Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Film Ini Ungkap Bagaimana Sistem Kekebalan Tubuh Membunuh Bakteri

image-gnews
Ilustrasi bakteri. reddit.com
Ilustrasi bakteri. reddit.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Untuk membunuh bakteri dalam darah, sistem kekebalan tubuh manusia bergantung pada sistem metrik atau nano yang membuka lubang mematikan pada target mereka. Nano-nano tersebut difilmkan beraksi dan menemukan hambatan utama dalam proses yang membantu melindungi sel-sel manusia sendiri.

Awas Bakteri dan Racun, Jangan Panasi Ulang 5 Makanan Ini

"Tampaknya nano-nano menunggu sebentar, dan memungkinkan calon korbannya untuk campur tangan jika itu adalah salah satu sel tubuh itu sendiri, bukan serangga penyerang, sebelum menangani pukulan mematikan," ujar peneliti nanoteknologi Edward Parsons dari University College London, seperti dikutip laman phys, Ahad, 5 Mei 2019.

Penelitian yang dipublikasikan di Nature Communications, memberikan pemahaman tentang bagaimana sistem kekebalan membunuh bakteri dan mengapa sel manusia tetap utuh. Ini dapat memandu pengembangan terapi baru yang memanfaatkan sistem kekebalan tubuh melawan infeksi bakteri.

Selain itu sebagai strategi yang mengubah sistem kekebalan tubuh untuk bertindak melawan sel-sel jahat lain dalam tubuh. Dalam penelitian sebelumnya, ilmuwan mencitrakan tanda serangan pada bakteri hidup, dan menunjukkan bahwa respons sistem kekebalan tubuh menghasilkan 'lubang peluru' yang menyebar ke seluruh sel bakteri.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Lubang-lubangnya sangat kecil dengan diameter hanya 10 nanometer," kata Parsons. "Dalam penelitian ini, ilmuwan meniru bagaimana lubang mematikan ini dibentuk oleh kompleks serangan membran (MAC) menggunakan model permukaan bakteri".

Dengan melacak setiap langkah prosesnya, mereka menemukan bahwa tak lama setelah setiap lubang mulai terbentuk, proses terhenti, menawarkan pengulangan untuk sel-sel tubuh sendiri. Untuk memfilmkan sistem kekebalan yang bekerja pada resolusi nanometer dan beberapa detik per frame, para ilmuwan menggunakan mikroskop kekuatan atom.

Jenis mikroskop ini menggunakan jarum ultrafine untuk merasakan dari pada melihat molekul di permukaan, mirip dengan orang buta yang membaca Braille. Jarum berulang kali memindai permukaan untuk menghasilkan gambar yang menyegarkan, melacak bagaimana protein kekebalan berkumpul dan memotong ke permukaan bakteri.


PHYS | NATURE COMMUNICATION

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pakar Ingatkan Bahaya Main Ponsel di Toilet

6 hari lalu

Ilustrasi pria menggunakan ponsel di toilet. buzznigeria.com
Pakar Ingatkan Bahaya Main Ponsel di Toilet

Penelitian menyebut kebiasaan main ponsel di toilet tentu saja tidak baik karena membuat tubuh lebih mudah terpapar bakteri dan kuman berbahaya.


Olahraga 15 Menit Sehari Bantu Tingkatkan Daya Tahan Tubuh

10 hari lalu

Ilustrasi perempuan olahraga di gym. Foto: Freepik.com/Jcomp
Olahraga 15 Menit Sehari Bantu Tingkatkan Daya Tahan Tubuh

Ternyata olahraga ringan selama 15 menit dapat meningkatkan kekebalan dengan meningkatkan kadar sel pembunuh alami bernama raising natural killer (NK)


Awas, Ini Tempat yang Diklaim Paling Berkuman di Kantor

18 hari lalu

Ilustrasi wanita bekerja di kantor. shutterstock.com
Awas, Ini Tempat yang Diklaim Paling Berkuman di Kantor

Beberapa titik bisa menjadi tempat berkumpulnya kuman dan bakteri di kantor sehingga Anda harus selalu menjaga kebersihan diri setelah menyentuhnya.


Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

23 hari lalu

Ilustrasi banjir. Dok. TEMPO/M. Iqbal Ichsan
Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

Leptospirosis adalah penyakit yang kerap muncul setiap musim hujan, terutama di daerah yang rawan banjir dan genangan air. Seberapa berbahaya?


Alasan Pengobatan TBC pada Anak Harus Tuntas

23 hari lalu

Ilustrasi obat Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Alasan Pengobatan TBC pada Anak Harus Tuntas

Anak penderita TBC harus menjalani pengobatan sampai tuntas agar bakteri penyebab infeksi bisa dibasmi sampai habis.


Ragam Makanan yang Dibutuhkan Sistem Imun Sehat

28 hari lalu

Ilustrasi kubis. Unsplash.com/Isara Somboon
Ragam Makanan yang Dibutuhkan Sistem Imun Sehat

Kurang gizi adalah penyebab paling umum sistem imun yang buruk. Berikut 10 jenis makanan yang mudah didapat dan sangat membantu kesehatan imun.


5 Manfaat Minum Air Kelapa Hijau saat Berbuka Puasa

31 hari lalu

Ilustrasi kelapa muda (Pixabay.com)
5 Manfaat Minum Air Kelapa Hijau saat Berbuka Puasa

Tidak hanya segar, air kelapa hijau juga memiliki sejumlah manfaat yang signifikan bagi kesehatan tubuh.


5 Tips Menjaga Kekebalan Tubuh Saat Puasa Ramadan dalam Cuaca Ekstrem

32 hari lalu

Ilustrasi Sahur. Shutterstock
5 Tips Menjaga Kekebalan Tubuh Saat Puasa Ramadan dalam Cuaca Ekstrem

Di tengah cuaca ekstrem, penting bagi umat untuk mengambil langkah-langkah yang tepat guna menjaga kekebalan tubuh selama puasa Ramadan.


5 Cara Menjaga Kesehatan di Musim Pancaroba

51 hari lalu

Cuaca Ekstrem Picu Petir, BMKG: Tersebab Musim Pancaroba
5 Cara Menjaga Kesehatan di Musim Pancaroba

BMKG mengimbau masyarakat untuk mewaspadai musim pancaroba karena menyertakan cuaca ekstrem seperti hujan lebat singkat hingga angin kencang.


Bekukan Celana Jins untuk Usir Bakteri dan Bau tanpa Dicuci, Mitos atau Fakta?

52 hari lalu

Ilustrasi celana jeans. hollister.com
Bekukan Celana Jins untuk Usir Bakteri dan Bau tanpa Dicuci, Mitos atau Fakta?

Membekukan celana jins di dalam freezer diklaim bisa membuatnya segar dan bebas bau tak sedap tanpa perlu dicuci. Bagaimana faktanya?