Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

PLTA Batangtoru Dinilai Ancam Kehidupan Orangutan Tapanuli

Reporter

Editor

Yudono Yanuar

image-gnews
Seekor spesies orangutan, Pongo tapanuliensis bersama anaknya, di hutan Batang Toru, Sumatera Utara, 2 November 2017. James Askew/Sumatran Orangutan Conservation Programme via AP
Seekor spesies orangutan, Pongo tapanuliensis bersama anaknya, di hutan Batang Toru, Sumatera Utara, 2 November 2017. James Askew/Sumatran Orangutan Conservation Programme via AP
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Yayasan Ekosistem Lestari (YEL) mengkhawatirkan orangutan terancam punah akibat dampak pembangunan bendungan PLTA Batangtoru, Tapanuli Selatan, yang bernilai Rp21 triliun.

PLTA Batangtoru Bantah Ancam Habitat Orangutan Tapanuli

Manager Harian Program Batang Toru Yayasan Ekosistem Lestari, Burhanuddin, melalui keterangan persnya yang diterima Rabu, 1 Mei 2019, menyebutkan bangunan PLTA Batang Toru yang dikerjakan PT North Sumatera Hydro Energi (NSHE)  dapat mengancam ekosistem Batangtoru yang memiliki berbagai ragam hayati baik flora dan fauna.

Pembangunan PLTA Batangtoru berkapasitas 510 Mega Watt (MW) dengan pembukaan jalan pembangunan bendungan, menurut dia, dapat mengakibatkan koridor atau perlintasan spesies langka orang utan dari blok Barat ke blok Timur dan blok Selatan terputus.

Terputusnya koridor tersebut juga dikhawatirkan dapat mengancam populasi dan perkembangbiakan orangutan yang diperkirakan jumlahnya sekitar 800 individu ini.

Ancaman lain dari PLTA Batangtoru, lanjutnya, terkait gempa dan rusaknya ekosistem Batangtoru yang memiliki keanekaragaman hayati baik flora dan fauna langka seperti raflesia, hutan, harimau Sumatera, tapir, rangkong bertanduk, dan lainnya.

"Bendungan PLTA berada dekat dengan daerah patahan tektonik dan apabila gempa dikhawatirkan kawasan sekitar terancam banjir yang berakibat fatal bagi kehidupan baik manusia maupun satwa liar di daerah tersebut," katanya.

YEL mengaku peduli terhadap lingkungan dan apa yang mereka perjuangkan tersebut bukan untuk kepentingan pribadi maupun kelompok tetapi semata untuk kepentingan semua pihak.

Dr Agus Djoko Ismanto, Senior Advisor LIngkungan PT NSHE kepada ANTARA, Rabu, menyatakan apa yang menjadi kekhawatiran pihak lembaga pemerhati lingkungan (YEL) terlalu berlebihan dan bahkan mengada-ada.

"Proyek strategis nasional PLTA Batangtoru yang mendorong energi baru terbarukan untuk mengurangi emisi karbon ini sudah melalui pengkajian yang matang dan ilmiah serta profesional," katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Untuk menjaga keberagaman hayati termasuk orangutan, PLTA Batangtoru yang berlokasi di areal penggunaan lain (APL) ini kerap melakukan koordinasi dengan BBKSDA dan Balai Litbang LHK.

Sesuai laporan sintesa hasil penelitian Balai Litbang dan Kehutanan Aek Nauli, Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi Kementerian LHK blok Timur orangutan ada sekitar 120-150 individu, blok Barat 360-400 individu, dan blok Selatan 15-27 individu.

Mengantisipasi dampak terhadap satwa liar seperti orangutan, NSHE melakukan langkah-langkah mitigasi di antaranya membangun jembatan arboreal untuk memfasilitasi satwa arboreal melintas areal terbuka akibat proyek.

Menurut Agus Djoko Ismanto, PLTA Batangtoru ini irit lahan atau memakai 0,9 persen atau 67,7 hektare lahan dari seluas 566,3 hektare dibebaskan dari total 7.000 hektare izin lokasi, berada pada tebing curam yang membentuk cekungan tajam seperti huruf "V".

Proyek ini juga menerapkan sistem run off river hydropower sehingga menampung air dalam jumlah banyak, namun air akan tetap mengalir ke hilir selama 24 jam, sehingga aliran sungai tidak terganggu dengan adanya bendungan, karena air akan tetap dilepas terus menerus.

Didiek Djawardi, tenaga ahli NSHE untuk desain bendungan, kegempaan dan terowongan juga mengatakan PLTA Batang Toru dibangun tidak di atas sesar dan dibangun untuk tahan gempa dengan mengadopsi praktik terbaik dari ketentuan nasional dan internasional terbaru.

"PLTA Batangtoru memiliki kajian-kajian gempa yang dipersyaratkan termasuk geologi dan geofisika, termasuk seismic hazard assesment dan seismic hazard analysis," kata Didiek.

