Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Buaya Muncul di Segara Anakan Cilacap, BKSDA: Masih Dimonitor

Reporter

Editor

Yudono Yanuar

image-gnews
Seekor buaya muara terlihat di Terobosan/Tikungan Buaya, perairan Segara Anakan, Kecamatan Kampung Laut, Kabupaten Cilacap. (Foto: Dok. Camat Kampung Laut/Antara)
Seekor buaya muara terlihat di Terobosan/Tikungan Buaya, perairan Segara Anakan, Kecamatan Kampung Laut, Kabupaten Cilacap. (Foto: Dok. Camat Kampung Laut/Antara)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Jawa Tengah  hingga saat ini masih menelusuri keberadaan buaya muara (Crocodylus porosus) di perairan Segara Anakan, Kabupaten Cilacap.

Baca juga: Buaya Bermunculan Bikin Geger Warga Jakarta, Ini Daftarnya

"Kami baru memonitor pergerakannya dan mengidentifikasi posisinya saat sekarang di mana. Buaya itu senangnya muncul di mana," kata Koordinator Polisi Kehutanan BKSDA Jateng Seksi  Resor Konvervasi Wilayah Cilacap, Endi Suryo Heksianto di Cilacap, Selasa, 28 Mei 2019.

Ia menambahkan berdasarkan informasi yang diterima BKSDA, buaya tersebut dalam beberapa waktu terakhir terlihat di daerah yang dikenal dengan sebutan Tikungan atau Terobosan Buaya tidak jauh dari Kecamatan Kampung Laut.

Menurut dia, nama Tikungan/Terobosan Buaya itu muncul karena daerah tersebut konon pernah menjadi habitat buaya.

"Kalau dilihat kondisinya sekarang memang cocok (sebagai habitat buaya) karena merupakan daerah rawa-rawa. Buaya memang senang daerah seperti itu," sebutnya.

Kendati demikian, dia mengaku belum bisa memastikan apakah buaya muara tersebut memang penghuni asli perairan Segara Anakan ataukah berasal dari daerah lain karena belum diketahui berapa jumlahnya.

Ia mengemukakan jika jumlahnya lebih dari satu ekor, tidak menutup kemungkinan buaya tersebut merupakan penghuni asli perairan Segara Anakan.

Akan tetapi jika hanya satu ekor, kata dia buaya tersebut kemungkinan berasal dari daerah lain karena Sungai Citanduy yang bermuara di Segara Anakan merupakan habitat reptilia tersebut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Sejauh ini, buaya yang teridentifikasi baru satu ekor sehingga belum bisa dipastikan apakah memang penghuni asli ataukah lepasan dari penangkaran ataukah dari daerah lain," tegasnya.

Lebih lanjut, Endi menyebutkan wilayah Pantai Teluk Penyu yang berada di ujung Timur perairan Segara Anakan aman dari jangkauan buaya muara karena satwa tersebut dalam beberapa waktu terakhir hanya terlihat di tepian daerah-daerah rawa.

"Berdasarkan pengamatan teman-teman nelayan, kalaupun terlihat mendekati daerah laut seperti Area 70 di Pantai Teluk Penyu, buaya itu akan kembali lagi ke arah rawa-rawa di Kampung Laut. Mudah-mudahan tidak terjadi apa-apa," katanya.

Ia mengatakan pihaknya bersama sejumlah instansi terkait seperti Satuan Polisi Perairan Polres Cilacap dan Pangkatan TNI Angkatan Laut berencana melakukan operasi serta kajian karena buaya tersebut memang layak ditemukan di wilayah Tikungan Buaya.

Dalam kesempatan terpisah, Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Dinporapar) Kabupaten Cilacap, Heru Harjanto mengaku belum bisa memastikan apakah kemunculan buaya tersebut berdampak terhadap kunjungan wisata di Pantai Teluk Penyu.

"Kami belum bisa mengetahuinya karena saat ini sedang masa transisi pengelolaan objek wisata Pantai Teluk Penyu dari Dinporapar Kabupaten Cilacap kepada koperasi milik Kodim Cilacap," katanya.

Buaya muara tersebut mulai sering terlihat berenang di perairan Segara Anakan pada awal bulan Mei 2019.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Warga Kabupaten Mukomuko Tewas Diserang Buaya Saat Mencari Lokan

4 hari lalu

Ilustrasi buaya muara. wikipedia.org
Warga Kabupaten Mukomuko Tewas Diserang Buaya Saat Mencari Lokan

Warga Kabupaten Mukomuko dilaporkan tewas diserang buaya saat mencari lokan di Sungai Selagan. Kasus kedua dalam dua tahun ini.


Konflik Buaya dan Manusia Tinggi, BBKSDA NTT Desak Pemulihan Hutan Mangrove

8 hari lalu

Proses relokasi seekor buaya yang ditangkap di Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur. ANTARA/HO-BBKSDA NTT
Konflik Buaya dan Manusia Tinggi, BBKSDA NTT Desak Pemulihan Hutan Mangrove

Sepanjang tahun lalu, 5 warga Timor mati digigit buaya dan 10 luka-luka. Tahun ini sudah satu orang yang tewas.


