Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ilmuwan Ungkap Hampir 200.000 Virus Baru Tersembunyi di Laut

image-gnews
Kapal Tara sedang melakukan ekspedisi meneliti virus di laut. (Dok.A. Deniaud Garcia/ Fondation Tara Ocean)
Kapal Tara sedang melakukan ekspedisi meneliti virus di laut. (Dok.A. Deniaud Garcia/ Fondation Tara Ocean)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Para peneliti mengungkap 195.728 virus baru yang ditemukan bersembunyi di lautan. Virus tersebut ditemukan selama ekspedisi kutub yang bertujuan mensurvei kehidupan laut.

Tips Teknologi: Memilih Anti Virus

Sebelumnya, peneliti telah mengetahui secara pasti sekitar 15.000 virus lautan. Dengan ditemukannya ratusan ribu virus baru tersebut menjadikan penelitian sebagai kesepakatan besar bagi pemahaman tentang Bumi.

"Virus adalah hal-hal kecil yang bahkan tidak dapat Anda lihat, tapi karena mereka hadir dalam jumlah yang sangat besar, mereka sangat berarti," kata salah satu peneliti, ahli mikrobiologi Matthew Sullivan dari Ohio State University, seperti dilansir laman sciencealert, akhir pekan lalu.

Para peneliti mengatakan temuan itu dapat memberikan pelajaran lebih banyak tentang segala sesuatu mulai dari evolusi kehidupan di planet ini hingga konsekuensi potensial dari perubahan iklim. Penelitian ini didasarkan pada sampel yang dikumpulkan antara 2009 dan 2013 oleh awak di atas kapal Tara.

Kapal Tara menghabiskan lebih dari satu dekade di atas air untuk menyelidiki ilmu samudera dan petunjuk yang dapat memberi petunjuk bagaimana dunia berkembang. "Kami telah mengembangkan peta distribusi yang mendasar bagi siapa saja yang ingin mempelajari bagaimana virus memanipulasi ekosistem. Ada banyak hal yang mengejutkan kami tentang temuan ini," kata Sullivan.

Meskipun sejumlah besar virus ditemukan, dan kompleksitas luas dari wilayah lautan dunia, tim peneliti mampu membagi virus menjadi lima zona ekologis yang berbeda. Semua kedalaman Arktik dan Antartika, dan tiga kedalaman Temperate yang berbeda, serta daerah tropis.

Faktanya, Samudra Arktik - tempat para peneliti tidak mengharapkan keanekaragaman hayati yang paling banyak - ternyata merupakan hotspot kehidupan yang tak terduga. Itu semua menambah pemahaman tentang bagaimana virus menyebar di planet ini.

"Memiliki peta baru di mana virus-virus ini berada dapat membantu kita memahami 'pompa' karbon laut dan, secara lebih luas, biogeokimia yang berdampak pada planet ini," tutur Sullivan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Para ilmuwan memperkirakan ada puluhan juta virus di lautan, banyak di antaranya mungkin ada di luar air, dan bahkan di tubuh manusia sendiri. Mampu mengidentifikasi mereka dapat mengajarkan lebih banyak tentang kehidupan itu sendiri, bukan hanya kehidupan di bawah air.

Untuk keperluan penelitian, serta menemukan virus baru yang ditemukan dalam sampel air dari kedalaman hingga 4.000 meter, para peneliti juga mengidentifikasi jenis baru dari menganalisis mikroba lain dan makhluk hidup yang telah membangun rumah di lautan. Penelitian ini dipublikaskan di Cell beberapa waktu lalu

"Model ekosistem lautan sebelumnya umumnya mengabaikan mikroba, dan jarang memasukkan virus, tapi kita sekarang tahu mereka adalah komponen penting untuk dimasukkan," kata Sullivan.

Kelengkapan penelitian baru juga penting karena membantu para ilmuwan lebih akurat menghitung keseimbangan oksigen dan karbon dioksida di atmosfer. Organisme laut membantu mendaur ulang oksigen, sementara lautan menyerap dan menyimpan banyak CO2.

Lebih banyak kehidupan di bawah permukaan air berarti lebih banyak CO2 dikonversi menjadi karbon organik dan biomassa, disimpan jauh di laut. 

Simak kabar terbaru dari penemuan baru tentang virus di laut hanya di kanal Tekno Tempo.co

SCIENCEALERT | CELL

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Waspada Demam Berdarah Menjelang Libur Hari Raya Idul Fitri

11 jam lalu

Ilustrasi demam berdarah dengue atau DBD. Pexels/Tima Miroscheniko
Waspada Demam Berdarah Menjelang Libur Hari Raya Idul Fitri

Seorang individu tidak hanya berisiko terkena demam berdarah dengue (DBD), tetapi juga berpotensi menyebarkan virus dengue apabila telah terinfeksi.


Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

1 hari lalu

Ilustrasi banjir. Dok. TEMPO/M. Iqbal Ichsan
Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

Leptospirosis adalah penyakit yang kerap muncul setiap musim hujan, terutama di daerah yang rawan banjir dan genangan air. Seberapa berbahaya?


Fase Kritis Pasien DBD yang Tak Boleh Diabaikan agar Tak Berujung Fatal

30 hari lalu

Pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Abdul Azis Syah Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, Aceh, Rabu, 11 Maret 2020. Kementerian Kesehatan mencatat jumlah kasus DBD di Indonesia telah menelan 100 korban meninggal dari total 16.099 kasus dalam periode Januari sampai dengan awal Maret 2020. ANTARA/Syifa Yulinnas
Fase Kritis Pasien DBD yang Tak Boleh Diabaikan agar Tak Berujung Fatal

Spesialis penyakit dalam menyebut pentingnya mewaspadai fase kritis pada pasien demam berdarah dengue (DBD). Perhatikan tiga fase berikut.


Jangan Cemas, Vaksin Tidak Sebabkan Autisme pada Anak

35 hari lalu

Petugas kesehatan meneteskan vaksin polio pada mulut anak balita saat pelaksanaan Sub Pekan Imunisasi Nasional (Sub PIN) Polio di Kota Madiun, Jawa Timur, Senin 19 Februari 2024. Imunisasi itu merupakan putaran kedua yang menyasar  kepada sekitar 18 ribu anak hingga usia delapan tahun di wilayah tersebut untuk memberikan kekebalan pada anak sekaligus upaya menanggulangi Kejadian Luar Biasa (KLB) polio menyusul penemuan kasus lumpuh layu di Pamekasan, Sampang Jawa Timur serta Klaten Jawa Tengah beberapa waktu lalu, dilaksanakan pada 19-25 Februari. ANTARA FOTO/Siswowidodo
Jangan Cemas, Vaksin Tidak Sebabkan Autisme pada Anak

Rumor vaksin dapat menyebabkan autisme pada anak tidak benar adanya. Dokter anak beri penjelasan.


90 Persen Kasus Diare Bayi dan Anak Disebabkan Rotavirus

35 hari lalu

Petugas kesehatan melakukan imunisasi pada balita saat pelayanan imunisasi Rotavirus (RV) di Posyandu Nirwana, Kecamatan Karang Tengah, kota Tangerang, Banten, Selasa, 15 Agustus 2023. Imuniasi yang diberikan pada bayi umur 2-4 bulan tersebut bertujuan untuk mencegah diare berat serta mengatisipasi terjadinya stunting. TEMPO/ Febri Angga Palguna
90 Persen Kasus Diare Bayi dan Anak Disebabkan Rotavirus

Rotavirus adalah penyebab terbanyak kasus diare pada bayi dan anak berusia di bawah 2 tahun, yaitu sebanyak 90 persen.


Macam-Macam Virus yang Perlu Anda Ketahui

36 hari lalu

Macam-macam Virus. freepik.com
Macam-Macam Virus yang Perlu Anda Ketahui

Virus merupakan organisme mikroskopis yang dapat menyebabkan infeksi dan mengakibatkan penyakit pada manusia serta makhluk hidup lainnya.


Cara Efektif Mencegah dan Mengobati Radang Tenggorokan pada Anak

40 hari lalu

Banyak cara dilakukan orang untuk meringankan radang tenggorokan, seperti berkumur dengan larutan air garam, atau mengonsumsi permen pelega tenggorokan. Namun, langkah itu hanya melegakkan tenggorokan.
Cara Efektif Mencegah dan Mengobati Radang Tenggorokan pada Anak

Seperti COVID 19, radang tenggorokan bisa menular melalui droplet.


Jenis-jenis Batuk yang Perlu Diketahui

5 Januari 2024

Ilustrasi batuk pilek. Shutterstock
Jenis-jenis Batuk yang Perlu Diketahui

Jenis batuk dapat dikategorikan berdasarkan lamanya terjangkit, kondisi tenggorokan, suara batuk, dan lainnya.


Kasus Covid-19 Bertambah, Hari Ini Terkonfirmasi 144 Kasus dan 4 Meninggal

21 Desember 2023

Ilustrasi Covid-19 varian Pirola. Shutterstock
Kasus Covid-19 Bertambah, Hari Ini Terkonfirmasi 144 Kasus dan 4 Meninggal

Kasus infeksi covid-19 mengalami peningkatan di Indonesia, berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan atau Kemenkes, sebanyak 486 kasus.


Amankah Berbagi Sabun Batang dengan Orang Lain?

21 Desember 2023

Ilustrasi sabun batangan. Foto: Freepik.com
Amankah Berbagi Sabun Batang dengan Orang Lain?

Orang yang berbagi sabun berisiko mengalami infeksi Staphylococcus aureus (MRSA) yang resisten terhadap Methisilin, yaitu infeksi Staph yang kebal antibiotik.