TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti dari perusahaan riset Canalys memperkirakan smartphone 5G akan dijual lebih banyak dibandingkan ponsel 4G pada 2023. Canalys menyebut sebagian besar adopsi 5G akan terjadi di Cina, yang memiliki banyak perusahaan teknologi.
Baca: Uji di 5 Kota di Inggris: Jaringan 5G Cepat, tapi Tak Konsisten
"Cina juga merupakan rumah bagi banyak pemasok peralatan 5G utama dan vendor ponsel cerdas, yang akan bertanggung jawab atas dorongan pemasaran yang agresif selama beberapa tahun ke depan," kata Nicole Peng, wakil presiden mobilitas di Canalys, seperti dikutip laman Cnet, Senin, 1 Juli 2019.
Meskipun hanya ada beberapa smartphone yang mendukung 5G, operator di seluruh dunia sudah mulai menguji jaringan 5G. Mereka sedang bersiap untuk peningkatan besar dalam kecepatan data yang menurut sebuah firma riset akan menjadi norma dalam empat tahun.
Nicole Peng melanjutkan bahwa adopsi 5G smartphone di pasar massal tidak selalu berarti penerapan 5G yang sukses. Penggunaan 5G secara penuh akan memakan waktu lebih lama.
"Juga jauh lebih kompleks dari pada generasi jaringan sebelumnya, untuk mewujudkan manfaat 5G di luar eMBB (Mobile Broadband yang disempurnakan) butuh waktu," kata Nicole Peng.
Canalys memperkirakan smartphone 5G akan mencapai sekitar 800 juta unit dan memiliki 51,4 persen pangsa pasar. Dari jumlah itu, Cina akan menyumbang 34 persen dari jumlah dengan Amerika Utara yang membentuk 18,8 persen pada 2023.
Sejauh ini, smartphone berkemampuan 5G yang sudah tersedia untuk dibeli adalah Samsung Galaxy S10 5G, LG V50 ThinQ, OnePlus 7 Pro, Oppo Reno 5G dan Moto Z4 Motorola dengan Moto 5G.
CNET | CANALYS