Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Doktor UGM Anggap Zonasi PPDB Gagal Total

image-gnews
Orangtua dan calon siswa mengantre saat pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2019 tingkat SMA-SMK di SMAN 2 Bandung, Jawa Barat, Senin, 17 Juni 2019. Kuota Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA Jawa Barat periode 2019/2020 sebanyak 281.950 kursi dan pendaftarannya dimulai serentak 17 Juni hingga 22 Juni 2019. ANTARA
Orangtua dan calon siswa mengantre saat pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2019 tingkat SMA-SMK di SMAN 2 Bandung, Jawa Barat, Senin, 17 Juni 2019. Kuota Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA Jawa Barat periode 2019/2020 sebanyak 281.950 kursi dan pendaftarannya dimulai serentak 17 Juni hingga 22 Juni 2019. ANTARA
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Karut marut Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dengan sistem zonasi banyak mendapat kritik. Bagas Pujilaksono Widyakanigara, Ph.D, dosen Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada menilai pemerintah gagal total ketika menerapkan sistem ini.

Baca: PPDB Berbasis Zonasi, Warganet: Buat Apa Ada UN?

Ia menulis surat terbuka kepada Presiden Joko Widodo soal sistem zonasi yang diterapkan ini.
“Kekacauan di berbagai daerah termasuk di Yogyakarta dan protes dari banyak orang tua murid mestinya jadi bahan pertimbangan serius Kemendikbud,” kata Bagas, Selasa, 18 Juni 2019.

Sistem zonasi penerimaan siswa baru untuk Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas mendapat beragam keluhan. Menurut mantan calon rektor Universitas Gadjah Mada ini, metode zonasi penerimaan siswa baru metode salah urus karena  menjungkirbalikkan proses persaingan terbuka dan merampas kebebasan anak untuk memilih sekolah sesuai cita-citanya.  “Ini sangat tidak mendidik dan tidak bermutu,” ia menegaskan.

Di surat terbuka untuk presiden itu ia menyebut, hanya gara-gara rumah calon siswa dekat dengan sekolah negeri favorit, dengan nilai ujian nasional (UN) super jelek, bisa diterima. Sedang calon murid yang nilai UN super tinggi,  karena rumahnya jauh dari sekolah, tidak bisa diterima.

“Metode zonasi ini super konyol.  Mohon Bapak Presiden memerintahkan Mendikbud untuk tidak ngotot menerapkan sistem zonasi dan segera menghentikannya,” kata dia cemas.

Lambat atau cepat, dengan diberlakukannya sistem zonasi, kualitas sekolah akan menurun. Ia menyatakan nilai UN adalah gambaran prestasi anak.  Maka, seleksi calon siswa  berdasar nilai UN.  Seleksi terbuka dan fair.

Ia memberi saran, bagi calon murid yang tidak bisa ditampung di sekolah negeri,  pemerintah harus menyalurkan mereka ke sekolah swasta sesuai pilihannya dengan membebaskan biaya administrasi.  Terutama bagi calon murid dari keluarga yang kurang mampu.

“Masalahnya teramat sederhana,  mengapa harus dibikin ruwet dengan mengorbankan anak didik. Sekali lagi saya memohon agar sistem zonasi ini segera dihentikan,” kata Bagas.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendi menyebut sistem ini merupakan kebijakan terbaik. Sistem ini untuk menghilangkan kasta sekolah, favorit dan tidak favorit. “Yang favorit itu anak didiknya,  bukan sekolahnya,” kata Muhadjir.

Jadi, menurut dia, setiap sekolah harus ada anak favorit. "Jadi percayalah dengan zonasi ini," kata dia.

Muhadjir mengatakan, dengan sistem zonasi ini, di sekolah mana pun anak didik tetap akan cerdas. "Justru harapannya dia (siswa cerdas)  bisa mempengaruhi siswa di sekitarnya yang kurang cerdas menjadi cerdas. Ini butuh proses," ia menambahkan.

