Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Manusia Prasejarah Lukis Letusan Gunung Berapi di Batu

image-gnews
Manusia prasejarah lukis letusan gunung berapi di batu. Kredit: Curtin University
Manusia prasejarah lukis letusan gunung berapi di batu. Kredit: Curtin University
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Penelitian baru yang melibatkan para peneliti dari Curtin University mengungkap bahwa letusan gunung berapi yang diyakini disaksikan oleh manusia pada masa prasejarah terjadi 245.000 tahun lebih lambat dari perkiraan semula.

Baca: Letusan Gunung Berapi Mematikan Ancam California

Mengutip laman Phys, Kamis, 30 Mei 2019, penelitian yang dipublikasikan di Quaternary Science Reviews itu bertujuan untuk menentukan usia jejak kaki prasejarah yang ditemukan di lapisan abu yang dihasilkan oleh letusan gunung berapi Cakallar. Yang terjadi di kota Kula di Turki barat ribuan tahun yang lalu.

Seiring dengan jejak kaki, sebuah lukisan batu ditemukan di dekat lokasi letusan di Geopark UNESCO Kula, di Provinsi Manisa, Turki. Lukisan itu, menggambarkan letusan gunung berapi, menyoroti bagaimana manusia dari ribuan tahun lalu mampu menggambarkan fenomena alam dengan caranya sendiri.

Penulis utama asal Australia Martin Danisik, dari John de Laeter Centre yang berbasis di Curtin University, mengatakan bahwa penelitian sebelumnya menunjukkan jejak kaki itu adalah milik Homo Neanderthalensis dari zaman Pleistosen. Namun, temuan baru mengindikasikan bahwa mereka mungkin lebih muda dari pada yang diperkirakan sebelumnya.

"Jejak kaki, yang secara luas dikenal sebagai Kula Footprints, ditemukan pada 1960-an ketika pekerja konstruksi, yang memindahkan batu vulkanik dari salah satu gunung berapi di daerah itu, menemukan mereka terpelihara dengan baik di abu vulkanik berbutir halus," ujar Danisik.

Tim dapat menentukan usia abu vulkanik yang mempertahankan jejak kaki dengan menggunakan dua teknik yang berbeda. Metode penanggalan helium radiogenik digunakan untuk mengukur usia erupsi kristal zirkon kecil, dan metode penanggalan paparan kosmogenik klorin digunakan untuk mengukur waktu di mana batuan vulkanik berada di dekat permukaan bumi.

"Dua pendekatan penanggalan independen menunjukkan hasil yang konsisten secara internal," kata Danisik. "Dan secara kolektif menunjukkan bahwa letusan gunung berapi disaksikan oleh Homo Sapiens selama Zaman Perunggu prasejarah, 4.700 tahun yang lalu dan 245.000 tahun kemudian dari yang dilaporkan semula."

Penelitian juga menunjukkan bahwa setelah letusan awal, manusia perlahan mendekati gunung berapi, meninggalkan jejak kaki yang khas di selimut abu basah di permukaan. Aktivitas vulkanik berlanjut, maka menyebabkan batuan vulkanik berwarna gelap mengubur abu dan itu menjaga jejak kaki.

Danisik menjelaskan bahwa manusia menyaksikan tahap akhir dari letusan gunung berapi dari jarak yang aman, sehingga sangat mungkin Homo Sapiens juga bertanggung jawab atas lukisan-lukisan batu yang ditemukan di dekat lokasi.

"Lukisan batu adalah hubungan yang menarik dengan jejak kaki, karena menunjukkan bagaimana manusia dari 4.700 tahun yang lalu dapat melukis proses alami, seperti letusan gunung berapi, dengan cara artistik mereka sendiri dengan alat dan bahan yang terbatas," tutur Danisik .

Penelitian ini dipimpin oleh para peneliti dari Hacettepe University di Turkey, and co-authored by researchers from Curtin University, Istanbul Technical University and Celal Bayar University di Turkey, dan Heidelberg University di Germany.

Simak artikel tentang letusan gunung berapi lainya di kanal Tekno Tempo.co.

PHYS | QUATERNARY SCIENCE REVIEWS

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


PVMBG Modernisasi Alat Pemantauan Gunung Api Anak Ranakah

30 hari lalu

Pegawai Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengambil sampel tanah di lokasi bencana tanah bergerak di Nyalindung, Sukabumi, Jawa Barat, Ahad, 28 April 2019. Lubang serupa pernah terjadi di Kecamatan Nyalindung, September 2018.  ANTARA/Budiyanto
PVMBG Modernisasi Alat Pemantauan Gunung Api Anak Ranakah

PVMBG memodernisasi sistem pemantauan gunung api pada 2023.


Wisata Spa Blue Lagoon Buka setelah Erupsi Gunung Berapi di Islandia

13 Januari 2024

Blue Lagoon, Islandia. Unsplash.com/Benjamin R.
Wisata Spa Blue Lagoon Buka setelah Erupsi Gunung Berapi di Islandia

Blue Lagoon pertama kali ditutup pada November karena ancaman aktivitas gunung berapi di daerah tersebut.


