Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Otak Staf Kedubes AS di Kuba Alami Perubahan, Kenapa?

Reporter

Editor

Yudono Yanuar

image-gnews
Rakyat Kuba antusias melihat peresmian Kedutaan Besar Amerika Serikat yang baru saja dibuka di Havana, Kuba, 15 Agustus 2015. Amerika Serikat membuka kembali kedutaan mereka di Kuba, yang ditutup pada tahun 1961, pada saat puncak Perang Dingin. REUTERS/Alexandre Meneghini
Rakyat Kuba antusias melihat peresmian Kedutaan Besar Amerika Serikat yang baru saja dibuka di Havana, Kuba, 15 Agustus 2015. Amerika Serikat membuka kembali kedutaan mereka di Kuba, yang ditutup pada tahun 1961, pada saat puncak Perang Dingin. REUTERS/Alexandre Meneghini
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah pekerja kedutaan AS di Kuba melaporkan mengalami gejala sensorik yang aneh, termasuk mendengar suara dengung dan getaran yang tidak biasa. Misteri ini belum terjawab selama 2 tahun ini.

Pada 2018, banyaknya keluhan dari para pegawai Kedubes As di Kuba melahirkan istilah "Havana Syndrome". Keluhan ini juga dilaporkan stah kedutaan As di Cina.

Belum lama ini, keluhan itu diteliti dengan menggunakan teknologi pencitraan otak tingkat lanjut. Laman LiveScience, Rabu, 23 Juli 2019, melaporkan penelitian itu mengungkapkan perbedaan nyata dalam otak pekerja kedutaan yang berpotensi terpapar fenomena aneh, dibandingkan dengan orang sehat yang tidak terpapar.

Laman Guardian melaporkan, peneltian itu melibatkan 40 mantan pegawai Kedutaan.

Secara khusus, para peneliti menemukan perbedaan di area otak yang dikenal sebagai otak kecil, yang bertanggung jawab untuk koordinasi gerakan, seperti untuk berjalan dan keseimbangan, menurut penelitian yang dipublikasikan 23 Juli 2019 dalam jurnal JAMA

Perbedaan antara otak para pekerja dan orang-orang dalam kelompok kontrol "cukup berbeda saat ini," kata ketua peneliti Dr. Ragini Verma, seorang profesor radiologi di Penn, kepada Reuters dalam wawancara telepon.

Temuan ini penting mengingat bahwa sejumlah pekerja kedutaan menunjukkan ketidaknormalan dalam keseimbangan dan koordinasi gerakan mata, kata peneliti Dr. Randel Swanson, asisten profesor kedokteran dan rehabilitasi di Fakultas Kedokteran Universitas Perelman, Pennsylvania.

Namun, para peneliti mengakui bahwa mereka tidak dapat mengatakan dengan tepat apa arti temuan mereka atau apa yang menyebabkan perbedaan otak. Dengan kata lain, penelitian ini tidak membawa kita lebih dekat untuk memahami penyebab fenomena itu.

"Sesuatu terjadi pada setidaknya sebagian dari pasien ini," kata Swanson kepada Live Science.

Mungkin saja perbedaan otak yang terlihat pada gambar mendasari beberapa gejala yang didokumentasikan pada pekerja kedutaan, katanya.

Pada akhir 2016, beberapa pekerja kedutaan AS di Havana melaporkan mendengar suara tiba-tiba yang keras atau merasakan getaran atau gerakan di udara di sekitar mereka, Live Science sebelumnya melaporkan.

Pengalaman-pengalaman ini diikuti oleh berbagai gejala neurologis, termasuk pusing, masalah keseimbangan, dan kesulitan konsentrasi dan memori.

