TEMPO.CO, Jakarta - Lebih dari 100 kapal karam era Perang Dunia II menghiasi dasar laut di sekitar Indonesia, Malaysia dan Singapura. Namun dua di antaranya, tiba-tiba lenyap.
Menurut laporan media Belanda, Rtlnieuws.nl sebagaimana dikutip Livescience, 9 Juli 2019, sepasang kapal selam yang tenggelam di lepas pantai Malaysia pada 1941 menghilang secara misterius akhir pekan lalu, hanya menyisakan beberapa pecahan dan goresan di pasir dasar laut.
Kapal selam Belanda yang hilang itu bernama HNLMS O 16 dan HNLMS K XVII, juga berisi jasad 79 awak kapal.
Bagaimana kapal karam hilang begitu saja? Menurut pejabat pemerintah Belanda, kapal selam itu kemungkinan besar dicuri oleh pemburu barang bekas, yang biasa mencuri reruntuhan tua di wilayah tersebut.
Sebanyak 40 kapal era Perang Dunia II sebagian atau seluruhnya telah dibongkar oleh "pemulung", demikian dilaporkan Guardian pada 2017.
Para pemburu kapal karam ini biasanya menggunakan peledak dan memungut pecahannya dengan crane selama berhari-hari atau berminggu-minggu. Mereka bisa mendapat baja bernilai jutaan dolar ditambah kabel tembaga dan baling-baling perunggu fosfor, menurut artikel Guardian.
Bangkai kapal pada masa perang dilindungi di bawah perjanjian internasional sebagai kuburan tentara yang tidak bertanda - namun hal ini tidak menghentikan pencuri menghancurkan bangkai kapal-kapal Amerika, Inggris, Belanda, Inggris, Australia dan Jepang yang berada di perairan Asia Tenggara.
Pada bulan Maret 2018, para pejabat Malaysia menandatangani perjanjian dengan menteri luar negeri Belanda untuk lebih melindungi reruntuhan perang Belanda di perairan Malaysia.
Perjanjian tersebut dilakukan menyusul penjarahan besar-besaran pada bangkai kapal perang itu, yakni pada tahun 2016 tiga kapal perang Belanda lenyap dari dasar Laut Jawa di lepas pantai Indonesia, bersama dengan sisa-sisa 2.200 awak di dalamnya, Guardian melaporkan.
LIVESCIENCE