TEMPO.CO, Bandung - Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kasbani mengatakan status Gunung Agung Bali masih level III atau tingkat siaga, Ahad, 26 Mei 2019. “Potensi erupsi masih ada, namun dengan ancaman bahaya masih di dalam radius 4 kilometer dari puncak,” katanya.
Baca juga: Video Letusan Gunung Agung, Lava Menyembur dan Mengalir
Menurut Kasbani, sejauh ini belum ada indikasi akan terjadi erupsi besar. Daerah yang berbahaya akibat letusan Gunung Agung Bali yaitu kawasan sekitar puncak gunung itu saja. “Jadi Bali masih aman untuk wisata,” ujar dia, Ahad, 26 Mei 2019.
Jika terjadi hujan abu, sebarannya akan mengikuti arah angin pada saat erupsi. Berdasarkan prakiraan cuaca BMKG Ahad-Senin, 26-27 Mei 2019, arah angin timur-tenggara dengan kecepatan 8-36 kilometer per jam.
Kasbani menyarankan warga atau pengunjung yang berada dekat Gunung Agung untuk menyiapkan masker. Tujuannya untuk mengantisipasi jika terjadi erupsi yang menyebabkan hujan abu. Masyarakat juga diminta mewaspadai potensi lahar di daerah lembah atau sungai yang berhulu di Gunung Agung, terutama jika sedang terjadi hujan.
Gunung Agung kembali meletus Jumat malam, 24 Mei 2019 pukul 19.23 waktu Indonesia bagian tengah (WITA). Sebuah video di media sosial merekam letusan itu yang menyemburkan lava berwarna merah kekuningan lalu mengalir dengan cepat di puncak gunung.
“Letusan diawali lava fountain sekitar 15 detik kemudian diikuti aliran lava,” kata Mirzam Abdurrachman, pengamat dan peneliti Gunung Agung dari Teknik Geologi Institut Teknologi Bandung, Jumat malam 24 Mei 2019.