Para pejabat awalnya mencurigai beberapa jenis "serangan sonik" di balik kasus ini, tetapi ini tidak pernah terbukti.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada 2018, kelompok peneliti yang sama di UPenn menerbitkan sebuah penelitian yang mendokumentasikan gejala neurologis 21 pekerja kedutaan AS di Havana. Studi itu menemukan bahwa banyak dari mereka memiliki gejala yang mirip dengan yang terlihat pada orang dengan gegar otak atau cedera otak traumatis ringan, walaupun dalam kasus Havana, tidak ada bukti trauma disebabkan benda tumpul, kata peneltiti.

Pada saat itu, para peneliti juga mencatat bahwa tidak jelas bagaimana paparan suara - bahkan senjata sonik - dapat menyebabkan gejala seperti itu. 

Dalam studi baru, para peneliti menganalisis gambar otak dari 40 pekerja kedutaan AS yang berpotensi terpapar, dan 48 orang sehat yang tidak terpapar. Semua partisipan dipindai otaknya dengan magnetic resonance imaging (MRI). Di antara para pekerja kedutaan, pemindaian otak dilakukan, rata-rata, sekitar enam bulan setelah paparan yang dilaporkan.

Gambar otak menunjukkan bahwa, dibandingkan dengan orang sehat, pekerja kedutaan AS memiliki volume materi putih yang lebih rendah - serabut saraf panjang yang memungkinkan area otak untuk berkomunikasi.

Selain itu, dibandingkan dengan orang sehat, pekerja kedutaan AS menunjukkan perbedaan volume jaringan otak dan integritas jaringan di otak kecil mereka.

Pola khusus perbedaan otak yang terlihat dalam penelitian ini tidak seperti pola penyakit atau kondisi otak lain yang terlihat dalam penelitian yang dipublikasikan sebelumnya, kata para peneliti.

"Temuan ini mungkin mewakili sesuatu yang tidak terlihat sebelumnya," kata  Dr. Douglas Smith, seorang profesor bedah saraf di UPenn, dalam sebuah pernyataan.

Martha Shenton, seorang profesor psikiatri dan radiologi di Brigham and Women's Hospital di Boston, mengatakan bahwa penelitian baru itu menggunakan "beberapa cara terbaik untuk melihat otak menggunakan neuroimaging."

Tetapi, Shenton berpendapat bahwa makna klinis dari temuan ini tidak jelas, sehingga membutuhkan penelitian lebih lanjut.

Para peneliti mencatat bahwa, karena pemindaian otak dilakukan sebagian besar setelah pasien menjalani perawatan rehabilitasi, ada kemungkinan bahwa perubahan otak yang terlihat dalam penelitian ini adalah karena proses rehabilitasi untuk pemulihan, daripada beberapa jenis cedera itu sendiri.

"Kami tidak dapat secara pasti mengatakan bahwa perbedaan otak ini terkait dengan apa pun yang terjadi pada orang-orang ini di Havana," kata Evan Gordon, seorang penyelidik di Pusat Penelitian tentang Pengembalian Veteran Perang di Waco, Texas, yang tidak terlibat dengan penelitian.

Pemerintah Kuba sebelumnya menyatakan tidak tahu menahu atas kejadian yang menimpa staf kedutaan AS di Havana, yang belakangan juga menimpa staf di konsulat As di Cina.

Laman Scmp.com pada 11 Juni 2018 mengutip pernyataan resmi Kemenlu Kuba, yang menGatakan sebuah penelititian telah dilakukan pemerintah Kuba dan AS, namun tidak menemukan penyebab kelainan itu.

JAMA | REUTERS | LIVESCIENCE | SCMP

 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


4 Bumbu Dapur Sahabat Kesehatan Otak dan Penangkal Alzheimer

2 hari lalu

Ilustrasi bumbu lada hitam. REUTERS
4 Bumbu Dapur Sahabat Kesehatan Otak dan Penangkal Alzheimer

Salah satu metode efektif untuk meningkatkan kesehatan otak dan mencegah penyakit Alzheimer adalah dengan mengonsumsi makanan yang baik buat otak.


