TEMPO.CO, Bandung - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merintis pemasangan rambu peringatan perdana di Indonesia soal keberadaan sesar atau patahan di lokasi langsung. Sesar Lembang utara Bandung menjadi lokasi pertama pemasangan rambu, Jumat, 26 April 2019.
Gempa Sesar Lembang Berpotensi Picu Likuifaksi Cekungan Bandung
“Kita sudah siapkan 30 tanda itu untuk dipasang selain cadangannya,” kata Deputi 1 Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BNPB Bernardus Wisnu Widjaja.
Menurut Wisnu, tujuan utama pemasangan rambu keberadaan Sesar Lembang adalah untuk sosialisasi sumber bahaya gempa. Informasi seperti itu sebelumnya hanya tersimpan sebagai peta.
Dalam bentuk peta digital pun orang dinilainya kesulitan menerjemahkan lokasi sumber bahaya gempa itu di mana. “Kurang berefek kalau tidak dipasang (rambu) di lapangan,” ujarnya di Bandung.
BNPB sudah memasang rambu itu di daerah Gunung Batu, Lembang, serta lokasi wisata Tebing Keraton, Dago utara Bandung. “Di Tebing Keraton bisa lihat view-nya. Tapi itu sebetulnya patahan, tegak lurus itu di situ,” kata Wisnu.
Selain memasang rambu, BNPB berencana melengkapi informasi lengkap soal Sesar Lembang di lokasi dengan teknologi QR Code. Warga atau pengunjung akan disuguhi penjelasan seperti profil sesar, gempa terakhirnya, dan kenapa bisa terjadi gempa. “Ini untuk pendidikan khususnya nanti untuk kaum milenial,” ujarnya.
BNPB berharap pemasangan rambu dan informasi sesar bisa memberi pemahaman yang lebih baik kepada masyarakat hingga tahu cara menghadapi ancaman gempa. Pihak lain seperti pengusaha wisata juga diminta menanggapi positif. “Jangan negatifnya, jangan ketakutannya. Semua ada solusinya,” kata Wisnu.
Dampak lain yang dikhawatirkan BNPB yaitu pencabutan atau penghilangan rambu Sesar Lembang. “Dampaknya macam-macam dari pemasangan tanda itu seperti harga tanah (sekitar rambu) akan turun,” ujarnya. BNPB, kata Wisnu, sudah punya rencana mengantisipasi upaya penolakan seperti itu.