Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ilmuwan Ungkap Petunjuk Evolusi Komodo Melalui Genom

image-gnews
Seekor komodo berada di Pulau Rinca, Kawasan Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur, Ahad, 14 Oktober 2018. Pulau Rinca yang merupakan zona inti Taman Nasional Komodo, dihuni lebih dari 1.500 ekor komodo. ANTARA/Indrianto Eko Suwarso
Seekor komodo berada di Pulau Rinca, Kawasan Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur, Ahad, 14 Oktober 2018. Pulau Rinca yang merupakan zona inti Taman Nasional Komodo, dihuni lebih dari 1.500 ekor komodo. ANTARA/Indrianto Eko Suwarso
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Studi baru dari para peneliti di Gladstone Institutes yang bekerja sama dengan para ilmuwan di UC San Francisco (UCSF) dan Zoo Atlanta, memberikan urutan resolusi tinggi genom pertama dari komodo, serta wawasan tentang bagaimana komodo berevolusi.

"Kami memulai proyek ini 9 tahun yang lalu untuk melihat bagaimana genom berevolusi, tapi untuk melakukannya, kami membutuhkan urutan genom terlebih dahulu," ujar Investigator Senior Gladstone Benoit Bruneau, penulis senior studi ini, dikutip laman Phys, Senin, 29 Juli 2019.

Komodo adalah kadal terbesar di dunia, predator dengan berat hingga 200 pound atau 91 kilogram, yang dapat mendeteksi mangsanya dari jarak 7,5 mil. Hewan berdarah dingin itu dapat meningkatkan metabolisme mereka hingga mendekati tingkat mamalia, yang memberikan kecepatan dan daya tahan tinggi.

Namun, para ilmuwan hanya sedikit memahami tentang bagaimana DNA dari kadal yang luar biasa ini mengkodekan karakteristik yang menakjubkan. Bruneau menyatakan bahwa pada saat itu belum ada yang membahas tentang genom dari Komodo.

"Pada saat ini, kelompok-kelompok lain telah mengurutkan genom penyu, ular dan genom burung, serta genom buaya sedang dalam proses, tapi cabang yang hilang adalah kadal varanid, keluarga yang menjadi milik komodo," kata Bruneau.

Peneliti senior dan direktur Institut Gladstone untuk Ilmu Data dan Bioteknologi Katherine Pollard mengaku bahwa dirinya bertahun-tahun pergi ke Pulau Komodo. "Saya tidak akan pernah menduga kalau suatu hari akan mengerjakan genom mereka. Kami bahkan tidak memiliki genom manusia pada waktu itu," tutur Pollard

Tim mempelajari DNA dua komodo dari Zoo Atlanta bernama Slasher dan Rinca, yang sampel darahnya diperoleh sebagai bagian dari jadwal pemeriksaan tahunan mereka. Penelitian itu merupakan kesempatan besar untuk mempelajari lebih lanjut tentang komodo menggunakan teknologi terbaru dan terbaik, sehingga dapat berkontribusi terhadap pengetahuan umum tentang biologi kadal.

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature Ecology and Evolution dan dirilis di BioRxiv ini memberikan urutan kualitas yang sangat tinggi dari genom komodo. Penelitian tersebut dapat digunakan sebagai referensi dalam upaya untuk urutan genom vertebrata lainnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Genom vertebrata besar, dan mengandung banyak urutan berulang," ujar Pollard, profesor di UCSF dan peneliti Chan Zuckerberg Biohub. "Sebagian besar teknologi pengurutan hanya menghasilkan rentetan pendek pada satu waktu. Ketika bentangan pendek itu mencakup elemen berulang, tidak mungkin untuk mengetahui di mana mereka berada dan apa yang mereka hubungkan, sehingga sulit untuk merangkai mereka bersama-sama."

Bruneau dan ilmuwan lainnya menggunakan beberapa teknologi, termasuk pengurutan jarak jauh dan teknik pemetaan fisik untuk melakukan perakitan. Hasilnya, kata Bruneau, dia memiliki urutan yang sangat dalam dan berkualitas tinggi untuk Komodo.

Setelah para ilmuwan memiliki urutan, mereka menggunakan alat komputasi untuk membandingkannya dengan reptil lain dan melihat apa yang membuat genom komodo unik. Secara khusus, ilmuwan mencari perubahan dalam genom yang membantu komodo beradaptasi dengan lingkungannya, dan mengalami proses evolusi yang disebut seleksi positif. 

Selain itu, peneliti menemukan bahwa komodo, bersama dengan beberapa kadal lainnya, memiliki sejumlah besar gen yang menyandikan sensor kimia yang dikenal sebagai reseptor vomeronasal. Reseptor ini adalah bagian dari sistem sensorik canggih yang memungkinkan hewan mendeteksi hormon dan feromon.

PHYS | NATURE ECOLOGY AND EVOLUTION | BIORXIV

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Rumah Teuku Wisnu dan Shireen Sungkar Dimasuki Biawak, Seliar Apakah Hewan Ini?

2 hari lalu

Seekor biawak di Pulau Biawak, Indramayu, Jawa Barat, 26 Juni 2014. Pada sore hari, biawak-biawak berenang di tepi pantai untuk memangsa ikan. TEMPO/Aditya Herlambang
Rumah Teuku Wisnu dan Shireen Sungkar Dimasuki Biawak, Seliar Apakah Hewan Ini?