Status Siaga Gunung Marapi, Apa Artinya?

12 Januari 2024

Warga berbincang saat Gunung Marapi mengeluarkan abu vulkanik yang terlihat dari kaki Gunung Singgalang, Nagari Pandai Sikek, Tanah Datar, Sumatera Barat, Ahad, 7 Januari 2024. Gunung Marapi kembali erupsi pada awal tahun 2024 dan mengeluarkan suara gemuruh serta dentuman pada Sabtu malam, 6 Januari 2024. ANTARA/Iggoy el Fitra
Status Siaga Gunung Marapi, Apa Artinya?

Gunung Marapi berstatus siaga lagi, apa artinya? Bagaimana urutan status bencana lainnya?


Kaleidoskop 2023: 5 Gunung Berapi Terbanyak Erupsi Tahun Ini, Terakhir Gunung Marapi dan Gunung Semeru

29 Desember 2023

Gunung Marapi yang mengeluarkan abu vulkanik terlihat dari Nagari Batu Palano, Agam, Sumatera Barat, Senin 4 Desember 2023. Gunung dengan ketinggian 2.891 mdpl itu mengalami beberapa kali erupsi dan embusan sejak Minggu 3 Desember 2023 dengan status berdasarkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yakni waspada level II.  ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Kaleidoskop 2023: 5 Gunung Berapi Terbanyak Erupsi Tahun Ini, Terakhir Gunung Marapi dan Gunung Semeru

Erupsi Gunung Marapi mengejutkan. Berikut 5 gunung berapi yang paling sering meletus sepanjang 2023.


Gunung Lewotobi Laki-laki Muntahkan Abu Vulkanik Setinggi 1.000 Meter

27 Desember 2023

Gunung Lewotobi Laki-Laki mengalami erupsi dengan ketinggian abu vulkanik mencapai satu kilo lebih dari puncak kawah utama. Erupsi ini terjadi pada Sabtu 23 Desember 2023 dan mengakibatkan beberapa desa di sekitar gunung terkena hujan abu yang dibawa angin. Dok. BNPB
Gunung Lewotobi Laki-laki Muntahkan Abu Vulkanik Setinggi 1.000 Meter

Lontaran abu vulkanik setinggi lebih kurang 1.000 meter yang keluar dari kawah Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur.


4 Tingkatan Status Gunung Berapi, Apa Langkah yang Harus Dilakukan di Tiap Status?

25 Desember 2023

Gunung Marapi mengeluarkan abu vulkanik terlihat di Kota Padang Panjang, Sumatera Barat, Minggu, 24 Desember 2023. Erupsi Gunung Marapi dengan mengeluarkan abu vulkanik telah berlangsung selama 22 hari sejak letusan pertama yang menewaskan 24 orang pendaki pada Minggu (3/12/2023).  ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
4 Tingkatan Status Gunung Berapi, Apa Langkah yang Harus Dilakukan di Tiap Status?

Menjadi negara dengan gunung berapi terbanyak, penting untuk mengetahui tingkatan status gunung berapi dan langkah yang harus dilakukan saat erupsi.


Wisata di Kaki Gunung Dempo Pagar Alam Dinilai Aman, Pendaki Dilarang Mendekati Kawah

24 Desember 2023

Warga desa di kecamatan Jarai memanfaatkan kesuburan lereng Gunung Dempo untuk menanam sayur mayur. TEMPO/Parliza Hendrawan
Wisata di Kaki Gunung Dempo Pagar Alam Dinilai Aman, Pendaki Dilarang Mendekati Kawah

Aktivitas Gunung Dempo terbilang masih cukup tinggi. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberinya status waspada.


5 Gunung yang Ditutup untuk Pendaki saat Liburan Akhir Tahun

22 Desember 2023

Panorama Gunung Gede dan Pangrango. Wikipedia/By Fahri Rizki Hamdani
5 Gunung yang Ditutup untuk Pendaki saat Liburan Akhir Tahun

Sejumlah gunung di Indonesia tertutup jelang akhir tahun. Bagi pendaki yang ingin ke sana jelang liburan akhir tahun harus mengurungkan niatnya.


Baru Dua Hari Buka, Blue Lagoon di Islandia Tutup Lagi karena Letusan Gunung Berapi

20 Desember 2023

Blue Lagoon, Islandia. Unsplash.com/Benjamin R.
Baru Dua Hari Buka, Blue Lagoon di Islandia Tutup Lagi karena Letusan Gunung Berapi

Dengan terjadinya letusan terakhir, Blue Lagoon akan tetap ditutup setidaknya hingga 27 Desember.


Aktivitas Gunung Berapi Islandia Kembali Normal, Blue Lagoon Buka Lagi untuk Wisatawan

19 Desember 2023

Blue Lagoon Islandia. Unsplash.com/F D
Aktivitas Gunung Berapi Islandia Kembali Normal, Blue Lagoon Buka Lagi untuk Wisatawan

Blue Lagoon ditutup sejak November karena peningkatan aktivitas gunung berapi di Islandia.