TEMPO.CO, Bandung - Hari ini dan besok, Senin-Selasa, 15-16 Juli 2019, matahari akan tepat di atas langit Kabah. Kalangan astronom mengatakan fenomena alam itu menjadi waktu terbaik untuk meluruskan arah salat atau kiblat.
Di Indonesia, waktu pencocokannya pada pukul 16.27 WIB atau waktu daerah lain menyesuaikan.
Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin mengatakan, fenomena alam itu terkait gerak tahunan matahari melintasi lintang Kota Mekkah selama dua kali dalam setahun.
Waktunya pada 27-28 Mei dan 15-16 Juli 2019. “Pada saat tengah hari di Mekah, matahari juga tepat di atas Kabah,” kata periset astronomi dan astrofisika itu, Senin, 15 Juli 2019. Di Indonesia, waktu kejadian itu bertepatan pada pukul 16.27 WIB pada Senin, 15 Juli 2019.
Dengan kata lain, menurut Djamaluddin, siapa pun di muka bumi yang melihat matahari pada saat itu berarti sedang menghadap ke arah Mekah. “Itulah arah kiblat,” ujarnya. Di Indonesia misalnya, pada sore itu matahari telah condong ke barat.
Agar lebih tepat arahnya, cukup memakai metode sederhana dengan menancapkan atau memasang tiang atau benda tegak lurus lainnya. Tiang itu harus terkena sorotan cahaya matahari. Astronom dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Rukman Nugraha mengatakan, tiang itu akan memunculkan bayangan. “Kalau kita teruskan garis lurus dari ujung bayangan ke pangkal tiang arahnya pasti akan sampai ke Kabah,” kata dia Senin, 15 Juli 2019.
Djamaluddin menegaskan, arah kiblat tidak berubah. Perlunya pemeriksaan dan penyempurnaan ulang karena ada masjid atau musala yang arah kiblatnya berdasarkan perkiraan atau memakai kompas dengan perhitungan yang kurang akurat.
Dengan bayangan matahari pada saat-saat tertentu arah kiblat jadi lebih mudah dan lebih akurat ditentukan. “Rentang waktu plus atau minus lima menit masih cukup akurat,” kata anggota Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama, Kamis, 30 Mei 2019.