Selama ini, ada yang salah tentang sekolah. Juga muncul kastanisasi sekolah, ada sekolah favorit ada sekolah buangan. "Itu tidak baik. Itu harus dihilangkan dan itu tugas negara karena bertentangan dengan rasa keadilan," ia menegaskan.

Memang, kata mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang PPDB ini, dengan sistem zonasi ada keluhan. Padahal aturan ini  sudah diantisipasi. Januari 2019 Peraturan Menteri tentang PPDB zonasi sudah dikeluarkan.

"Ada lima bulan untuk sosialisasi dan penyadaran. Semua kita undang, kepala dinas (pendidikan) provinsi, kabupaten dan kota untuk sosialisasi segera," paparnya.

Muhadjir menyatakan, PPDB zonasi merupakan semangat dalam menghilangkan sekolah favorit dan nonfavorit. Sistem ini nantinya setiap sekolah punya standar pelayanan minimum (SPM) yang harus terpenuhi. "Anak tetap harus diberi hak berkompetisi sebagai individu bukan sebagai lembaga sekolahnya," ia menjelaskan.

Selain itu, PPDB sistem zonasi juga mengandung semangat agar anak didik yang cerdas menyebar di setiap sekolah. Jangan sampai ada sekumpulan sekolah anak pintar dan anak bodoh, atau anak didik buangan. "Ini sangat tidak adil, kan. Artinya itu negara tidak bertanggung jawab sesuai rasa keadilan yang diamanatkan undang-undang," kata Muhadjir.

Ia  memastikan dengan PPDB sistem zonasi ini tidak akan ada anak yang tidak tertampung di sekolah. "Kalau sekolah penuh itu teknis sekali.  Bisa dengan penambahan kelas," tegasnya.




Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Uji Coba Nyamuk Wolbachia di 5 Kota, Kemenkes Gelontorkan Rp 16 Miliar

3 menit lalu

Masa dari Asosiasi Serikat Pekerja Indonesia melakukan aksi unjuk rasa di depan Kementrian Kesehatan RI, Kuningan, Jakarta, Selasa, 28 November 2023. Dalam aksinya masa menolak program Kemenkes RI soal penyebaran jutaan nyamuk Wolbachia yang dianggap menyebabkan Demam Berdarah Dengue dan merusak ekosistem karena belum terbukti keberhasilanya. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Uji Coba Nyamuk Wolbachia di 5 Kota, Kemenkes Gelontorkan Rp 16 Miliar

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menggelontorkan dana senilai Rp 16 miliar untuk uji coba inovasi nyamuk wolbachia.


Guru Besar UGM: Nyamuk Wolbachia Efektif Ketika Capai 60 Persen Populasi

1 jam lalu

Masa dari Asosiasi Serikat Pekerja Indonesia melakukan aksi unjuk rasa di depan Kementrian Kesehatan RI, Kuningan, Jakarta, Selasa, 28 November 2023. Dalam aksinya masa menolak program Kemenkes RI soal penyebaran jutaan nyamuk Wolbachia yang dianggap menyebabkan Demam Berdarah Dengue dan merusak ekosistem karena belum terbukti keberhasilanya. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Guru Besar UGM: Nyamuk Wolbachia Efektif Ketika Capai 60 Persen Populasi

Peneliti dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Adi Utarini mengemukakan inovasi nyamuk wolbachia efektif menekan replikasi virus dengue.


Top 3 Tekno Berita Hari Ini: UGM Akan Kirim Mahasiswa KKN Pantau Pemilu, Sosok Yulion

1 hari lalu

Ilustrasi Universitas Gadjah Mada (UGM). Shutterstock
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: UGM Akan Kirim Mahasiswa KKN Pantau Pemilu, Sosok Yulion

Topik tentang UGM akan mengirimkan mahasiswa program KKN untuk memantau pemilu mendatang menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.


