TEMPO.CO, Jakarta - Huawei telah menyadari kemungkinan menjadi musuh bagi pemerintah Amerika Serikat selama bertahun-tahun. Bos divisi konsumen Huawei Richard Yu baru-baru ini mengungkapkan bahwa mereka mengembangkan alternatifnya sendiri untuk Android dan Windows.
Baca: Diboikot AS, Huawei Dikabarkan Siapkan Komponen untuk Setahun
Baca: Bisnis Smartphone Huawei Akan Hancur Tanpa Google Android?
"Di sisi mobile, itu bisa menjadi alternatif dari AOSP Android atau sistem operasi yang sama sekali baru, dibangun dari awal. Dalam kedua kasus tersebut, Huawei akan memiliki perjuangan besar untuk meyakinkan pengembang aplikasi mana pun untuk membangun aplikasi untuk platform terpisah," ujar Ricard Yu, seperti dilansir The Verge, Senin, 20 Mei 2019.
Jika Amazon, dengan segala pengaruhnya, tidak bisa melakukannya untuk Amazon App Store di Android, Huawei bakal memiliki peluang lebih kecil. Pengembang aplikasi rasional hampir tidak akan berduyun-duyun ke platform baru yang lahir dari kesulitan dan didorong ke pusaran konflik politik.
Ini menempatkan Huawei menjadi produsen smartphone yang berani pada situasi tersebut. Tanggapan resmi Huawei adalah menggarisbawahi kontribusinya terhadap popularitas global Android, meyakinkan pemilik ponsel Huawei dan Honor saat ini bahwa mereka akan terus menerima pembaruan keamanan.
Selain itu, Huawei juga berjanji untuk terus membangun ekosistem perangkat lunak yang berkelanjutan. Sementara mengenai ponsel lipat Huawei Mate X, perusahaan disarankan untuk menunda melepaskannya sampai ponsel Android sepenuhnya dipulihkan.
Hal terbaik dari situasi saat ini, yang mungkin dianggap paling mungkin jika bukan karena volatilitas kepemimpinan AS saat ini, adalah bahwa Cina dan AS mencapai perjanjian perdagangan baru yang memperbaiki hubungan dan memberikan Huawei kelonggaran dari semua ini.
Untuk memiliki bisnis smartphone yang sehat, Huawei membutuhkan dukungan Android Google. Google juga mendapat manfaat besar dari laju inovasi Huawei yang luar biasa, dan jangan lupa bahwa bisnis iPhone Apple benar-benar dibangun di Cina.
Setiap insentif yang masuk akal mendorong AS dan Cina untuk berkolaborasi. Namun, Presiden AS tampaknya berniat melakukan permainan yang cukup gila. Jadi apa yang terjadi jika permusuhan perdagangan AS-Cina tidak membaik? Upaya sistem operasi in-house Huawei akan berlipat ganda, dan, apakah OS itu lengkap atau tidak, mungkin akan terlihat pada flagship perusahaan berikutnya.
Menjual ponsel Android dengan cara lama bukanlah pilihan jika tanpa Google sebagai kolaborator. Eksternalitas yang tidak diinginkan adalah bahwa sejumlah besar orang di seluruh Eropa dan Asia, yang mungkin benar mengharapkan setidaknya pembaruan versi OS Android lainnya, akan menemukan perangkat lain yang lebih mudah digunakan.
Samsung akan menjadi salah satu dari sedikit penerima manfaat dari konfrontasi ini, yang telah kehilangan pangsa pasar ke Huawei di seluruh pasar telepon global.
Simak kabar terbaru perseteruan Huawei dan Google hanya di kanal Tekno Tempo.co
THEVERGE | GSMARENA