Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ilmuwan: Homo Sapiens Kawin dengan 4 Spesies Manusia Purba Lain

image-gnews
fann.sk
fann.sk
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti dari University of Adelaide melaporkan bahwa kemungkinan manusia modern (Homo sapiens) secara anatomis melakukan kawin campur dengan setidaknya empat spesies manusia ribuan tahun yang lalu. Spesies ini termasuk Neanderthal dan Denisova, serta dua kelompok yang tidak disebutkan namanya.

"Asia Tenggara sudah menjadi tempat yang ramai ketika apa yang kita sebut manusia modern pertama kali mencapai kawasan itu tepat sebelum 50.000 tahun yang lalu," ujar peneliti Joao Teixeria, dikutip Inverse, Selasa, 30 Juli 2019.

Setidaknya, Teixeria melanjutkan, tiga kelompok manusia purba lain tampaknya sudah menempati daerah tersebut, dan nenek moyang Homo sapiens bergabung dengan mereka sebelum manusia purba punah. Sejauh ini, jejak genetik dari spesies misteri terakhir hanya ditemukan pada populasi modern yang saat ini hidup di wilayah maritim di Asia Tenggara, tapi ilmuwan tidak tahu banyak tentang mereka.

Penelitian yang diterbitkan dalam Prosiding National Academy of Science itu juga menuliskan bahwa mereka mungkin telah kawin dengan lebih banyak spesies dari pada yang disadari oleh para ilmuwan sebelumnya. Teixeria dan rekannya Alan Cooper, sampai pada kesimpulan ini menggunakan studi sebelumnya untuk membuat peta peristiwa pencampuran.

Peristiwa ini didasarkan pada jumlah nenek moyang kuno yang ditemukan dalam genom manusia yang hidup. Peristiwa pencampuran yang paling diketahui ilmuwan adalah antara homo neanderthalensis dan Homo sapiens. Saat ini, sebagian besar orang Eropa dan Asia memiliki sekitar dua persen DNA Neanderthal.

Bukti arkeologis dan genomik menunjukkan, ketika manusia modern secara anatomis bermigrasi keluar Afrika, mereka bertemu dan kawin dengan Neanderthal di Eurasia barat sekitar 50.000 hingga 55.000 tahun yang lalu.

Fakta bahwa gen Neanderthal masih ada di mana-mana menunjukkan bahwa kelompok awal manusia modern telah melakukan perkawinan silang dengan Neanderthal.

Populasi Asia Timur membawa sekitar 12 hingga 20 persen lebih banyak DNA Neanderthal dari pada orang Eropa. Jadi para ilmuwan beralasan bahwa setidaknya ada gelombang pencampuran genetik ketika manusia modern secara anatomis melanjutkan perjalanan mereka ke timur. Di Eurasia timur, manusia modern kawin dengan Denisovans, kelompok manusia purba lainnya.

Ilustrasi manusia Neanderthal. arthursclipart.org

"Sementara kita kurang tahu tentang Denisovans, sampai saat ini satu-satunya catatan fosil yang diketahui dari kelompok ini terbatas pada tulang kelingking yang ditemukan di Siberia selatan," tulis penelitian itu. "Beberapa gen mereka ada dalam DNA individu Asia Timur yang hidup, orang Asia Selatan, dan orang Aborigin di Australia dan Papua Nugini."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Karena, Teixeria berujar, orang Asia Timur memiliki set genom Denisovan kedua yang tidak ditemukan di Asia Selatan dan Papua. Dan para ilmuwan meyakini bahwa Denisovan kawin silang dengan Homo sapiens terjadi dalam setidaknya dua episode terpisah.

Dalam studi baru, Teixeria dan Cooper mengutip bukti kawin campur dengan hominin punah lainnya (EH) mereka hanya menyebutnya "EH1." Sementara beberapa ilmuwan telah mengusulkan bahwa EH1 mungkin Denisovan, Teixeria dan Cooper berpendapat itu berbeda secara genetik sehingga sama jaraknya dengan Neanderthal dan Denisovans, dan mungkin mewakili kelompok hominin yang sama sekali baru.

Teori kerjanya adalah nenek moyang manusia yang secara anatomis modern dari semua populasi Asia dan Australo-Papua kawin dengan EH1, menghasilkan genom bersama. Sementara itu, keberadaan hominin punah yang tidak diketahui lainnya, EH2, dapat dilihat pada genom individu yang saat ini tinggal di dekat Gua Liang Bua di Flores, Indonesia.

Tanda tangan genomiknya yang unik tampak berbeda dari genom manusia modern seperti halnya dengan genom Neanderthal dan Denisovans. Saat ini juga tidak jelas bagaimana kaitannya dengan Homo floresiensis, spesies manusia yang punah yang jasadnya juga ditemukan di Flores.

Yang sangat jelas adalah bahwa Asia Tenggara merupakan pusat aktivitas manusia purba yang masih berusaha dipahami oleh para ilmuwan. Wilayah ini jelas dihuni oleh beberapa kelompok manusia purba yang kemungkinan hidup dalam isolasi relatif satu sama lain selama ratusan tahun. Manusia purba ini meninggalkan tanda unik pada gen keturunan mereka, yang masih hidup di daerah ini sampai sekarang.

Berita lain tentang Homo sapiens, bisa Anda simak di Tempo.co.