Apa Dampak Gigitan Nyamuk Wolbachia kepada Manusia?

1 hari lalu

Pengamatan sampel nyamuk Aedes aegipty ber-Wolbachia di Laboratorium WMP Yogyakarta. Riset ini dipimpin Profesor Adi Utarini dari UGM yang terpilih menjadi satu di antara 100 orang paling berpengaruh 2021 versi Majalah Time. Dok Tim WMP
Apa Dampak Gigitan Nyamuk Wolbachia kepada Manusia?

Dampak gigitan nyamuk wolbachia, di antaranya gatal dan bentol


Dog-dog dan Angklung Tandai Pembukaan Pimnas 36 di Unpad, Karya Poster Awali Lomba

1 hari lalu

Pembukaan Pimnas 2023 yang ke-36 di Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Sumedang, Senin, 27 November 2023. (Dok. Unpad)
Dog-dog dan Angklung Tandai Pembukaan Pimnas 36 di Unpad, Karya Poster Awali Lomba

Kompetisi berlangsung di kampus Universitas Padjadjaran atua Unpad, Jatinangor, Sumedang sejak 26 hingga 30 November 2023.


UGM akan Kirim Mahasiswa KKN untuk Pantau Pemilu 2024

2 hari lalu

Ilustrasi Universitas Gadjah Mada (UGM). Shutterstock
UGM akan Kirim Mahasiswa KKN untuk Pantau Pemilu 2024

Sebagai bentuk partisipasi dalam menyukseskan pemilu 2024, UGM akan mengirimkan mahasiswa KKN untuk memantau pemilu


Rencana Penyebaran Nyamuk Wolbachia di Jakarta Dapat Penolakan

2 hari lalu

Gerakan Sehat Untuk Rakyat Indonesia mengadakan konferensi pers menolak adanya wacana penyebaran nyamuk terinfeksi bakteri Wolbachia di Jakarta. Konferensi dilakukan di bilangan Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Ahad, 26 November 2023. Foto: TEMPO/Muhammad Iqbal
Rencana Penyebaran Nyamuk Wolbachia di Jakarta Dapat Penolakan

Sekelompok orang mengatasnamakan Gerakan Sehat Untuk Rakyat Indonesia menentang program nyamuk wolbachia di Jakarta


Cerita Aulia, Mahasiswa Disabilitas Netra UGM yang Menyutradarai Film Pendek

2 hari lalu

Aulia Rachmi Kurnia, mahasiswa disabilitas UGM yang sabet dua juara kejurda catur. Dok. UGM
Cerita Aulia, Mahasiswa Disabilitas Netra UGM yang Menyutradarai Film Pendek

Meski seorang disabilitas netra, Aulia berhasil menyutradarai sebuah film pendek berjudul Masih Tanda Tanya.


UGM Siapkan TPS Khusus Mahasiswa Luar Daerah untuk Pilpres 2024

2 hari lalu

Ilustrasi Universitas Gadjah Mada (UGM). Shutterstock
UGM Siapkan TPS Khusus Mahasiswa Luar Daerah untuk Pilpres 2024

TPS khusus untuk memilih pasangan capres 2024 itu tersebar di lima lokasi di sekitar kampus UGM.


Jadi Wisudawan Termuda Sarjana UGM, Vito Pernah Ikut Dua Kali Akselerasi

4 hari lalu

Dhimas Vito Ardhana, wisudawan sarjana termuda UGM dalam wisuda periode 22 November 2023. Ia lulus jenjang S1 pada usia 20 tahun 4 bulan 13 hari. Dok. Istimewa
Jadi Wisudawan Termuda Sarjana UGM, Vito Pernah Ikut Dua Kali Akselerasi

Dhimas Vito Ardhana menamatkan pendidikan S1 Kehutanan Fakultas Kehutanan UGM pada usia 20 tahun 4 bulan 13 hari.