TEMPO.CO, Jakarta - Huawei telah membangun alternatif untuk Google Android selama tujuh tahun terakhir, demikian dilaporkan laman South China Morning Post, baru-baru ini. Huawei mengatakan bahwa sistem operasinya mungkin siap tahun ini jika mereka secara permanen tidak dapat lagi menggunakan Google Android atau Microsoft Windows.
Baca juga: Huawei Mau Gunakan Sistem Android Rusia Gantikan Google
Saat ini, Huawei menginstal Android di telepon pintar dan Microsoft Windows di komputernya. Meskipun ponsel versi Cina menjalankan sistem operasi open source versi Google, yang disebut AOSP, tanpa Google Play Services, seperti Google Play App Store.
Huawei dilaporkan ingin membuat rencana cadangan seandainya mereka dilarang menggunakan Android. Pada Mei 2019, Departemen Perdagangan AS menambahkan Huawei dan 68 perusahaan lain ke daftar hitam ekspor, yang berarti Huawei tidak dapat membeli barang dari Amerika Serikat.
Google juga telah memutuskan hubungan dengan Huawei, tapi ada masa transisi 90 hari untuk terus bekerja dengan Huawei. Google memastikan perangkat yang sudah menjalankan perangkat lunaknya memiliki pembaruan keamanan yang diperlukan hingga 19 Agustus nanti.
South China Morning Post tidak banyak membahas tentang teknologi yang mendasari sistem operasi baru. Namun, kabarnya, OS Huawei mampu menjalankan aplikasi Android, para insinyur Huawei telah mempelajari Android dan Apple iOS.
Google telah memperingatkan risiko Huawei mengembangkan versi open source Android-nya sendiri, yang sama sekali tidak akan memiliki pembaruan perangkat lunak untuk ponsel Huawei. Hal itu bisa menjadi risiko keamanan yang lebih besar dari pada versi Android berlisensi yang dapat diperbarui oleh Google untuk mencegah kelemahan keamanan.
"Seperti yang telah kami catat sebelumnya, Huawei memang memiliki sistem cadangan, tapi hanya untuk digunakan dalam keadaan meringankan," kata juru bicara Huawei kepada South China Morning Post. "Android dan Windows akan selalu menjadi pilihan pertama kami."
SOUTH CHINA MORNING POST | CNBC