Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Penemuan Es di Mars Membuka Jendela Sejarah Planet Merah

image-gnews
Ilustrasi permukaan Mars tertutup lautan pada miliaran tahun lalu. Kredit: NASA/GSFC
Ilustrasi permukaan Mars tertutup lautan pada miliaran tahun lalu. Kredit: NASA/GSFC
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Para ilmuwan dari University of Texas di Austin dan University of Arizona menemukan lapisan es yang terkubur satu mil di bawah kutub utara Mars. Menurut penelitian, es tersebut adalah sisa-sisa lapisan es kutub kuno dan bisa menjadi salah satu reservoir air terbesar di planet itu.

Baca juga: Dahulu Mars Tergenang Air, Ke Mana Hilangnya?

"Kami tidak berharap menemukan es sebanyak ini di sini," kata ketua tim peneliti Stefano Nerozzi dari Institut Texas untuk Geofisika (UTIG). "Itu mungkin membuatnya menjadi reservoir air terbesar ketiga di Mars setelah es di kutub."

Laman Phsy, Rabu, 22 Mei 2018, mengabarkan tim menggunakan pengukuran yang dikumpulkan oleh Shallow Radar (SHARAD) di Mars Reconnaissance Orbiter (MRO) NASA. SHARAD memancarkan gelombang radar yang dapat menembus hingga satu setengah mil di bawah permukaan Mars.

Temuan yang diterbitkan pada 22 Mei di Geophysical Research Letters ini cukup penting, karena lapisan es adalah catatan iklim masa lalu di Mars. Mempelajari geometri dan komposisi lapisan-lapisan ini dapat memberi tahu ilmuwan apakah kondisi iklim sebelumnya menguntungkan bagi kehidupan.

Tim menemukan lapisan pasir dan es  mengandung 90 persen air di beberapa tempat. Jika meleleh, es kutub akan setara dengan genangan air sedalam 1,5 meter di permukaan Mars.

Salah seorang peneliti Jack Holt, profesor di Laboratorium Lunar & Planetary University of Arizona, mengatakan bahwa penelitian ini memberikan wawasan baru dan penting tentang pertukaran es antara kutub dan kawasan di bawahnya.

"Penelitian sebelumnya mengkonfirmasi keberadaan gletser yang tersebar luas, juga menggunakan instrumen SHARAD," ujar Holt, seperti dilaporkan laman Phsy.

Holt, yang juga seorang profesor riset selama 19 tahun sebelum bergabung dengan Universitas Arizona pada 2018, telah menjadi peneliti bersama SHARAD sejak pesawat ruang angkasa tiba di Mars pada 2006.

"Anehnya, total volume air yang terkunci di endapan kutub ini kira-kira sama dengan semua es yang diketahui ada di gletser," tutur Holt. "Dan lapisan es yang terkubur pada garis lintang lebih rendah di Mars, dan mereka kira-kira seusia."

Para peneliti menduga lapisan terbentuk ketika es menumpuk di kutub selama zaman es di Mars. Setiap kali planet itu menghangat, sisa dari lapisan es menjadi tertutup oleh pasir, yang melindungi es dari radiasi matahari dan mencegahnya menguap ke atmosfer.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bagian besar temuan itu dikuatkan oleh penelitian menggunakan data gravitasi, bukan radar, yang dilakukan oleh para peneliti di Universitas Johns Hopkins. Salah satunya Nerozzi. Makalahnya telah diterbitkan secara bersamaan dalam Geophysical Research Letters.

Nerozzi mengatakan bahwa mempelajari catatan glasiasi kutub masa lalu ini dapat membantu menentukan apakah Mars pernah dihuni. "Memahami berapa banyak air yang tersedia secara global versus apa yang terperangkap di kutub adalah penting jika Anda akan meneliti air di Mars," kata Nerozzi.

Para ilmuwan telah lama mengetahui tentang peristiwa gletser di Mars, yang didorong oleh variasi dalam orbit dan kemiringan planet itu. Selama sekitar 50.000 tahun, Mars condong ke Matahari sebelum secara bertahap kembali ke posisi tegak, seperti puncak berputar yang goyah.

Saat planet berputar tegak, ekuator menghadap Matahari, memungkinkan lapisan es kutub tumbuh. Saat planet miring, lapisan es turun, mungkin lenyap seluruhnya. Sampai sekarang, para ilmuwan berpikir bahwa lapisan es kuno hilang.

Makalah ini menunjukkan bahwa sebenarnya sisa-sisa lapisan es yang signifikan telah bertahan di bawah permukaan planet ini, terperangkap dalam pita es dan pasir, seperti lapisan pada kue.

"Anda dapat memiliki semua kondisi yang tepat untuk kehidupan, tetapi jika sebagian besar air dikurung di kutub, maka akan sulit untuk memiliki jumlah air cair yang cukup di dekat khatulistiwa," ujar Nerozzi.

Berita lain tentang Planet Mars dan penelitian luar angkasa lain bisa Anda simak di Tempo.co

PHYS | GEOPHYSICAL RESEARCH LETTER

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kepala OIKN Klaim Pembangunan IKN Bawa Manfaat untuk Semua Pihak, Bagaimana Faktanya?

10 hari lalu

Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN), Bambang Susantono saat mengikuti rapat dengar pendapat dengan Komisi II DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 18 Maret 2024. Rapat tersebut beragendakan perkenalan Kepala Otorita IKN beserta jajarannya dan pemaparan progres pembangunan IKN. TEMPO/M Taufan Rengganis
Kepala OIKN Klaim Pembangunan IKN Bawa Manfaat untuk Semua Pihak, Bagaimana Faktanya?