Amerika Latin Mengutuk Serangan Ekuador terhadap Kedutaan Meksiko

12 hari lalu

Petugas polisi Ekuador berdiri di luar kedutaan Meksiko tempat mereka memindahkan paksa mantan Wakil Presiden Ekuador Jorge Glas di Quito, Ekuador 5 April 2024. REUTERS/Karen Toro
Amerika Latin Mengutuk Serangan Ekuador terhadap Kedutaan Meksiko

Nikaragua bergabung dengan Meksiko memutuskan hubungan dengan Ekuador setelah pasukan menyerbu kedutaan Meksiko di Quito.


Risiko Genosida di Gaza, Dewan HAM PBB Rancang Resolusi Embargo Senjata Israel

15 hari lalu

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi berbicara dalam Sidang ke-55 Dewan HAM PBB di Jenewa, Swiss, pada Senin 26 Februari 2024. ANTARA/HO-akun X @Menlu_RI
Risiko Genosida di Gaza, Dewan HAM PBB Rancang Resolusi Embargo Senjata Israel

Dewan HAM PBB akan mempertimbangkan rancangan resolusi pada Jumat 5 April 2024 yang menyerukan embargo senjata terhadap Israel.


Kaitan Kesehatan Usus Kecil dan Otak Menurut Psikiater

16 hari lalu

Ilustrasi usus. 123rf.com
Kaitan Kesehatan Usus Kecil dan Otak Menurut Psikiater

Kesehatan usus kecil memiliki kaitan dengan kesehatan otak. Berikut penjelasannya menurut spesialis kesehatan jiwa.


5 Tanda-tanda Seseorang Mengalami Otak Popcorn

16 hari lalu

Ilustrasi otak. medicalnews.com
5 Tanda-tanda Seseorang Mengalami Otak Popcorn

Salah satu dampak utama dari otak popcorn adalah efeknya yang merugikan fokus pada otak.


Kenali Ancaman Otak Popcorn, Gangguan Fokus Akibat Sering Main Media Sosial

17 hari lalu

Ilustrasi bermain media sosial. (Unsplash/Leon Seibert)
Kenali Ancaman Otak Popcorn, Gangguan Fokus Akibat Sering Main Media Sosial

Otak popcorn berasal dari sebuah kondisi otak seseorang terus berpikir dari satu pikiran ke pikiran yang lain dalam sekejap seperti biji popcorn.


Presiden Kuba Tuntut Israel Akhiri Genosida di Gaza

18 hari lalu

Presiden Kuba Miguel Diaz-Canel, bersama para pemimpin Kuba lainnya, lewat di depan Kedutaan Besar AS saat pawai mendukung warga Palestina di Gaza, di Havana, Kuba, 23 November 2023. Yamil Lage/Pool via REUTERS
Presiden Kuba Tuntut Israel Akhiri Genosida di Gaza

Presiden Kuba Miguel Diaz-Canel kembali menyuarakan dukungan negaranya untuk rakyat Palestina terutama di Gaza


7 Tips Mencegah Pikun di Usia Muda

19 hari lalu

Ilustrasi otak. medicalnews.com
7 Tips Mencegah Pikun di Usia Muda

Pikun tidak hanya merupakan masalah yang terbatas pada orang tua, tetapi juga bisa terjadi pada usia yang relatif muda.


Banyak Orang Masih Salah Kaprah soal Epilepsi, Cek Faktanya

21 hari lalu

Ilustrasi anak kejang/epilepsi. Redcross.org.uk
Banyak Orang Masih Salah Kaprah soal Epilepsi, Cek Faktanya

Masih banyak orang yang salah kaprah terkait epilepsi. Dokter beri faktanya untuk meluruskan.


26 Maret Diperingati Hari Epilepsi Sedunia, Kenali Penyebab dan Gejalanya

24 hari lalu

Ilustrasi epilepsi. firstaidlearningforyoungpeople.redcross.org.uk
26 Maret Diperingati Hari Epilepsi Sedunia, Kenali Penyebab dan Gejalanya

Epilepsi merupakan gangguan sistem saraf pusat akibat pola aktivitas otak yang tidak normal.