Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hari Bumi 2019: 6 Fakta yang Mengkhawatirkan dari Bumi

image-gnews
Nelayan melintasi muara sungai yang tercemar sampah plastik di Pantai Satelit, Desa Tembokrejo, Muncar, Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat, 19 April 2019. Pemerintah mengajak semua pihak melakukan aksi pengurangan sampah plastik karena produksi sampah plastik di Indonesia telah mencapai 64 juta ton/tahun. ANTARA/Seno
Nelayan melintasi muara sungai yang tercemar sampah plastik di Pantai Satelit, Desa Tembokrejo, Muncar, Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat, 19 April 2019. Pemerintah mengajak semua pihak melakukan aksi pengurangan sampah plastik karena produksi sampah plastik di Indonesia telah mencapai 64 juta ton/tahun. ANTARA/Seno
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Peringatan Hari Bumi 2019 kali ini membawa perhatian terhadap penyakit Bumi karena hari demi hari kondisi lingkungan dunia semakin memburuk.

Ketika di satu sisi bencana, emisi global terus menghancurkan sifat dasar manusia, di sisi lain suara-suara baru meningkat untuk membawa gelombang revolusi baru bagi Bumi.

Dikutip laman newsd, kerusakan Bumi mengarah ke waktu mutlak untuk membentuk solusi dengan perubahan luas. Berikut adalah beberapa fakta yang paling menarik dan mengkhawatirkan tentang Bumi yang telah dipelajari:

1. Generasi muda saat ini menghadapi iklim yang mengerikan di masa depan

Remaja di bawah kelompok usia 18 tahun yang benar-benar bakal terguncang dengan kondisi iklim saat ini. Situasi lintasan saat ini nantinya akan menghangatkan planet dengan 4 derajat Celcius pada tahun 2100, suhu tersebut akan menghancurkan dunia dengan bencana seperti kekeringan, penyakit, dan kekurangan makanan.

Sebelumnya pada bulan lalu, siswa di 120 negara  melakukan mogok untuk menuntut  tindakan  tegas  terhadap perubahan iklim. Serangan revolusioner telah menjadi bagian dari gerakan aktivisme iklim yang dipimpin oleh kaum muda.

2. Meningkatnya plastik di lingkungan

Jumlah besar plastik telah ditemukan di beberapa tempat di perairan yang menyebabkan terganggunya kehidupan air dari hewan laut. Gunungan besar limbah non-biodegradable mengalir ke lautan, di mana plastik itu terurai menjadi potongan kecil dan terakumulasi di semua makhluk laut.

Dari jumlah yang begitu besar, hanya 9 persen dari plastik yang dapat didaur ulang. Bahkan pecahan kecil itu sekarang berada di bawah ancaman yang mengkhawatirkan.

3. Hidup jauh lebih berat dari yang dipikirkan

Pernahkah Anda berpikir tentang massa rata-rata semua hewan dan tumbuhan di bumi? Mungkin tidak, tapi beberapa ilmuwan brilian melakukan penelitian fantastis karena mereka telah menghitung bahwa bahkan makhluk terkecil di bumi pun memiliki bobot terbesar.

Misalnya, massa bakteri tunggal 1.100 kali lebih banyak dari massa semua manusia. Namun, soal fakta bahwa aktivitas manusia seperti perburuan, penggundulan hutan, dan lainnya telah secara dramatis mengurangi massa kehidupan di Bumi.

4. 90 spesies katak punah karena perubahan iklim

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Katak adalah spesies sentinel yang peka terhadap berbagai perubahan dalam lingkungannya, seperti suhu, curah hujan, dan hilangnya habitat. Jenis-jenis spesies ini memainkan peran penting sebagai predator dan juga mangsa di habitatnya.

Dikabarkan, tahun ini total 90 spesies katak telah punah karena perubahan iklim yang tidak merata dan memaksa 124 spesies lainnya untuk menurun lebih dari 90 persen.

5. Satwa liar menghilang, muncul, dan berevolusi

Di alam liar di mana beberapa spesies telah menghilang, ribuan spesies baru telah ditemukan yang muncul sebagai pengingat bahwa manusia masih  memiliki peluang untuk mengembangkan semua nuansa kehidupan di Bumi.