Kepala Badan Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Bambang Susantono klaim bahwa pembangunan IKN akan membawa manfaat bagi semua pihak.


Jutaan Orang Terpukau Gerhana Matahari Total di Amerika Utara

11 hari lalu

Gerhana matahari total terlihat di Dallas, Texas, AS, 8 April 2024. NASA/Keegan Barber
Jutaan Orang Terpukau Gerhana Matahari Total di Amerika Utara

Cerita orang-orang yang menikmati dan berburu fenomena gerhana matahari total di Amerika Utara. Tetap terpukau meski sebagian terganggu awan.


Perburuan Korona Saat Gerhana Matahari Total Hari Ini Kerahkan Pesawat Jet NASA

12 hari lalu

Pesawat jet riset WB-57 milik NASA. Foto: NASA
Perburuan Korona Saat Gerhana Matahari Total Hari Ini Kerahkan Pesawat Jet NASA

Para peneliti matahari telah menunggu bertahun-tahun untuk momen 4 menit gerhana matahari total di Amerika pada Senin pagi-siang ini waktu setempat.


6 Atraksi Wisata yang Disiapkan untuk Melihat Gerhana Matahari Total

12 hari lalu

Fenomena gerhana matahari total saat terlihat dikawasan Las Grutas, provinsi Rio Negro, Argentina, 14 Desember 2020. Gerhana matahari total dapat terlihat di Amerika Selatan, khususnya di wilayah Cile dan Argentina. REUTERS/Chiwi Giambirtone
6 Atraksi Wisata yang Disiapkan untuk Melihat Gerhana Matahari Total

Gerhana matahari total akan terjadi pada 8 Maret 2024


Fakta-fakta Ihwal Gerhana Matahari Total 8 April 2024

12 hari lalu

Penampakan Gerhana Matahari Total yang diamati dari Pantai Airleu, Com, Distrik Lautem, Timor Leste, Kamis 20 April 2023. FOTO : Observatorium Astronomi ITERA Lampung  atau OAIL
Fakta-fakta Ihwal Gerhana Matahari Total 8 April 2024

Gerhana matahari total akan dimulai di Sinaloa Meksiko, dan kemudian bergerak menuju arah timur laut, melewati Texas, menyeberangi 15 negara bagian AS


Mitos dan Fakta dalam Gerhana Matahari

13 hari lalu

Penampakan Gerhana Matahari Total yang diamati dari Pantai Airleu, Com, Distrik Lautem, Timor Leste, Kamis 20 April 2023. FOTO : Observatorium Astronomi ITERA Lampung  atau OAIL
Mitos dan Fakta dalam Gerhana Matahari

Gerhana matahari ini dimulai di Sinaloa, Meksiko dan bergerak arah timur laut, ke Texas, dan melintasi 15 negara bagian AS sebelum berakhir di Kanada


Inilah Wilayah yang Akan Terjadi Gerhana Matahari Total 8 April 2024

13 hari lalu

Penampakan Gerhana Matahari Total yang diamati dari Pantai Airleu, Com, Distrik Lautem, Timor Leste, Kamis 20 April 2023. FOTO : Observatorium Astronomi ITERA Lampung  atau OAIL
Inilah Wilayah yang Akan Terjadi Gerhana Matahari Total 8 April 2024

NASA telah mengumumkan akan terjadi gerhana matahari total pada 8 April 2024. Berikut lokasinya.


4 Fakta Gerhana Matahari 8 April, Jadi Pembatas Akhir Ramadan dan Awal Syawal 1445 H

17 hari lalu

Gerhana Matahari Total di Biak, Papua, pada Kamis 20 April 2023. Astrofotografer dari Planetarium Jakarta harus berkejaran dengan awan sebelum berhasil mengabadikannya. FOTO/Planetarium dan Observatorium Jakarta
4 Fakta Gerhana Matahari 8 April, Jadi Pembatas Akhir Ramadan dan Awal Syawal 1445 H

Ramadan tahun 2024 akan diakhiri dengan fenomena gerhana. Bulan Syawal akan dimulai setelah gerhana tersebut.


Top 3 Tekno: Aktivitas Perusahaan Sukanto Tanoto di IKN, Deforestasi Kalimantan, Bencana Akibat Penggundulan Hutan

30 hari lalu

Presiden Joko Widodo meninjau langsung progres pembangunan Kantor Presiden di Kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN), Provinsi Kalimantan Timur, Jumat, 1 Maret 2024. Presiden Jokowi mengecek pembangunan infrastruktur yang kini telah mencapai 74 persen tersebut. Foto: Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden
Top 3 Tekno: Aktivitas Perusahaan Sukanto Tanoto di IKN, Deforestasi Kalimantan, Bencana Akibat Penggundulan Hutan

Tiga artikel terkait IKN menjadi Top 3 Tekno Tempo pada hari ini. Berita terpopuler mengenai aktivitas perusahaan milik Sukanto Tanoto di IKN.


Proses Warna Bulan Jadi Merah Saat Terjadi Gerhana, Berikut Penjelasannya

32 hari lalu

Fase awal gerhana bulan sebagian (U1) di Bekasi, Jawa Barat, Minggu, 29 Oktober 2023 dinihari. Fase U1 ini terjadi saat sebagian piringan bulan masuk ke umbra Bumi. ANTARA. FOTO/Paramayuda
Proses Warna Bulan Jadi Merah Saat Terjadi Gerhana, Berikut Penjelasannya

Bulan tampak berwarna merah selama Gerhana Bulan Total terjadi. Hal ini disebabkan karena proses yang disebut hamburan Rayleigh.