TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah startup bernama SpaceLife Origin berencana memfasilitasi wanita untuk dapat melahirkan di pesawat luar angkasa.
Laman futurism, beberapa waktu lalu, menjelaskan bahwa perusahaan yang berbasis di Belanda itu mengumumkan Misi 2020-2024 dengan program yang puncaknya adalah kelahiran langsung bayi manusia di pesawat luar angkasa yang diposisikan 250 mil (402,3 km) di atas Bumi.
Baca Juga:
"Manusia perlu mencari tahu reproduksi di luar Bumi jika ia berharap untuk menjajah dunia lain. Karena keberhasilan misi dapat mempengaruhi rencana kita untuk penguasaan luar dunia," ujar Kepala Strategi dan Staf Inovasi SpaceLife Origin Egbert Edelbroek, dikutip laman The Atlantic.
Selama lima tahun ke depan, SpaceLife Origin akan menyelesaikan serangkaian misi yang semuanya dirancang untuk mengisi kesenjangan pengetahuan. Juga mempersiapkan umat manusia untuk reproduksi di luar angkasa.
Rencana tersebut termasuk untuk mengirim sel reproduksi manusia ke luar angkasa sebagai asuransi jika terjadi bencana di Bumi. Juga pengembangan Space-Embryo-Inkubator yang mampu memupuk dan mengembangkan embrio di ruang angkasa.
Baca Juga:
"Pemukiman manusia di luar Bumi akan sangat tidak berguna tanpa belajar bagaimana mereproduksi di luar angkasa," kata Edelbroek. "Langkah terakhir rencana ini adalah mengirimkan sukarelawan hamil dan tim profesional medis ke luar angkasa dalam misi 24 hingga 36 jam di mana dia akan melahirkan."
Rencana ini terdengar seperti mimpi buruk logistik. Bayangkan saja dokter mencoba memberikan epidural dalam gravitasi nol sementara gumpalan cairan tubuh melayang di sekitar kapsul. SpaceLife Origin juga kemungkinan akan menghadapi sejumlah rintangan peraturan dan reaksi etis yang serius karena terkait dengan keselamatan ibu dan anak.
Namun, sulit untuk memperdebatkan itu, karena Edelbroek menjelaskan akhirnya manusia akan perlu mencari tahu logistik melahirkan di luar angkasa. "Dan prosesnya dapat dimulai pada 2024 dengan seorang sukarelawan tunggal," ujar dia.
FUTURISM | THE ATLANTIC