Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ekosistem Buruk, Sejuta Spesies Hewan dan Tumbuhan Terancam Punah

Reporter

Editor

Erwin Prima

image-gnews
Para ilmuwan melepaskan ikan-ikan kecil di dekat habitat buatan 'Biohut' di dasar perairan Marseille, Prancis, 4 Oktober 2017. Melalui teknik tersebut, para ilmuwan berharap dapat mempromosikan keanekaragaman hayati laut Prancis. AFP FOTO / BORIS HORVAT
Para ilmuwan melepaskan ikan-ikan kecil di dekat habitat buatan 'Biohut' di dasar perairan Marseille, Prancis, 4 Oktober 2017. Melalui teknik tersebut, para ilmuwan berharap dapat mempromosikan keanekaragaman hayati laut Prancis. AFP FOTO / BORIS HORVAT
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Laporan terbaru dari Platform Sains-Kebijakan Antarpemerintah tentang Keanekaragaman Hayati dan Ekosistem (the Intergovernmental Science-Policy Platform on Biodiversity and Ecosystem Services/IPBES) menyebut sekitar 1.000.000 spesies hewan dan tumbuhan semakin terancam punah dalam beberapa dekade.

Baca: Terungkap, Katak Spesies Baru: Leptophryne javanica

Ringkasan laporan terbaru yang disetujui pada sesi ke-7 Pleno IPBES yang berlangsung pada 29 April hingga 4 Mei 2019 di Paris, Prancis, tersebut berdasarkan peninjauan sistematis sekitar 15.000 sumber ilmiah dan pemerintah. Laporan tersebut, untuk pertama kalinya juga menggambarkan pengetahuan masyarakat adat dan lokal, khususnya masalah yang relevan dengan keberadaan dan kondisi mereka.

Ketua IPBES Sir Robert Watson dalam keterangan tertulis diterima Antara di Jakarta, Senin, 6 Mei 2019, mengatakan bukti luar biasa dari Penilaian Global IPBES, dari berbagai bidang pengetahuan yang berbeda telah menghadirkan gambaran yang tidak menyenangkan.

“Kesehatan ekosistem tempat kita dan semua spesies lain bergantung hidup memburuk lebih cepat daripada sebelumnya. Kita mengikis fondasi ekonomi, mata pencaharian, keamanan pangan, kesehatan dan kualitas hidup kita di seluruh dunia,” katanya.

Prof Sandra Díaz dari Argentina yang ikut memimpin penilaian dengan Prof Josef Settele dari Jerman dan Prof Eduardo S Brondízio dari Brasil dan AS mengatakan kontribusi keanekaragaman hayati dan alam bagi manusia adalah warisan bersama dan “jaring pengaman” yang mendukung kehidupan manusia. Namun “jaring” tersebut sudah merenggang hampir mencapai titik puncaknya.

"Keragaman dalam spesies, antara spesies dan ekosistem, serta banyak kontribusi mendasar yang kita peroleh dari alam, menurun dengan cepat, meskipun kita masih memiliki kesempatan untuk memastikan masa depan yang berkelanjutan bagi manusia dan planet ini,” ujar dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kelimpahan rata-rata spesies asli di sebagian besar habitat berbasis daratan telah berkurang setidaknya 20 persen, sebagian besar terjadi sejak 1900. Lebih dari 40 persen spesies amfibi, hampir 33 persen karang pembentuk terumbu dan lebih dari sepertiga dari semua mamalia laut juga terancam.

Gambaran kurang jelas untuk spesies serangga, tetapi bukti yang tersedia mendukung perkiraan sementara 10 persen terancam. Setidaknya 680 spesies vertebrata telah punah sejak abad ke-16 dan lebih dari sembilan persen dari semua mamalia jinak yang digunakan untuk pangan dan pertanian telah punah pada 2016, dengan setidaknya 1.000 jenis lain masih terancam.

Ekosistem, spesies, populasi satwa liar, varietas lokal dan jenis tumbuhan dan hewan peliharaan menyusut, memburuk dan menghilang. Kehilangan ini sebagai dampak langsung dari aktivitas manusia dan merupakan ancaman langsung terhadap kesejahteraan manusia di semua wilayah di dunia, kata Prof Settele.

Laporan ini juga memberitahukan bahwa belum terlambat untuk membuat perubahan, tetapi hanya jika dimulai dari sekarang di setiap tingkatan lokal hingga global, ujar Watson.

Melalui perubahan transformatif, alam masih dapat dilestarikan, dipulihkan, dan digunakan secara berkelanjutan, ini juga merupakan kunci untuk memenuhi sebagian besar tujuan global lainnya. “Dengan perubahan transformatif, yang kami maksud adalah reorganisasi mendasar dan sistem secara luas di seluruh faktor teknologi, ekonomi dan sosial, termasuk paradigma, tujuan, dan nilai-nilai,” ujar Watson.

Simak artikel lainnya tentang spesies terancam punah di kanal Tekno Tempo.co.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Inilah 5 Alasan Kucing Takut Air

23 hari lalu

Ilustrasi kucing (Pixabay)
Inilah 5 Alasan Kucing Takut Air

Ada beberapa hal yang membuat kucing takut dengan air. Salah satunya karena sifat genetik yang dibawa dari nenek moyang spesiesnya.


