Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ilmuwan Klaim Pecahkan Misteri Munculnya Air di Bumi

image-gnews
Ilustrasi pusat Bumi. dailymail.co.uk
Ilustrasi pusat Bumi. dailymail.co.uk
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Air menutupi lebih dari 70 persen permukaan Bumi, tapi dari mana air pemberi kehidupan itu berasal masih menjadi misteri. Namun, sebuah teori baru menyatakan bahwa tabrakan kosmik yang menciptakan Bulan lebih dari 4 miliar tahun yang lalu membawa air ke Bumi.

Baca: Pakar: Kita Bisa Geser Orbit Bumi seperti The Wandering Earth

Laman NBC News, Kamis, 30 Mei 2019, menyatakan bahwa penelitian baru menunjukkan bahwa Bumi mendapatkan airnya lebih dari 4 miliar tahun yang lalu, ketika benda langit seukuran Mars bertabrakan dengan Bumi untuk membentuk Bulan.

Selama beberapa juta tahun pertama keberadaannya, tata surya terpecah antara wilayah bagian dalam kering dan bagian luar basah di luar sabuk asteroid yang terletak antara Mars dan Jupiter. Wilayah terluar berisi asteroid yang mengandung air dengan berbagai ukuran, tapi tarikan gravitasi Jupiter yang kuat menjauhkan bebatuan antariksa itu dari dekat Bumi dan planet lain di tata surya bagian dalam.

Para ilmuwan tahu bahwa satu atau lebih dari asteroid yang membawa air itu pasti datang pada suatu titik, tapi mereka tidak dapat menjelaskan bagaimana atau kapan itu terjadi. Untuk memecahkan misterinya, para peneliti di Jerman mencari jejak-jejak unsur logam molibdenum di tujuh batu terestrial dan 39 sampel meteorit.

"Dengan memeriksa mineral untuk varian kimia yang berbeda, atau isotop, dari molibdenum, para ilmuwan memiliki tanda untuk membedakan bahan dari tata surya bagian dalam dan luar," kata Christoph Burkhardt, ahli geokimia di University of Munster dan salah satu penulis dari studi baru, yang diterbitkan pada 20 Mei 2019 di jurnal Nature Astronomy.

Dengan meneliti tanda ini menunjukkan bahwa beberapa molibdenum Bumi berasal dari tata surya luar. Menggunakan model komputer untuk mensimulasikan berbagai skenario, Burkhardt dan rekannya mampu mempersempit waktu kapan materi dari tata surya luar dikirim ke Bumi.

Mereka menemukan bahwa waktunya kemungkinan bertepatan dengan penghancuran kosmik yang menciptakan Bulan. Para ilmuwan umumnya sepakat bahwa Bulan terbentuk dari puing-puing yang tersisa ketika benda seukuran Mars, yang dikenal Theia, menabrak Bumi sekitar 4,4 miliar tahun lalu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Ketika kita melihat semua kemungkinan yang berbeda, Bumi pasti telah memperoleh bahan tata surya luar ini relatif terlambat dalam pembentukannya," kata Burkhardt. "Dan penabrak raksasa yang menciptakan Bulan memiliki tanda (bahan kaya air) ini dari tata surya luar."

Namun, tidak semua orang yakin bahwa Theia berasal dari tata surya luar atau bahwa tabrakannya dengan Bumi menjelaskan asal mula air di planet ini. Stephen Mojzsis, ahli geologi Universitas Colorado yang tidak terlibat dengan penelitian, memuji Burkhardt dan rekan-rekannya atas karya analitik yang indah, tapi dia menyatakan skeptis tentang kesimpulan.

"Sangat sulit untuk memindahkan objek yang besar dari tata surya luar ke tata surya bagian dalam," tutur Mojzsis. "Untuk benda seukuran Theia, kamu harus sangat mengganggu orbit, semacam dorongan sehingga gravitasi mengambil alih dan kamu melaju ke arah matahari. Dan tidak jelas bagaimana itu akan terjadi."

Penelitian Mojzsis sendiri menunjukkan bahwa Theia berasal jauh lebih dekat, di tata surya bagian dalam. Menurut Mojzsis, Theia memiliki komposisi yang tidak berbeda dengan komposisi Bumi.

Satu teori yang sebelumnya terkenal menyatakan bahwa air Bumi berasal dari komet, tapi Mojzsis mengatakan bahwa telah dikesampingkan karena tanda kimia dari komet yang paling dikenal - terutama bentuk hidrogen yang dikandungnya - tidak cocok dengan apa yang ditemukan di lautan Bumi.

Steven Desch, seorang profesor astrofisika di Arizona State University yang tidak terlibat dengan studi baru, mengatakan ada kemungkinan bahwa Bumi memiliki air jauh sebelum dampak pembentukan Bulan. Kemungkinan dalam bentuk tanah liat yang melepaskan air ketika dipanaskan oleh tabrakan. "Pada saat dampak dengan Theia," kata Desch, "Bumi mungkin memiliki hampir semua air yang akan dimilikinya."

NBCNEWS | NATURE ASTRONOMY

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ini Target Indonesian di World Water Forum ke-10

5 jam lalu

Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi (ke-3 dari kanan) mengadakan pertemuan dengan Presiden Dewan Air Dunia Loic Fauchon di kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika di Jakarta, Senin (25 Maret 2024). Pertemuan tersebut membahas kesiapan pemerintah Indonesia menjadi tuan rumah World Water Forum ke-10 di Bali pada 18-25 Mei 2024. (ANTARA/Livia Kristianti)
Ini Target Indonesian di World Water Forum ke-10

World Water Forum ke-10 merupakan kesempatan emas bagi Indonesia untuk mendorong terciptanya solusi konkret untuk mengatasi persoalan air


8 Cara yang Bisa Dilakukan untuk Memperingati Hari Bumi

2 hari lalu

Ilustrasi Selamatkan Dunia dari Sampah Plastik. shutterstock.com
8 Cara yang Bisa Dilakukan untuk Memperingati Hari Bumi

Banyak cara yang bisa dilakukan untuk memperingati Hari Bumi dengan aktivitas yang menghargai dan melindungi planet ini. Berikut di antaranya.


