TEMPO.CO, Jakarta - Arkeolog Papua Hari Suroto mengatakan, mumi Yamen Silok atau Mumi Angguruk yang ada di Kurima, Kabupaten Yahukimo, dikonservasi agar terawat.
"Kondisi terkini mumi Yamen Silok butuh perawatan," kata Hari Suroto, peneliti Balai Arkeologi Papua ketika dihubungi dari Kota Jayapura, Jumat malam, 26 Juli 2019.
Lembah Baliem, kata dia, terkenal memiliki mumi. Berdasarkan data di Dinas Kebudayaan Pariwisata Kabupaten Jayawijaya terdapat empat mumi yang sudah dikonservasi yaitu mumi Araboda, Aikima, Pumo, dan Yiwika.
"Keempat mumi ini telah dikonservasi pada Oktober hingga November 2017, dengan menghabiskan dana Rp 900 juta. Kondisi keempat mumi saat ini terawat baik dalam kotak penyimpan," katanya.
Namun, masih ada satu mumi di Lembah Baliem yang belum dikonservasi. Mumi ini yaitu mumi Yamen Silok atau Mumi Angguruk. "Mumi ini merupakan satu-satunya mumi perempuan di Baliem, saat ini disimpan oleh masyarakat di Kurima, Yahukimo," katanya.
Mumi Yamen Silok, kata dia, hanya disimpan sekadarnya di dalam honai. Mumi ini perlu dikonservasi dan dibuatkan kotak penyimpan agar lebih terawat dan terbebas dari gangguan serangga atau binatang pengerat.
Hari Suroto terakhir melihat mumi ini pada 2017 ketika melakukan penelitian di sana. Menurut dia, mumi ini hanya boleh dilihat, tapi tidak boleh difoto.
"Saran saya, Pemerintah Kabupaten Yahukimo perlu belajar dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Jayawijaya yang telah sukses mengkonservasi empat mumi dengan melibatkan arkeolog Balai Arkeologi Papua dan Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulawesi Selatan," katanya.
ANTARA