INVERSE | PROSIDING NATIONAL ACADEMY OF SCIENCE

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Penelitian Baru, Ternyata Manusia Purba Injakkan Kaki di Amerika Utara Ribuan Tahun Lebih Awal

10 Oktober 2023

Jejak kaki manusia purba di Taman Nasional White Sands di New Mexico, AS, terlihat dalam foto selebaran tak bertanggal yang diperoleh Reuters pada 5 Oktober 2023. Layanan Taman Nasional AS/Handout via REUTERS
Penelitian Baru, Ternyata Manusia Purba Injakkan Kaki di Amerika Utara Ribuan Tahun Lebih Awal

Uji baru mengkonfirmasi kekunoan jejak kaki manusia purba di New Mexico, Amerika Serikat.


Ilmuwan Temukan Jejak Kaki Manusia Modern Tertua, Berikut Faktanya

2 Juni 2023

Jejak kaki berusia 153 ribu tahun. Nelson Mandela University/Charles Helm
Ilmuwan Temukan Jejak Kaki Manusia Modern Tertua, Berikut Faktanya

Jejak kaki manusia berusia 153 ribu tahun ditemukan di Garden Route National Park, sebuah taman nasional di Afrika Selatan.


Orang Indonesia Peringkat Pertama Manusia Terpendek di Dunia, Ini Alasannya

20 Februari 2023

Penumpang KRL Commuter Line memadati stasiun saat transit di Stasiun Manggarai, Jakarta, Senin 30 Mei 2022. Kepadatan penumpang di Stasiun Manggarai itu imbas dari perubahan rute dan pola operasi KRL Commuter Line Jabodetabek. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Orang Indonesia Peringkat Pertama Manusia Terpendek di Dunia, Ini Alasannya

Ramai dibicarakan survei orang Indonesia masuk jajaran 10 besar orang terpendek di dunia, bahkan urutsan satu kategori tersebut.


Museum Gua Harimau Ogan Komering Ulu, Museum Purbakala Terbesar di Sumatera

15 Januari 2023

Penjabat Bupati OKU, Teddy Meilwansyah meninjau kesiapan peresmian Museum Gua Harimau, Selasa. (ANTARA/Edo Purmana/23)
Museum Gua Harimau Ogan Komering Ulu, Museum Purbakala Terbesar di Sumatera

Museum itu disebut sebagai museum purbakala terbesar di Pulau Sumatera.


Bukan Sekadar Lagu, 5 Fakta Menarik Bengawan Solo

2 Oktober 2022

Arak arakan gethek menyusuri Sungai Bengawan Solo dalam acara Bengawan Solo Gethek Festival, (20/11). Puluhan gethek serta awaknya menggunakan pakaian dan hiasan abad 18-19 seakan menghidupkan kembali suasana Solo tempo dulu. TEMPO/Andry Prasetyo.
Bukan Sekadar Lagu, 5 Fakta Menarik Bengawan Solo

Bengawan Solo, sungai terpanjang di Indonesia. Ini 5 fakta menarik tentang sungai ini, termasuk pesawat Garuda Pernah water landing dan pencemaran.


Pameran Kampung Purba Indonesia, dari Homo Erectus sampai Mumi Mamasa

18 September 2022

Pengunjung Pameran Kampung Purba melihat patung/manekin manusia purba Homo Erectus yang dipamerkan di De' Tjolomadoe, Colomadu, Karanganyar, Sabtu, 17 September 2022. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Pameran Kampung Purba Indonesia, dari Homo Erectus sampai Mumi Mamasa

Menggambarkan kehidupan prasejarah dimulai dari masa berburu hingga menetap, Pameran Kampung Purba adalah metode pembelajaran untuk generasi muda.


Fosil Tertua Manusia Misterius Denisovans Ditemukan di Gua Siberia

2 Desember 2021

Salah satu tulang Denisovan ditemukan di Gua Denisova di Siberia. (Katerina Douka)
Fosil Tertua Manusia Misterius Denisovans Ditemukan di Gua Siberia

Analisis DNA yang diekstraksi dari fosil Denisovan menunjukkan bahwa mereka mungkin pernah tersebar di seluruh benua Asia, Asia Tenggara dan Oseania.


Lukisan dan DNA Tertua di Dunia Ditemukan di Maros Sulawesi Selatan

22 November 2021

Lukisan gua berumur 44 ribu tahun yang ditemukan di Maros, Sulsel, menggambarkan manusia sedang berburu binatang. (dailymail.co.uk)
Lukisan dan DNA Tertua di Dunia Ditemukan di Maros Sulawesi Selatan

Lukisan dan DNA tertua di dunia ditemukan di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Berikut adalah penjelasannya.


Mengenal Homo Bodoensis, Disebut Garis Langsung Leluhur Manusia Modern

12 November 2021

Gambar ilustrasi seniman mengenai spesies manusia purba Homo Bodoensis. Scitechdaily.com
Mengenal Homo Bodoensis, Disebut Garis Langsung Leluhur Manusia Modern

Sekelompok manusia purba--yang sudah punah-mendapatkan nama spesies baru: Homo bodoensis. Siapa mereka? Perlukah nama baru itu?


Ini yang Membuat Sangi Run Night Trail 2021 Berbeda dengan Lomba Lari Lainnya

29 Oktober 2021

Sejumlah pelajar melihat ruang pamer manusia purba dalam pameran Sosialisasi dan Publikasi Museum Manusia Purba Sangiran di pusat perbelanjaan Mall Grand City, Surabaya, Kamis (11/6). TEMPO/Fully Syafi
Ini yang Membuat Sangi Run Night Trail 2021 Berbeda dengan Lomba Lari Lainnya

Sangi Run Night Trail 2021 digelar untuk memperingati 25 tahun situs purbakala Sangiran menjadi situs warisan dunia UNESCO.