TEMPO.CO, Bandung - Tim dari Institut Teknologi Bandung atau ITB terlibat dalam pembuatan Situng alias Sistem Informasi Penghitungan Suara Pemilu 2019 untuk Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Ketua tim Gusti Ayu Putri Saptawati mengatakan tugas tim sangat berat dalam proses pembuatan hingga mendampingi Tim KPU dalam pengoperasian. “Tekanan politis, serangan siber, dan hoax,” katanya lewat siaran pers dari ITB, Jumat, 12 Juli 2019.
Tantangan lain yaitu waktu pembangunan sistem yang singkat dan jenis pemilihan umumnya banyak. Selain Pemilihan Presiden, ada pemilihan legislatif DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten dan Kota, juga Dewan Perwakilan Daerah. KPU, kata Putri, perlu bantuan teknologi untuk keterbukaan data ke masyarakat sekaligus alat kontrol bagi KPU.
Tim Situng ITB beranggotakan 27 orang dosen program studi Teknk Informatika. Banyaknya anggota sesuai pekerjaan yang kompleks dan kritikal. “Ada sekitar 200 fitur aplikasi yang harus kita bangun. Memang tidak kelihatan, tapi itulah dapurnya yang kita kerjakan," kata dia.
Aspek keamanan sangat krusial karena harus bisa menangkal serangan siber. Tim juga mesti punya atribut untuk menangkal segala bentuk hoax yang muncul sejak Situng 2019 dan Pemilu 2019 beroperasi.
"Kami kerjakan sejak November 2018 sampai April 2019 atau sekitar 5 bulan," ujar Putri.
Meskipun secara operasional penghitungan suara sudah selesai, tim Situng dari ITB masih tetap bekerja mendampingi tim KPU menuntaskan tugasnya. Sengketa pemilihan legislatif masih berlangsung. "Kami masih diminta bertugas sampai November tahun ini," katanya.
Putri mengatakan Situng 2019 yang dibangun untuk KPU sudah teruji. Serangan siber bisa ditanggulangi sehingga sistem aman. "Sistem ini sudah bekerja sesuai fungsinya dan teruji. Data yang kita tampilkan semuanya valid," ujar dia.
Rektor ITB Kadarsah Suryadi berterima kasih kepada tim Situng yang telah berjasa bagi bangsa dan negara dalam proses Pemilu Serentak 2019 di Indonesia. “Tim juga mampu menjaga nama baik ITB," ujarnya.