Siang Ini Amerika dan Kanada Alami Gerhana Matahari Total, Begini Tahapan Terjadinya

16 hari lalu

Penampakan Gerhana Matahari Total yang diamati dari Pantai Airleu, Com, Distrik Lautem, Timor Leste, Kamis 20 April 2023. FOTO : Observatorium Astronomi ITERA Lampung  atau OAIL
Siang Ini Amerika dan Kanada Alami Gerhana Matahari Total, Begini Tahapan Terjadinya

Walaupun Indonesia tidak alami gerhana matahari total yang terjadi hari ini, tetapi ini merupakan fenomena menarik di dunia.


Gerhana Matahari Total 8 April Akan Sebabkan Ledakan di Matahari, Ini Penjelasan BMKG

17 hari lalu

Penampakan gerhana bulan sebagian atau Parsial di langit Jakarta, Minggu, 29 Oktober 2023. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) peristiwa gerhana bulan parsial terjadi saat posisi Bulan, Matahari dan Bumi sejajar membuat sebagian piringan bulan masuk ke umbra (bayangan gelap) Bumi sehingga saat puncak gerhana terjadi Bulan akan terlihat gelap sedikit kemerahan di bagian yang terkena umbra Bumi. ANTARA FOTO/Bayu Pratama S.
Gerhana Matahari Total 8 April Akan Sebabkan Ledakan di Matahari, Ini Penjelasan BMKG

Gerhana matahari total 8 April akan membuat ledakan-ledakan di matahari terlihat.


Jelang Gerhana Matahari 8 April, Kenali Fenomena Gerhana Matahari Terlama di Alam Semesta

20 hari lalu

Penampakan gerhana bulan sebagian atau Parsial di langit Jakarta, Minggu, 29 Oktober 2023. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) peristiwa gerhana bulan parsial terjadi saat posisi Bulan, Matahari dan Bumi sejajar membuat sebagian piringan bulan masuk ke umbra (bayangan gelap) Bumi sehingga saat puncak gerhana terjadi Bulan akan terlihat gelap sedikit kemerahan di bagian yang terkena umbra Bumi. ANTARA FOTO/Bayu Pratama S.
Jelang Gerhana Matahari 8 April, Kenali Fenomena Gerhana Matahari Terlama di Alam Semesta

Sistem yang disebut dengan kode astronomi TYC 2505-672-1 memecahkan rekor alam semesta untuk gerhana matahari terlama.


Benarkah Bumi Akan Alami Kegelapan pada 8 April 2024?

26 hari lalu

Penampakan gerhana bulan sebagian atau Parsial di langit Jakarta, Minggu, 29 Oktober 2023. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) peristiwa gerhana bulan parsial terjadi saat posisi Bulan, Matahari dan Bumi sejajar membuat sebagian piringan bulan masuk ke umbra (bayangan gelap) Bumi sehingga saat puncak gerhana terjadi Bulan akan terlihat gelap sedikit kemerahan di bagian yang terkena umbra Bumi. ANTARA FOTO/Bayu Pratama S.
Benarkah Bumi Akan Alami Kegelapan pada 8 April 2024?

Ahli Astronomi dan Astrofisika BRIN Thomas Djamaluddin mengatakan informasi yang menybut Bumi akan mengalami kegelapan pada 8 April 2024 tidak benar.


Sopir dan Kernet Truk Tangki Pertamina jadi Tersangka BBM Bercampur Air di SPBU Bekasi

28 hari lalu

SPBU di Jalan Juanda, Bekasi terkontaminasi air.  Tempo/Adi Warsono
Sopir dan Kernet Truk Tangki Pertamina jadi Tersangka BBM Bercampur Air di SPBU Bekasi

Polres Metro Bekasi Kota menetapkan tiga tersangka dalam kasus BBM Pertalite bercampur air di SPBU 34.17106.


Inilah 5 Alasan Kucing Takut Air

29 hari lalu

Ilustrasi kucing (Pixabay)
Inilah 5 Alasan Kucing Takut Air

Ada beberapa hal yang membuat kucing takut dengan air. Salah satunya karena sifat genetik yang dibawa dari nenek moyang spesiesnya.


Perempuan di Gaza Melahirkan Tanpa Air

30 hari lalu

Perempuan Palestina menggending kedua anaknya saat keluarga mereka tinggal di sekolah PBB di Gaza (3/9). AP/Khalil Hamra
Perempuan di Gaza Melahirkan Tanpa Air

UN Women melaporkan situasi terkini bagi perempuan di Gaza yang kekurangan makanan dan air, serta dampaknya bagi kehidupan mereka.


Inilah Daftar Kota di Seluruh Dunia dengan Durasi Puasa Ramadan 2024 Terpanjang

34 hari lalu

Ilustrasi anak-anak menunggu berbuka puasa di Jakarta, Selasa 14 April 2020. TEMPO/Subekti.
Inilah Daftar Kota di Seluruh Dunia dengan Durasi Puasa Ramadan 2024 Terpanjang

Umat Islam yang tinggal di negara-negara belahan bumi bagian utara harus berpuasa relatif lebih lama daripada bumi bagian selatan.