TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah penelitian memeriksa data lebih dari 4.000 pohon untuk memprediksi bagaimana pemanasan global berpengaruh terhadap kepunahan Pohon Joshua. Spesies ini sudah ada sejak zaman Pleistosen, sekitar 2,5 juta tahun yang lalu, dan setiap pohon dapat hidup hingga 300 tahun.
Studi ini melihat dampak pemanasan global terhadap pohon di Taman Nasional Joshua Tree California yang menunjukkan tanpa tindakan dramatis mengurangi perubahan iklim, pohon ikonik itu tidak akan bertahan jauh melewati abad ini, demikian dikutip laman Earthsky, Rabu, 24 Juli 2019.
Peneliti menemukan bahwa Pohon Joshua telah bermigrasi ke tempat yang lebih tinggi dari taman dengan cuaca lebih sejuk dan banyak kelembaban di tanah. Di daerah yang lebih panas dan kering, pohon dewasa tidak menghasilkan banyak tanaman yang lebih muda, dan yang mereka hasilkan tidak bertahan.
Pohon Joshua hidup lebih lama dari mamut dan harimau bertaring tajam. Salah satu cara pohon dewasa bertahan begitu lama adalah dengan menyimpan cadangan air yang besar untuk mengatasi kekeringan.
Namun pohon-pohon dan bibit yang lebih muda tidak mampu menyimpan cadangan dengan cara ini. Dan kekeringan yang paling baru, 376 minggu di California meninggalkan tanah di beberapa tempat tanpa air yang cukup untuk mendukung tanaman muda.
Menurut studi itu, ketika iklim berubah, kekeringan dalam waktu lama cenderung terjadi dengan frekuensi yang lebih tinggi, sehingga mempersulit Joshua. Penelitian yang dipublikasikan di jurnal Ekosfer itu, juga menemukan ancaman lain di kawasan lebih sejuk dan basah, adalah kebakaran. Ini merupakan ancaman terbesar selain perubahan iklim.
Kurang dari 10 persen Pohon Joshua selamat dari kebakaran hutan, kata para peneliti. Studi baru ini menunjukkan beberapa hasil yang mungkin. Dalam skenario kasus terbaik, upaya besar untuk mengurangi gas penangkap panas di atmosfer akan menghemat 19 persen habitat pohon setelah tahun 2070.
Dalam kasus terburuk, tanpa pengurangan emisi karbon, taman hanya akan mempertahankan 0,02 persen dari habitat Pohon Joshua. Intinya, studi baru ini memprediksi masa depan suram untuk pohon-pohon di Taman Nasional Joshua Tree, California.
EARTHSKY | EKOSFER