TEMPO.CO, Jakarta - Cuaca di Mekah bisa mencapai 50 derajat Celcius di musim haji tahun ini. Itu sebabnya, jemaah haji Indonesia diimbau minum air dalam jumlah cukup untuk menghindari dehidrasi.
Baca: Rahasia Dinginnya Lantai Masjidil Haram Mekah Meski Cuaca Panas
Gerakan minum bersama segera diterapkan dan dibiasakan setelah jamaah calon haji tiba di Mekah, untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan gangguan kesehatan yang muncul akibat dehidrasi.
Tim Dokter Jaga KKHI Daerah Kerja Mekah Edy Ramdhani, Sabtu, 13 Juli 2019, mengatakan gerakan minum bersama akan diterapkan kepada jamaah calon haji Indonesia tiap dua hingga tiga jam.
"Nanti di tiap kloter akan diberikan penguatan seperti itu sehingga dengan minum bersama konsumsi cairan benar-benar bisa diukur," katanya.
Pihaknya melihat ada kecenderungan jamaah calon haji asal Indonesia kurang sadar untuk mengonsumsi cairan dalam jumlah cukup.
Padahal asupan cairan sangat diperlukan terlebih saat puncak musim haji tahun ini diperkirakan suhu panas ekstrem akan terjadi hingga lebih dari 50 derajat Celsius.
Novita Silvana yang juga Tim Dokter Jaga KKHI Mekah mengatakan gerakan minum bersama harus menjadi bagian tak terpisahkan dan disadari bersama oleh jamaah calon haji Indonesia.
"Jangan nunggu haus dan jangan takut sering kencing," kata Novita.
Beberapa tips yang disampaikan oleh KKHI yakni jamaah harus mampu mengelola dan mengukur kemampuan diri serta mengatur dengan baik aktivitas fisiknya, terlebih mereka yang memiliki penyakit bawaan.
"Gunakan selalu alat pelindung diri seperti payung, topi, kacamata, dan sandal," katanya.
Pihaknya juga menekankan pentingnya jamaah calon haji untuk selalu mengonsumsi buah dan sayur yang disediakan katering resmi bagi jamaah.
"Seringkali mereka tidak makan buahnya, mereka simpan dan akhirnya tidak terkonsumsi, padahal ini harus dimakan. Dan jangan lupa untuk konsumsi kurma," katanya.