Rumah artis Teuku Wisnu dan Shireen Sungkar dimasuki biawak belum lama ini. Hewan apakah ini? Ada sekitar 80 jenis biawak di seluruh dunia,


Larangan Kapal Berlayar ke Pulau Komodo Diperpanjang hingga 20 Maret

11 hari lalu

Pulau Komodo. (Antara)
Larangan Kapal Berlayar ke Pulau Komodo Diperpanjang hingga 20 Maret

KSOP Kelas III Labuan Bajo memperpanjang larangan kapal wisata untuk berlayar ke Pulau Komodo Taman Nasional Komodo (TNK) hingga 20 Maret 2024.


Kolaborasi Telkomsel dan Ericsson Perkuat Pengembangan Evolusi 5G

32 hari lalu

Kolaborasi Telkomsel Bersama Ericsson 1-3 : Telkomsel menjalin kolaborasi strategis bersama Ericsson dalam pemanfaatan Radio Access Network (RAN) Energy Efficiency dan mengeksplorasi teknologi 5G Standalone (SA). Kolaborasi yang terjalin tersebut memungkinkan Telkomsel untuk menghadirkan solusi telekomunikasi yang inovatif, andal, dan ramah lingkungan bagi masyarakat dan industri di Indonesia.
Kolaborasi Telkomsel dan Ericsson Perkuat Pengembangan Evolusi 5G

Telkomsel berkolaborasi dengan Ericsson melalui kemitraan strategis untuk memanfaatkan fitur Radio Access Network (RAN) Energy Efficiency serta uji coba teknologi 5G Standalone (SA).


Vladimir Putin Bocorkan Ilmuwan Rusia sedang Membuat Vaksin untuk Obati Kanker

43 hari lalu

Petugas menyiapkan alat Radioterapi Linear Accelerator, (LINAC) Elekta Versa HD di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Jakarta, Jumat 6 Januari 2023. Pada HUT Ke-51 RSPP, rumah sakit tersebut meresmikan fasilitas Radioterapi Linac untuk penanganan penyakit kanker dengan komplikasi yang lebih sedikit sehingga memungkinkan pasien pulih lebih cepat. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Vladimir Putin Bocorkan Ilmuwan Rusia sedang Membuat Vaksin untuk Obati Kanker

Vladimir Putin mengkonfirmasi ilmuwan bidang medis di Rusia sedang berusaha membuat vaksin untuk melawan penyakit kanker.


Apa Itu Sivitas Akademika yang Terus Lakukan Kritik terhadap Jokowi?

48 hari lalu

Sejumlah civitas akademika dan guru besar dari berbagai fakultas UGM membacakan Petisi Bulaksumur menyesalkan berbagai penyimpangan pemerintahan Jokowi, di Balairung UGM, Yogyakarta, Rab, 31 Januari 2024. EIBEN HEIZER/TEMPO
Apa Itu Sivitas Akademika yang Terus Lakukan Kritik terhadap Jokowi?

Sivitas akademika dari puluhan universitas terus melakukan kritik terhadap Jokowi, menjelang Pemilu 2024. Apakah itu sivitas akademika?


Para Ilmuwan Temukan Asteroid Dekat Bumi Beberapa Jam Sebelum Meledak di Atas Berlin

25 Januari 2024

Ilustrasi asteroid. youtube.com
Para Ilmuwan Temukan Asteroid Dekat Bumi Beberapa Jam Sebelum Meledak di Atas Berlin

Asteroid ini bisa dilihat masyarakat di sekitar Berlin, Jerman, dengan bentuk seperti pancaran sinar bola api.


Mumi Alien yang Misterius Muncul di Peru Ternyata Boneka Humanoid

14 Januari 2024

Hasil sinar-X dan penelitian yang dilakukan oleh Institute of Legal Medicine of Peru terhadap 'mumi alien' yang menyimpulkan bahwa itu adalah boneka yang terbuat dari tulang binatang dipajang di Lima, Peru, 12 Januari 2024. REUTERS/Sebastian Castaneda
Mumi Alien yang Misterius Muncul di Peru Ternyata Boneka Humanoid

Para ilmuwan menyatakan 'mumi alien' di Peru sebenarnya adalah boneka yang terbuat dari tulang Bumi.


Ilmuwan Simpulkan Fosil New Mexico Spesies Tyrannosaurus Baru

12 Januari 2024

Rekonstruksi spesies dinosaurus yang baru diidentifikasi Tyrannosaurus mcraeensis, berdasarkan sebagian fosil tengkorak yang dikumpulkan di New Mexico, AS Sergei Krasinski/Handout via REUTERS
Ilmuwan Simpulkan Fosil New Mexico Spesies Tyrannosaurus Baru

Para ilmuwan menyimpulkan fosil New Mexico adalah spesies Tyrannosaurus baru.


Suhu 2023 Terpanas yang Tercatat, Ilmuwan UE: Bermula dari Krisis Iklim

10 Januari 2024

Pemandangan danau Tefe di sungai Solimoes yang terkena dampak suhu panas dan kekeringan di Tefe, negara bagian Amazonas, Brasil, 1 Oktober 2023. REUTERS/Bruno Kelly
Suhu 2023 Terpanas yang Tercatat, Ilmuwan UE: Bermula dari Krisis Iklim

Rata-rata pada tahun 2023 suhu bumi lebih panas 1,48 derajat Celcius dibandingkan periode pra-industri pada tahun 1850-1900.


11 Masalah Kulit Paling Umum Orang Indonesia

17 Desember 2023

Ilustrasi masalah kulit (pixabay.com)
11 Masalah Kulit Paling Umum Orang Indonesia

Penelitian menemukan 11 masalah kulit utama yang spesifik paling sering dialami orang Indonesia, apa saja?