Teralihkan Covid-19, Sehelai Rambut Harimau Jawa Sempat Mendekam 3 Tahun di Bandung

21 hari lalu

Petugas BKSDA saat memasang kamera cctv bersensor gerakan atau camera trap di batang pohon pinggiran hutan pinus di lereng Gunung Wilis, Desa Nyawangan, Tulungagung. Pemasangan menindaklanjuti laporan penampakan harimau loreng. (Ist/foto dok)
Teralihkan Covid-19, Sehelai Rambut Harimau Jawa Sempat Mendekam 3 Tahun di Bandung

Lewat publikasi ilmiah, sampel sehelai rambut itu dipastikan dari seekor harimau jawa.


Penyebab Harimau Sumatera Masuk Kampung dan Timbulkan Konflik Manusia dan Satwa Liar

25 hari lalu

Seekor harimau sumatra (Panthera tigris sumatrae) tertidur usai dibius di pahanya di Nagari Binjai, Kecamatan Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, Minggu, 4 Februari 2024. Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat mengevakuasi seekor Harimau Sumatera berjenis kelamin betina, setelah masuk ke kandang jebak yang dipasang karena sebulan terakhir mendapatkan laporan hewan dilindungi itu memakan ternak warga. ANTARA/Iggoy el Fitra
Penyebab Harimau Sumatera Masuk Kampung dan Timbulkan Konflik Manusia dan Satwa Liar

Ekolog satwa liar Sunarto menjelaskan konflik Harimau Sumatera dengan manusia akibat beberapa faktor termasuk kondisi individual dan habitatnya.


Lebih Dekat Ihwal Harimau Sumatera yang Dilaporkan Berkeliaran di Pasaman Barat Sumbar

26 hari lalu

Gambar kemunculan harimau sumatera di jalan lintas barat Tanggamus-Krui Pesisir Barat. ANTARA/Dokumentasi pribadi
Lebih Dekat Ihwal Harimau Sumatera yang Dilaporkan Berkeliaran di Pasaman Barat Sumbar

Setelah dikonfirmasi BKSDA kembali, satwa dilindungi harimau sumatera itu diketahui sudah keluar dari saluran air namun masih sempat berkeliaran.


Harimau Terlihat di Pasaman Barat, BKSDA Sumatera Barat Turunkan Tim

27 hari lalu

Seekor harimau sumatra (Panthera tigris sumatrae) tertidur usai dibius di pahanya di Nagari Binjai, Kecamatan Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, Minggu, 4 Februari 2024. Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat mengevakuasi seekor Harimau Sumatera berjenis kelamin betina, setelah masuk ke kandang jebak yang dipasang karena sebulan terakhir mendapatkan laporan hewan dilindungi itu memakan ternak warga. ANTARA/Iggoy el Fitra
Harimau Terlihat di Pasaman Barat, BKSDA Sumatera Barat Turunkan Tim

BKSDA Sumatera Barat melaporkan adanya harimau Sumatera di bak penampung di Desa Kajai Selatan, Kecamatan Talamau, Pasaman Barat.


Mengira Biawak, Warga Temukan Anak Buaya Berkeliaran di Tengah Sawah

37 hari lalu

Petugas damkar Tulungagung saat mengevakuasi seekor buaya yang ditangkap warga di areal persawahan Desa Keboireng, Kecamatan Besuki, Tulungagung, Rabu, 13 Maret 2024. ANTARA/HO - Damkar Tulungagung.
Mengira Biawak, Warga Temukan Anak Buaya Berkeliaran di Tengah Sawah

Temuan anak buaya ini cukup mengejutkan warga Desa Keboireng, Kecamatan Besuki, Tulungagung. Dari mana asalnya?


Konflik Buaya dan Manusia di Bangka Belitung Meningkat Akibat Ekspansi Tambang Timah

46 hari lalu

Pekerja anak melakukan kegiatan mengumpulkan pasir timah di lokasi tambang Perairan Toboali Kabupaten Bangka Selatan, Senin, 21 Agustus 2023. TEMPO/Servio
Konflik Buaya dan Manusia di Bangka Belitung Meningkat Akibat Ekspansi Tambang Timah

BKSDA Sumatera Selatan mencatat sebanyak 127 kasus konflik buaya dan manusia terjadi di Bangka Belitung dalam lima tahun terakhir.


Rentetan Kematian Gajah Sumatera, KLHK Manfaatkan Teknologi Deteksi Dini

50 hari lalu

Taman Nasional Tesso Nilo di Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, kembali kehilangan salah satu ekor gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) setelah diduga dibunuh oleh pemburu liar untuk diambil gadingnya. ANTARA/HO-TNTN
Rentetan Kematian Gajah Sumatera, KLHK Manfaatkan Teknologi Deteksi Dini

Sebelumnya, BKSDA Aceh menemukan seekor gajah sumatera yang mati di Kabupaten Pidie Jaya.


Mau Jual Anak Orang Utan ke Luar Negeri, Dua Warga Aceh Tertangkap di Medan

52 hari lalu

Sidang perkara perdagangan orang utan dengan terdakwa Ramadhan dan Reza Heryadi di PN Medan. Foto: Istimewa
Mau Jual Anak Orang Utan ke Luar Negeri, Dua Warga Aceh Tertangkap di Medan

PN Medan memvonis dua warga Aceh karena terbukti menangkap dan hendak menjual dau ekor anak orang utan ke luar negeri