatan PVMBG di Gunung Colo, Lokon Mahawu, Ambang, dan Soputan melaporkan intensitas gempa berskala III MMI.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho lewat keterangan tertulis menyebutkan banyak warga di sekitar pesisir di luar Morowali yang mengungsi. Warga Luwuk di Kabupaten Banggai, warga Kabupaten Banggai Kepulauan, misalnya, menyelamatkan diri ke perbukitan.
Masyarakat dilaporkan panik dan berhamburan keluar rumah saat merasakan guncangan gempa yang kuat. Warga Kota Palu ikut merasakan guncangan gempa kuat selama 6 detik. “Guncangan gempa kuat juga dirasakan warga Luwu Timur selama 4 detik dan warga Banggai selama 6 detik,”katanya.
ANWAR SISWADI