TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga Antariksa Amerika Serikat atau NASA mengkonfirmasi meteor jatuh di pantai Australia, tepatnya di Teluk Great Australian Bight dengan kekuatan bom nuklir. Laman Express, Ahad, 26 Mei 2019, melaporkan, meteor menerangi langit malam ketika melewati pantai selatan Australia pada Selasa, 21 Mei 2019.
Baca juga: Ini 6 Dampak Terbesar Jatuhnya Meteor di Bumi
Menurut Pusat Studi Objek Dekat-Bumi (CNEOS) NASA, meteor itu memasuki atmosfer dengan kecepatan 11,5 km per detik atau 25.724 mph. Meteor kemudian pecah dan mendarat di perairan Teluk Great Australian Bight sekitar 300 kilometer barat daya Gunung Gambier.
Namun sebelum jatuh, bola api melepaskan energi yang cukup besar di langit menyamai bom nuklir kecil. Menurut NASA, meteor memasuki atmosfer dengan kekuatan 1,6 kiloton atau 1.600 ton TNT. Untungnya, kata Profesor Phil Bland dari Universitas Curtin, batu ruang angkasa meledak di ketinggian sehingga tidak menyebabkan kerusakan signifikan.
Tak lama setelah kejadian itu, saksi mata membanjiri media sosial dengan foto dan video bola api itu. Akun bernama Lyall Furphy mengunggah gambar yabg disertai komentar. "Saya mendapat pemandangan indah saat mengemudi ke Adelaide," kata dia.
Alexandra Marshall menuliskan tweet: "Meteor itu turun untuk berkata, 'hai!' dan ingatkan kami semua bahwa memiliki saudara kandung jauh lebih besar dengan sedikit perhatian dibandingkan opsi pendaratan mereka."
Baca juga: Bahaya Ancaman Asteroid, Ilmuwan: Ingat Kiamat Dinosaurus
Dan Melanie Remen, yang menangkap meteor itu di video, memberikan komentar, "Wow! Salah satu kamera keamanan kami menangkap Meteor di Adelaide pada Selasa malam!"
Jatuhnya benda luar angkasa ini berbeda dengan peristiwa jatuhnya meteor di Rusia. Ketika sebuah meteor sebesar 20 m meledak di atas Oblast Chelyabinsk Rusia pada 2013, lebih dari 1.000 orang terluka oleh jendela gedung pecah. "Senjata nuklir kecil ada di kisaran itu. Karena meledak di ketinggian 31,5 km, itu tidak menimbulkan kerusakan," kata Bland.
EXPRESS | NASA