TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Rahmat Triyono meminta masyarakat untuk memahami tingkatan kebencanaan peringatan tsunami.
"Ada tiga tingkatan peringatan tsunami yaitu waspada, siaga, dan awas," kata dia pada Sekolah Lapang Geofisika di Pariaman, Sumatera Barat, Rabu, 19 Juni 2019.
Baca juga: Calon Ibukota Baru, Pakar Tsunami: Kalimantan Paling Aman
Ia mengatakan masing-masing tingkatan tersebut memiliki ketinggian gelombang tsunami berbeda yang harus diketahui masyarakat.
Untuk tingkat pertama atau Waspada, bila ketinggian gelombang tsunami kurang dari 50 cm. Masyarakat diminta menjauhi pantai dan tepian sungai.
Status Siaga, gelombang tsunami sekitar 50 cm hingga 3 meter. Status Awas apabila ketinggian gelombang tsunami lebih dari 3 meter.
Keharusan mengetahui tingkatan tersebut, karena banyak yang langsung lari ke tempat ketinggian meskipun peringatan tsunami yang disampaikan BMKG berada pada tingkat waspada atau dengan ketinggian gelombang di bawah 50 centimeter.
"Peringatan gempa yang disertai tsunami dengan tingkatan waspada ini sering dikeluarkan di Sumbar pada 2010 dan 2016," katanya.
Namun karena ketidakpahaman, menurut dia, pada waktu itu masyarakat banyak yang mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.
Ia menyampaikan masyarakat dapat meminimalisir potensi dampak tsunami dengan segera menjauhi pantai apabila gempa kuat terjadi.
Sambil menjauhi pantai, masyarakat diminta untuk mencari informasi terkait pusat dan kekuatan gempa serta potensi tsunami.
"Jadi jangan tunggu BMKG keluarkan peringatan atau sirene berbunyi karena memakan waktu," ujarnya.
Jika peringatan yang dikeluarkan tidak berpotensi tsunami maka masyarakat dapat kembali ke tempatnya semula, namun jika dinyatakan siaga atau awas maka masyarakat diminta mempercepat langkah untuk mencari tempat tinggi.
Wakil Wali Kota Pariaman Mardison Mahyuddin mengatakan hingga saat ini daerahnya belum memiliki shelter khusus sehingga masih memanfaatkan gedung bertingkat untuk menyelamatkan diri dari terjangan tsunami.
"Oleh karena itu kami selalu meminta warga atau pihak terkait yang membangun di daerah pantai untuk mendirikan bangunan bertingkat dan ramah gempa agar dapat dimanfaatkan sebagai shelter," ujarnya.
Berita lain tentang tsunami dan gempa bisa ANda simak di Tempo.co.