Mungkin ini bisa menjadi lebih sulit jika kondisi lingkungan tidak berubah, karena penyu mengalami perubahan dramatis dalam rasio jenis kelamin mereka  setelah kenaikan suhu yang tajam. Sebagai spesies yang merespon ke perubahan cepat menyebabkan di lingkungan mereka, dan menyaksikan hibrida baru muncul.

6. Lebih dari satu dekade tersisa untuk pemanasan global berlalu begitu saja

Menurut para ilmuwan terbaik dunia, hanya beberapa dekade yang tersisa untuk membatasi pemanasan global hingga 1,5 derajat Celcius. Satu-satunya solusi untuk menyingkirkan dari situasi bencana ini adalah untuk memotong emisi gas rumah kaca global.

Masyarakat dunia harus memiliki untuk mencapai pada nol emisi pada 2050 dan bahkan harus mulai mengurangi jumlah karbon dioksida di atmosfer baru agar dapat mencapai tujuan yang ditentukan. Jika tidak, jendela akan tertutup hingga 1,5 derajat Celcius dan manusia akan mengunci diri suasana yang panas.

Fakta tersebut adalah hal penting bagi masyarakat seluruh dunia untuk bangun dan mengadopsi langkah-langkah kecil. Tujuannya untuk membangkitkan minat dan merenungkan kompleksitas yang telah manusia ciptakan secara merugikan.

Masyarakat Bumi, harus menetapkan preseden yang kuat di mana generasi masa depan dapat berdiri dengan mudah dan untuk menghadapi masalah ini. Dan harus mengecilkan masalah seperti meningkatnya emisi global, naiknya permukaan laut dan banyak lagi menjadi solusi permanen.

Simak kabar terbaru tentang Hari Bumi 2019 hanya di kanal Tekno Tempo.co

NEWSD | GEEK 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Telkomsel Jaga Bumi Peringati Hari Bumi Sedunia

10 jam lalu

Telkomsel Jaga Bumi Peringati Hari Bumi Sedunia

Lebih dari 15 ribu pohon telah ditanam di 8 lokasi sepanjang tahun 2023 sebagai bagian dari program Telkomsel Jaga Bumi Carbon Offset. Selain itu, lebih dari 75 ribu pavement block dan 20 ribu phone holder diproduksi dari limbah plastik dan bekas cangkang kartu SIM melalui program Waste Management.


Pertamina Geothermal Energy Dorong Program Pengelolaan Sampah

2 hari lalu

Power plan PLTP Lumut Balai I, Semende Darat Laut beroperasi sejak 2019. Dari pembangkit milik PT. Pertamina Geothermal Energy area Lumut Balai, energi sebesar 55Mw dialirkan untuk menjaga sistem kelistrikan di Sumbagsel. TEMPO/Parliza Hendrawan
Pertamina Geothermal Energy Dorong Program Pengelolaan Sampah

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) melakukan berbagai inisiatif untuk menjaga lingkungan.


Hari Bumi 22 April, Ford Foundation Ingatkan Soal Keadilan Tata Kelola Tanah Adat

2 hari lalu

Aktivis lingkungan membentangkan poster saat aksi Hari Bumi di kawasan Dago Cikapayang, Bandung, Jawa Barat, 22 April 2024. Para aktivis lingkungan hidup dari Orang Muda Berkoalisi berkampanye sampah plastik dengan tema Bumi Pasundan Bebas Plastik Polutan. TEMPO/Prima mulia
Hari Bumi 22 April, Ford Foundation Ingatkan Soal Keadilan Tata Kelola Tanah Adat

Ford Foundation menilai Hari Bumi bisa menjadi momentum untuk mengingatkan pentingnya peran komunitas adat untuk alam.


