TEMPO.CO, Sebuah ekskavasi di situs arkeologi Lingjing, Cina, menemukan dua tulang dengan goresan, diduga milik manusia purba Homo Denisova yang berumur 100.000 tahun.
Garis abstrak pada fosil tulang itu seperti diukir secara hati-hati serta dilapisi dengan pigmen merah agar nampak menonjol. Meski terlihat sederhana, konsep atau makna di balik garis masih belum dapat disimpulkan.
“Anda harus menggunakan ukiran untuk melakukan komunikasi.” Genevieve von Petzinger, ahli paleoantropologi dari Universitas Vicitoria, Kanada.
Pigmen ini sering ditemukan pada ornamen prasejarah dari Eropa dan Afrika. Belum dapat dipastikan apakah karya ini merupakan hasil dari Homo denisova, karena manusia modern baru bermigrasi ke Cina pada 80.000 sampai 120.000 tahun yang lalu.
Namun, Denisova diyakini pernah tinggal di sebagian besar wilayah Asia Timur. Beberapa artefak manusia purba hominin ini ditemukan pada lapisan yang sama dengan lokasi penggalian tulang.
“Ini dapat menjadi bukti jika pengukirnya merupakan manusia purba homini.” Ujar Dr Francesco d'Errico ahli paleoantropologi dari University of Bordeaux, Prancis.
Dengan penemuan ini para peneliti berharap akan ada temuan serupa. "Cina dan daerah lain di Eurasia telah diteliti. Akan sangat mungkin jika kita memiliki lebih banyak penemuan dalam waktu dekat," ucap Dr d 'Errico.
Seperti Neanderthal di Eropa dan Asia Barat, Homo Denisova merupakan bentuk evolusi manusia modern yang berkembang pada beberapa juta tahun terakhir.
NEWSCIENTIST | DAILY MAIL | CAECILIA EERSTA