TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Trump telah melarang produk Huawei di AS. Hal itu bukanlah kabar baik bagi Cina, karena membatasi pembuat smartphone terbesar kedua di dunia tersebut dari pasar terbesarnya.
Baca: Setelah Ditalak Android, Huawei Kini Dilarang Pakai SD Card
Baca: Microsoft Hapus Daftar Laptop Huawei dari Toko Online-nya
Namun, ini tidak berarti Cina tidak dapat membalas karena mereka dapat melarang Apple sebagai pembuat smartphone terbesar ketiga dunia memasarkan produknya di Cina.
Seorang analis Goldman Sachs memperkirakan bahwa jika Apple dilarang di Cina, perusahaan itu bisa kehilangan 29 persen dari keuntungannya, sebagaimana dilaporkan Techdator, 24 Mei 2019. Cina bertanggung jawab atas 17 persen penjualan produk Apple, dan larangan seperti itu bisa menjadi berita buruk bagi Apple.
Hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah bahwa produk Apple diproduksi di Cina, sehingga kerugiannya akan lebih dari 29 persen untuk Apple.
Meskipun ada spekulasi Apple sedang mencari India untuk produksi dan ini juga akan membantu menumbuhkan pasarnya di India. Namun, Apple akan menghadapi banyak kesulitan langsung.
Analis Goldman mengatakan bahwa langkah seperti itu hanya disukai jika Apple berpikir untuk berpindah secara permanen dari Cina. Jika mereka melakukannya, ini akan berdampak signifikan pada ekosistem teknologi Cina dan tenaga kerja lokal.
Namun, Apple bukan satu-satunya negara yang telah membangun produknya di Cina. Ada sejumlah perusahaan Amerika lainnya juga. Cina telah menaikkan tarifnya dalam beberapa tahun terakhir, dan jika larangan ini datang, banyak perusahaan pasti akan pindah dari Cina. Tetapi ini adalah berita buruk bagi konsumen karena mereka harus menderita dalam perang dagang antara AS dan Cina.
Di sisi lain, Huawei mengandalkan kemitraan dengan Google dan Microsoft untuk membantu meningkatkan bisnis globalnya. Tetapi perusahaan Cina itu sekarang harus menghadapi kemungkinan masa depan tanpa mitra Amerika.
Microsoft mengeluarkan laptop Huawei dari toko online-nya pada hari Jumat, menandai langkah terbaru terhadap Huawei setelah masuk daftar hitam pada 15 Mei oleh Departemen Perdagangan AS karena masalah keamanan.
Huawei juga mengandalkan beberapa perusahaan semikonduktor Amerika, termasuk Qualcomm, Intel, Nvidia, dan Lattice, bersama dengan pembuat chip Inggris-Amerika ARM, untuk memasok suku cadang untuk membangun smartphone dan laptopnya. Menurut Fortune, beberapa pembuat chip tersebut dilaporkan berhenti memasok Huawei, tetapi tidak satu pun dari mereka yang mengkonfirmasi.
TECHDATOR | FORTUNE