TEMPO.CO, Jakarta - Instagram telah lakukan uji coba penghapusan fitur likes di beberapa negara seperti, Australia, Jepang, Irlandia, Kanada, Brazil, Italia dan Selandia Baru.
Tekanan sosial yang terjadi di masyarakat mendorong Instagram untuk menciptakan lingkungan daring yang menyenangkan agar seseorang dapat mengekspresikan diri dengan nyaman.
Menurut penelitian American Psychological Association, penggunaan media sosial berpotensi memperburuk kesehatan mental, seperti depresi, niatan untuk bunuh diri hingga tekanan psikologis. Peningkatan waktu yang dihabiskan di media sosial dapat menyebabkan perasaan kesepian, kecemasan sosial dan isolasi sosial.
“Kami ingin teman anda lebih fokus kepada foto dan video yang disebarkan, bukan pada jumlah likes yang diterima,” tulis Instagram pada laman Twitter mereka.
Pengguna tetap dapat melihat jumlah likes pada akun mereka, tapi orang lain tidak dapat melihat jumlah likes yang pengguna dapatkan. Orang lain hanya dapat melihat siapa saja yang telah memencet tombol likes pada unggahan seorang pengguna.
Kebijakan baru ini mendapat tanggapan pro dan kontra dari masyarakat. Sebagian merasa tindakan ini merupakan langkah yang baik untuk kesehatan mental, namun juga dapat berakibat buruk bagi pendapatan pelaku bisnis dan reputasi seorang Instagram influencer.
“Untuk pebisnis dan content creator di Instagram, uji coba ini tidak akan mempengaruhi fitur seperti Insights ataupun Ads Manager,”
Instagram masih belum mengkonfirmasi apakah kebijakan ini akan diberlakukan di seluruh dunia. Kebijakan ini masih bersifat sementara dan mereka akan menanggapi kritik serta saran dari masyarakat.
THE SUN | THE MIRROR | MASHABLE | CAECILIA EERSTA