Cara BRIN Meneliti Jejak Harimau Jawa di Sukabumi, Spesies yang Dikategorikan Punah Selama 40 Tahun

24 hari lalu

Harimau Sumatera (Panthera Tigris Sumatrae) beraktivitas di kandangnya di Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) atau Solo Zoo, Solo, Jawa Tengah, Rabu, 3 Juni 2020. Kredit: ANTARA FOTO/Maulana Surya
Cara BRIN Meneliti Jejak Harimau Jawa di Sukabumi, Spesies yang Dikategorikan Punah Selama 40 Tahun

Peneliti BRIN menelisik DNA pada temuan rambut yang diduga milik Harimau Jawa, hewan yang dkategorikan punah sejak puluha tahun lalu.


Apa Saja Gejala Antraks yang Diduga Serang Belasan Warga Sleman?

35 hari lalu

Tim Reaksi Cepat BPBD Gunungkidul melakukan penyemprotan dekontaminasi bakteri antraks di Padukuhan Jati, Candirejo, Semanu, Gunungkidul, DI Yogyakarta, Jumat 7 Juli 2023. Penyemprotan tersebut untuk mencegah meluasnya penularan penyakit antraks setelah satu orang meninggal dunia dan 87 warga Candirejo positif setelah mengkonsumsi daging sapi yang terpapar antraks. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
Apa Saja Gejala Antraks yang Diduga Serang Belasan Warga Sleman?

Belasan warga menunjukkan gejala antraks setelah mengkonsumsi daging sapi. Daging sapi tersebut diduga terkontaminasi antraks.


Mengenal 15 Organel Sel Hewan dan Fungsi-fungsinya

57 hari lalu

Sel-sel pada Hewan. freepik.com
Mengenal 15 Organel Sel Hewan dan Fungsi-fungsinya

Kenali 15 organel sel pada hewan beserta fungsi-fungsinya. Simak selengkapnya di artikel berikut.


India Lepaskan Burung Merpati yang Dikira Mata-mata Cina

5 Februari 2024

Burung merpati. Sxc.hu/Rajshekhar Ratrey
India Lepaskan Burung Merpati yang Dikira Mata-mata Cina

Seekor burung merpati yang diduga menjalankan operasi mata-mata untuk Cina, dilepaskan otoritas India setelah delapan bulan ditahan


Waspada 7 Hewan Ini Kerap Menyusup ke Dalam Rumah Saat Musim Hujan, Begini Cara Mencegahnya

31 Januari 2024

Geophilus hades, atau lipan dari neraka. Live Science
Waspada 7 Hewan Ini Kerap Menyusup ke Dalam Rumah Saat Musim Hujan, Begini Cara Mencegahnya

Saat musim hujan, rumah bisa dimasuki hewan.


Hewan di Kebun Binatang Rafah Gaza Kelaparan

19 Januari 2024

Seorang anak Palestina menggendong seekor anjing dalam sebuah pameran hewan peliharaan di Gaza City, 2 Juni 2021. Xinhua/Rizek Abdeljawad
Hewan di Kebun Binatang Rafah Gaza Kelaparan

Hewan-hewan yang masih tersisa di kebun binatang Rafah Zoo, berisiko tinggi mengalami kelaparan karena kekurangan makanan


Mengenali 5 Jenis Serigala di Berbagai Negara

15 Januari 2024

Ras anjing serigala Cekoslowakia ini dikembangkan sebagai anjing penyerang untuk kegunaan dalam Operasi Khas ketentaraan yang dilakukan oleh Tentara Cekoslowakia, tetapi kemudian juga digunakan dalam pencarian dan penyelamatan, pelacakan, penggembalaan, ketangkasan, kepatuhan, dan pemburuan. Harga anjing yang memiliki berat normal sekitar 26 kg dan tinggi sekitar 65 sentimeter ini bisa mencapai 80 hingga 133 juta rupiah. luxxory.com
Mengenali 5 Jenis Serigala di Berbagai Negara

Serigala abu-abu tergolong hewan liar besar


Mengenal Walabi, Mamalia Endemik Khas dari Papua yang Terancam Punah

12 Januari 2024

Seekor walabi memakan wartel yang disebar oleh petugas Staf Taman Nasional dan Layanan Margasatwa NSW dari atas helikopter di sekitar Taman Nasional Wollemi dan Yengo, yang terdampak kebakaran hutan di New South Wales, Australia, 11 Januari 2020. NSW DPIE Environment, Energy and Science/Handout via REUTERS
Mengenal Walabi, Mamalia Endemik Khas dari Papua yang Terancam Punah

Papua memiliki kanguru asli Papua yang keberadaannya sudah terancam punah. Orang Papua menyebutnya "saham", kita mengenal dengan sebutan walabi.


Selamatkan Nyawa Hewan, Pentingnya Mengecek Kolong Mobil sebelum Berkendara

10 Januari 2024

Ilustrasi kucing di kolong mobil. Shutterstock
Selamatkan Nyawa Hewan, Pentingnya Mengecek Kolong Mobil sebelum Berkendara

Para pengemudi diminta untuk selalu mengecek kolong mobil sebelum berkendara. Jangan sampai Anda melindas hewan tak berdosa.