TEMPO.CO, Jakarta - Ilmuwan dari laboratorium Cornell University, Amerika Serikat, menciptakan sebuah mesin biomaterial menggunakan DNA sintesis. Dengan DNA sintesis mesin tersebut secara terus menerus bisa mengatur, merakit dan merestrukturisasi diri menyerupai manusia.
Laman sciencetimes, akhir pekan lalu menjelaskan bahwa mesin tersebut memiliki proses pertumbuhan dengan sel-sel jaringan biologis yang disebut peneliti sebagai metabolisme buatan. Namun, para ilmuwan belum siap untuk mengakui bahwa mereka telah menciptakan mesin seperti manusia.
Para ilmuwan telah melakukan segalanya dan secara terang-terangan mengklaim bahwa biomaterial metabolisme mereka masih hidup. Dalam penelitian, terlihat karakteristik kehidupan pada materi-perakitan-diri, organisasi, dan metabolisme.
Mesin organik yang direkayasa manusia ini mampu bergerak, menghabiskan sumber daya untuk energi, tumbuh, membusuk, dan berevolusi, lalu akhirnya mereka mati.
Karena kedengarannya mirip seperti hidup, profesor teknik biologi dan lingkungan di Fakultas Pertanian dan Ilmu Hayat di Cornell University, Dan Luo yang ikut penelitian, mengatakan bahwa dirinya mengenalkan konsep material baru.
"Kami mengenalkan konsep material baru yang menyerupai kehidupan manusia dengan ditenagai oleh metabolisme buatannya sendiri. Kami tidak membuat sesuatu yang hidup, tapi kami menciptakan material yang jauh lebih hidup," kata Dan Luo.
Namun, para ilmuwan tidak siap untuk mengklaim bahwa mereka telah menciptakan kehidupan. Menurut penelitian, mereka setara dengan organisme biologis yang kompleks seperti jamur.
Dan Luo menyatakan konstruksi bottom-up biomaterial dinamis yang didukung oleh metabolisme buatan, mewakili kombinasi biosintesis yang tidak dapat diubah dan proses perakitan disipatif atau non-konvensional.
Perilaku penggerak yang muncul, kata Dan Luo, menyerupai cetakan lendir yang diprogram dengan menggunakan model desain abstrak mirip sistem mekanik.
Tim Cornell University pada dasarnya menumbuhkan robot mereka sendiri menggunakan bahan bio berbasis DNA. Kemudian mengamati metabolisme sumber daya untuk energi, menyaksikan ketika mereka membusuk dan tumbuh, kemudian memprogram mereka untuk saling berlomba.
"Kami akan membuat mereka berkompetisi dalam kompetisi karaoke, tapi aplikasi Cornell juga mengesankan. Meski sulit dipercaya, tim ini sebenarnya baru saja mulai," ujar peneliti Shogo Hamada. "pada akhirnya, sistem dapat mengarah pada mesin yang mereproduksi sendiri seperti manusia".
Kabarnya pekerjaan tersebut masih dalam masa pengembangan, tapi implikasi dari mesin yang diproduksi sendiri secara organik adalah luar biasa. Dan perdebatan tentang apakah robot bisa hidup kemungkinan akan memiliki bab baru untuk dibahas segera.
Berita lain tentang robot dan DNA sintetis bisa Anda simak di Tempo.co.
SCIENCETIMES