TEMPO.CO, Jakarta - Institut Pertanian Bogor (IPB) meluncurkan buku kumpulan tulisan ahli benih Profesor Sjamsoeoed Sadjad. Buku digital tersebut berisi 356 tulisan, yang dibuat dari 1964 sampai 2019 dan dimuat di sejumlah media seperti Harian Kompas, Tabloid Sinar, Gema Islam, Media Indonesia, The Jakarta Post, Prisma, Gelora, Warta Pertanian, Agrivisi, Selentiae, Opini dan Intisari.
Peluncuran buku berjudul "Benih, Pertanian dan Kehidupan: Olah Pikir Sjamsoe’oed Sadjad” dilakukan di Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian IPB, Senin, 24 Juni 2019, bertepatan dengan ulang tahun ke-88 Sjamsoeoed Sadjad.
"Saya diapit oleh dua cinta. Di kiri saya adalah cinta dari isri dan di kanan adalah almamater saya. Saya tidak mengira cinta saya kepada almamater mendapat sambutan seperti ini," kata Sjamsoeoed dalam sambutannya.
Wakil Rektor IPB bidang Perencanaan, Sumberdaya dan Keuangan, Prof. Agus Purwito, dalam sambutannya, mengatakan, banyak teori dan penemuan dalam ilmu benih dihasilkan oleh Sjamsoesoed. "Sampai sekarang sejumlah alat penelitian di laboratorium benih adalah hasil temuan Pak Syam," kata Agus, yang merupakan murid Sjamsoeoed di Departemen Agronomi IPB.
Tulisan Sjamsoeoed banyak menyorot masalah benih, kemajuan petani, pengembangan pedesaan, sampai sosial budaya dan lingkungan hidup. Semua tulisan itu dikliping dalam album dan sekarang disimpan di Sajogyo Institute, Bogor.
Tulisan pertamanya dibuat sepulang dari kuliah S2 di AS dan dimuat Majalah Gema Islam, 15 April 1964, berjudul Kyai dan Pertanian. Tulisan ini menyorot peran kyai dan ulama di desa dalam membina petani secara akhlak dan teknis karena para pemuka agama ini biasanya juga seorang petani handal.
Tulisannya berjudul "Dari Mur Traktor sampai Demam Cengkeh", yang dimuat di Harian Kompas, 21 Februari 1977, menyoroti kebijakan pemerintah dalam memodernkan pertanian tanpa melibatkan petani dalam perencanaannya.
Tulisan terakhir yang dimuat di e-book ini adalah "Sebuah Refleksi Indeks Vigor dari Seorang Lansia", dimuat di Sinar Tani, 30 Januari - 5 Februari 2019.
Tulisan mengharukan Sjamsoeoed adalah ketika mengenang meninggalnya putri bunsunya, Roza dan dua cucunya, Maurin, 6 tahun, dan Tazkia, 2 tahun, sebagai korban tsunami Aceh pada 2004. Tulisan berjudul "Bersama Roza 10 Tahun Lalu" itu, dimuat Kompas, 26 Desember 2014.
Dalam tulisannya itu, ia mengenang sehari sebelum bencana, Roza sebagai dosen pertanian di Universitas Syiah Kuala di Banda Aceh, sedang berada di Jakarta. Ketika ke Bogor, Roza membicarakan rencana penelitian bersama sang Ayah.
Kehilangan itu sangat memukul ahli benih ini. "Sejak itu, saya seperti tutup buku untuk kelimuan sesudah 40 tahun mengembangkannya di IPB," tulis Sjamsoeoed.
Menurut dosen Divisi Ilmu dan Teknologi Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura IPB, Eny Widayati, buku digital itu akan bisa diunduh di website departemen agrohort.ipb.ac.id. Saat ini, e-book ini baru berupa hasil pindai kliping, tapi akan diubah dalam format pdf biasa.