Tantangan Besar Tema Hari Bumi 2024: Planet vs Plastics

3 hari lalu

Dua orang penyelam mengumpulkan sampah yang telah diambil dari dasar laut saat aksi bersih  pantai di Kota Ternate, Maluku Utara, Sabtu, 27 Januari 2024. Aksi yang digelar Gerakan Selamatkan Lingkungan Hidup yang melibatkan Polairud Polda Maluku Utara tersebut sebagai upaya melindungi ekosistem bawah laut dari pencemaran sampah sekaligus mengampanyekan laut bebas sampah plastik. ANTARA FOTO/Andri Saputra
Tantangan Besar Tema Hari Bumi 2024: Planet vs Plastics

Hari Bumi 2024 menyoroti masalah plastik, termasuk sampah plastik, dan mendorong aksi global melawan produksi plastik global yang tak terkendali.


8 Cara yang Bisa Dilakukan untuk Memperingati Hari Bumi

3 hari lalu

Ilustrasi Selamatkan Dunia dari Sampah Plastik. shutterstock.com
8 Cara yang Bisa Dilakukan untuk Memperingati Hari Bumi

Banyak cara yang bisa dilakukan untuk memperingati Hari Bumi dengan aktivitas yang menghargai dan melindungi planet ini. Berikut di antaranya.


Link 15 Twibbon Untuk Merayakan Hari Bumi, Perhatikan Cara Download dan Upluad

3 hari lalu

Massa dari berbagai Kelompok Pencinta Alam melakukan aksi damai untuk memperingatai Hari Bumi, di halaman gedung KPK, Jakarta, 22 April 2015. Dengan membawa spanduk raksasa yang berisi Petisi Kelestarian Bumi Indonesia dan dibubuhi ribuan tandatangan tersebut mereka mengingatkan bahwa Merusak Alam Itu Korupsi. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Link 15 Twibbon Untuk Merayakan Hari Bumi, Perhatikan Cara Download dan Upluad

Hari Bumi atau Earth Day pada 22 April dapat dirayakan dengan berbagai aktivitas termasuk meramaikan di media sosial lewat unggahan twibbon.


Kilas Balik Lahirnya Hari Bumi pada 22 April yang Ditetapkan Mulai 1970

3 hari lalu

Sejumlah penari menari pada peringatan Hari Bumi di Taman Hutan Raya Juanda, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis 22 April 2021. Tujuh orang penari yang berasal dari sanggar tari Bongkeng Art Space membawakan tarian alam selama tujuh jam tanpa henti untuk memperingati Hari Bumi. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Kilas Balik Lahirnya Hari Bumi pada 22 April yang Ditetapkan Mulai 1970

Kilas balik Hari Bumi yang lahir dari kepedulian Senator Amerika Serikat dan gerakan mahasiswa tahun 1970-an.


Banjir di Dubai Bukan Disebabkan Teknologi Hujan Buatan, Ini Penjelasan Peneliti BRIN

7 hari lalu

Mobil terjebak di jalan yang banjir setelah hujan badai melanda Dubai, di Dubai, Uni Emirat Arab, 17 April 2024. REUTERS/Rula Rouhana
Banjir di Dubai Bukan Disebabkan Teknologi Hujan Buatan, Ini Penjelasan Peneliti BRIN

Dubai terdampak badai yang langka terjadi di wilayahnya pada Selasa lalu, 16 April 2024.


Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

12 hari lalu

Anomali suhu udara permukaan untuk Maret 2024. Copernicus Climate Change Service/ECMWF
Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

Maret 2024 melanjutkan rekor iklim untuk suhu udara dan suhu permukaan laut tertinggi dibandingkan bulan-bulan Maret sebelumnya.


Waspada Dampak Penguapan Air Selama Kemarau, Diperkirakan Berlangsung di Jakarta dan Banten pada Juni-Agustus 2024

30 hari lalu

Warga beraktivitas di pinggir Waduk Cacaban, Kedung Banteng, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Selasa, 11 September 2018. Akibat musim kemarau tahun ini, volume air di salah satu waduk penyuplai di wilayah Pantura itu menyusut hingga lebih dari puluhan meter sehingga mengancam kekeringan, terutama persawahan di sejumlah wilayah itu. ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah
Waspada Dampak Penguapan Air Selama Kemarau, Diperkirakan Berlangsung di Jakarta dan Banten pada Juni-Agustus 2024

Fenomena penguapan air dari tanah akan menggerus sumber daya air di masyarakat. Rawan terjadi saat kemarau.