Berita lain tentang orangutan di Batangtoru dapat Anda ikuti di Tempo.co.
 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Lestarikan Orangutan, UGM Jadi Tuan Rumah Roadshow Peduli Orangutan Tapanuli

27 Maret 2023

Direktur Yayasan Orangutan Sumatera Lestari-Orangutan Information Centre Fransisca Ariatiningsih memberikan pemaparan saat Road Show Kampanye Orangutan Tapanuli di Kampus UGM, Sleman, D.I Yogyakarta, Sabtu 25 Maret 2023. ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko
Lestarikan Orangutan, UGM Jadi Tuan Rumah Roadshow Peduli Orangutan Tapanuli

UGM menjadi tuan rumah Roadshow Peduli Orangutan Tapanuli, spesies baru orangutan yang ditemukan pada 2017.


Koalisi Masyarakat Kecam Pembubaran Paksa Diskusi tentang Orangutan Tapanuli

10 Maret 2023

Seekor spesies orangutan, Pongo tapanuliensis, di hutan Batang Toru, Sumatera Utara, 2 November 2017. aliveforfootball.com
Koalisi Masyarakat Kecam Pembubaran Paksa Diskusi tentang Orangutan Tapanuli

Koalisi Masyarakat Sipil Lingkungan Hidup bersama Organisasi Jurnalis Lingkungan SIEJ mengecam tindakan intimidasi berupa pembubaran paksa diskusi.


Nanda Jadi Kado Hari Orangutan Sedunia di Taman Safari Prigen

19 Agustus 2020

Bayi orangutan di Taman Safari Prigen Pasuruan Jawa Timur, Rabu 19 Agustus 2020. (Antara Jatim/Taman Safari Prigen/IS)
Nanda Jadi Kado Hari Orangutan Sedunia di Taman Safari Prigen

Orangutan dimanapun berada dicemaskan terdampak pandemi Covid-19 pada manusia.


Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Darth Vader Isopod dari Indonesia

14 Juli 2020

Staf dari National University Singapore (NUS) saat pertama kali menangkap Bathynomus raksasa saat ekspedisi (South Java Deep Sea) SJADES 2018 bersama Lembnaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Kredit: SJADES 2018
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Darth Vader Isopod dari Indonesia

Darth Vader Isopod ini ditemukan dalam survei pengambilan sampel laut dalam Ekspedisi Biodiversitas Laut Dalam Selatan Jawa.


Bayi Dibuang Orangutan Diselamatkan Warga di Kotawaringin

14 Juli 2020

Misran, warga Desa Kandan Kecamatan Kota Besi, Kabupaten Kotawaringin Timur, menyerahkan bayi orangutan yang ditemukannya saat memancing di Sungai Mentayan kepada Komandan Jaga BKSDA Kalteng Pos Sampit, Muriansyah, Senin 13 Juli 2020. ANTARA/HO
Bayi Dibuang Orangutan Diselamatkan Warga di Kotawaringin

Bayi orangutan berjenis kelamin jantan, usianya diperkirakan sekitar dua bulan. Kondisinya sehat.


BBKSDA Melepasliarkan Orangutan ke Taman Nasional Gunung Leuser

7 Juli 2020

Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara melepasliarkan orangutan Maria ke Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) Langkat. Kredit: ANTARA/HO-BBKSDA Sumatera Utara
BBKSDA Melepasliarkan Orangutan ke Taman Nasional Gunung Leuser

Orangutan ini diselamatkan BBKSDA pada 18 Juni 2020 di Desa Bukit Mas, Kecamatan Besitang, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.


Suaka Margasatwa Lamandau Sambut Bayi Orangutan Pertama di 2020

1 Juli 2020

Bayi orangutan Pancaran bersama induknya Pauline di kawasan Camp Pelepasliaran dan Pemantauan Gemini di Suaka Margasatwa Lamandau, Kalimantan Tengah. Kredit: ANTARA/HO-KLHK
Suaka Margasatwa Lamandau Sambut Bayi Orangutan Pertama di 2020

Pancaran merupakan bayi orangutan pertama yang lahir di Suaka Margasatwa Lamandau pada tahun 2020.


Tidur di Hutan, Makannya di Kebun, Orangutan Dibius Dievakuasi

30 Mei 2020

Orangutan saat menyantap buah-buahan usai dilepasliarkan oleh Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF) di desa Sei Gohong di Palangka Raya, provinsi Kalimantan Tengah, 3 Oktober 2019. REUTERS/Willy Kurniawan
Tidur di Hutan, Makannya di Kebun, Orangutan Dibius Dievakuasi

Orangutan itu diadukan setelah memanfaatkan kebun sebagai lokasi mencari sumber makanan sehari-hari.


Anies Ajak Warga Wisata Virtual Bersama Orangutan di IG Ragunan

30 Mei 2020

Anies Baswedan mengajak warga menyaksikan orangutan Sumatera dalam wisata virtual Taman Margasatwa Ragunan. Instagram/@aniesbaswedan
Anies Ajak Warga Wisata Virtual Bersama Orangutan di IG Ragunan

Anies Baswedan mengajak warga tonton orangutan secara live di Instagram Ragunan


COVID-19, Orangutan Harus Social Distancing dari Manusia

11 April 2020

Orangutan Sumatra (Pongo abelii) menggenggam tangan petugas, sebelum ditranslokasi, di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Senin, 16 Desember 2019. Foto: Johannes P. Christo
COVID-19, Orangutan Harus Social Distancing dari Manusia

Darurat kesehatan global COVID-19 juga mengancam kehidupan kerabat terdekat manusia yaitu kera besar.