TEMPO.CO, Jakarta - Tips dari Tempo yang diulas kali ini adalah tentang bagaimana membuat brand sukses selama Ramadan melalui media sosial Twitter. Twitter adalah tempat di mana percakapan menjadi lebih hidup selama bulan Ramadan.
Baca: Ramadan 2019, Baznas Targetkan Zakat Terkumpul Rp 9 Triliun
Dalam keterangan, Senin, 22 April 2019, Twitter melakukan survei terhadap 1.573 pengguna di Indonesia melalui platform Twitter pada Februari 2019 dan terhadap 174 pengguna aktif harian di Indonesia melalui panel daring pada April 2019. Berikut beberapa temuan sekaligus tips bagi pemilik brand dan pemasar dalam melakukan aktivasi Ramadan di Twitter:
1. Topik Ramadan mulai ramai dibicarakan sebulan sebelumnya
Pada 2018, terdapat 133 juta Tweet terkait Ramadan secara global, di mana 20 persennya berasal dari Indonesia. Percakapan seputar Ramadan di Twitter mulai meningkat sebulan sebelum Ramadan tiba. Saat ini, mayoritas Tweet adalah mengenai hari pertama Ramadan dan Lebaran.
Pemilik brand perlu mempertimbangkan untuk memulai kampanye di Twitter lebih awal. Tujuannya agar memaksimalkan interaksi dengan audiens serta meningkatkan penjualan selama Ramadan.
2. Topik pembicaraan berubah signifikan selama Ramadan
Topik percakapan di awal Ramadan berkisar tentang keluarga, puasa dan kegiatan ibadah. Namun, menjelang akhir bulan, percakapan berubah menjadi seputar mudik dan perayaan Hari Kemenangan.
Sebelum Matahari terbit pukul 04.00 WIB, volume Tweet mulai meningkat, dan mencapai puncaknya setelah waktu buka puasa, antara pukul 19.00-22.00 WIB. Periode ini adalah momen paling tepat untuk tetap terhubung dengan audiens ketika pengguna Twitter sangat aktif.
Tiga topik utama yang paling banyak dibicarakan di Twitter selama bulan Ramadan di Indonesia adalah: #Mudik, #Makanan, dan #Belanja.
3. Tetap terhubung selama Ramadan melalui media sosial