TEMPO.CO, Jakarta - Microsoft telah mengakui bahwa salah satu momok besar di zaman sekarang adalah aturan pengaturan ulang kata sandi. Dikutip laman CNET, Rabu, 24 April 2019, Microsoft mengakui bahwa aturan kata sandi kedaluwarsa tidak berguna bagi pengguna.
Baca: Kabel Bawah Laut Microsoft Facebook Catat Rekor Transfer Tercepat
Baca: Produk Microsoft untuk Mesin Perang Militer AS, Karyawan Protes
"Ketika manusia ditugaskan atau dipaksa untuk membuat kata sandi yang sulit diingat, dan terlalu sering, mereka akan menuliskannya di mana orang lain dapat melihatnya," ujar Principal Consultant with Microsoft Public Sector Services Aaron Margosis postingan blog-nya, kemarin.
Lebih buruk lagi, Margosis menulis, ketika orang dipaksa untuk mengubah kata sandi mereka, terlalu sering membuat perubahan kecil dan dapat diprediksi untuk kata sandi yang dipakainya atau bahkan mereka akan melupakannya. Tulisan tersebut mengenalkan seperangkat pengaturan keamanan dasar yang sedang dipertimbangkan oleh Microsoft.
Tujuannya adalah untuk direkomendasikan kepada perusahaan yang menggunakan perangkat lunak manajemen komputernya. Namun, Microsoft tidak hanya menarik fitur pengaturan ulang kata sandi, yang merupakan hal yang manusiawi untuk dilakukan. Karena pada akhirnya, masih tergantung pada tim teknologi perusahaan, apakah akan mendengarkan alasan atau terus hidup di Zaman Batu yang aman.
"Microsoft tidak mengubah rekomendasi tentang cara kami membuat kata sandi. Bahkan, perusahaan merekomendasikan perusahaan semakin melarang kata sandi buruk yang khas, dan memaksa karyawan untuk menggunakan otentikasi multifaktor," kata Margosis.
Tapi jangan salah, Microsoft, yang perangkat lunak Windows-nya menggerakkan hampir 80 persen komputer di dunia, akhirnya melihat petunjuk. "Kedaluwarsa password secara berkala adalah mitigasi kuno dan usang dengan nilai yang sangat rendah," tulis Margosis.
CNET | MICROSOFT BLOG