Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kelelawar Gunakan Daun untuk Temukan Mangsa dalam Gelap

image-gnews
Ilustrasi kelelawar. Bats.org.uk
Ilustrasi kelelawar. Bats.org.uk
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Eksperimen baru di Smithsonian Tropical Research Institute (STRI) menunjukkan kelelawar dapat menggunakan indera keenamnya dengan memanfaatkan daun untuk menemukan mangsa. Temuan baru ini, diterbitkan dalam Current Biology, yang memiliki implikasi menarik bagi evolusi interaksi predator-mangsa.

"Selama bertahun-tahun, dianggap sebagai ketidakmungkinan bagi kelelawar untuk menemukan mangsa yang diam dan tak bergerak di atas daun dengan ekolokasi semata," ujar Inga Geipel, Rekan Postdoctoral Tupper di STRI, seperti dikutip laman Phys, Kamis, 1 Agustus 2019.

Tim Geipel menemukan bagaimana kelelawar mencapai hal yang mustahil. Dengan menggabungkan bukti dari eksperimen yang menggunakan perangkat biosonar untuk membuat dan mengukur sinyal buatan, dan bukti pengamatan video kecepatan tinggi kelelawar saat mendekati mangsa, pentingnya sudut pendekatan terungkap.

Menurut Geipel, kelelawar memiliki kekuatan super yang tidak dimiliki manusia. Mereka, kata Geipel, membanjiri suatu daerah dengan gelombang suara dan kemudian menggunakan informasi dari gema yang kembali untuk menavigasi.

"Daun memantulkan sinyal gema, menutupi gema yang lebih lemah dari serangga yang sedang beristirahat. Jadi di dedaunan lebat hutan tropis, gema dari daun dapat bertindak sebagai mekanisme penyelubungan alami bagi serangga, yang dikenal sebagai kamuflase akustik," kata Geipel.

Untuk memahami bagaimana kelelawar mengatasi kamuflase akustik dan merebut mangsanya, para peneliti mengarahkan gelombang suara pada daun dengan dan tanpa serangga lebih dari 500 posisi untuk membuat representasi gema tiga dimensi yang lengkap. Di setiap posisi, mereka menghitung intensitas gema untuk lima frekuensi suara berbeda yang mewakili frekuensi panggilan kelelawar.

"Saya menemukan bahwa jika suara berasal dari sudut miring lebih dari 30 derajat, suara dipantulkan dari sumber dan daun bertindak seperti cermin, seperti danau yang mencerminkan hutan di sekitarnya saat senja atau fajar," tutur Geipel. "Sudut pendekatan membuat serangga yang beristirahat terdeteksi."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Berdasarkan percobaan ini, Geipel dan rekannya memperkirakan bahwa kelelawar harus mendekati serangga yang sedang beristirahat pada daun dari sudut antara 42 dan 78 derajat. Sudut tersebut optimal untuk membedakan apakah daun memiliki serangga di atasnya atau tidak.

Selanjutnya, Geipel merekam kelelawar di stasiun penelitian Barro Colorado Island di STRI di Panama ketika mereka mendekati serangga yang diposisikan di atas daun buatan. Dengan menggunakan rekaman dari dua kamera kecepatan tinggi, Geipel merekonstruksi jalur penerbangan tiga dimensi kelelawar saat mereka mendekati mangsanya dan menentukan posisi mereka.

Dia menemukan bahwa, seperti yang diperkirakan, hampir 80 persen dari sudut pendekatan berada dalam kisaran sudut yang memungkinkan kelelawar untuk membedakan serangga dari daun.

"Studi kelelawar ini mengubah pemahaman kita tentang potensi penggunaan ekolokasi," kata Geipel. "Ini memiliki implikasi penting untuk studi interaksi predator-mangsa dan untuk bidang ekologi sensorik dan evolusi."

PHYS | CURRENT BIOLOGY

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Peneliti BRIN Temukan Virus Nipah pada Kelelawar Jenis ini

11 Oktober 2023

Anggota tim medis dari Kozhikode Medical College membawa sampel buah pinang dan jambu biji untuk melakukan tes virus Nipah di desa Maruthonkara di distrik Kozhikode, Kerala, India, 13 September 2023. REUTERS/Stringer
Peneliti BRIN Temukan Virus Nipah pada Kelelawar Jenis ini

Virus nipah berasal dari keluarga Paramyxoviridae. Penyakitnya tergolong sebagai zoonosis yang dapat menular ke hewan lain dan manusia.


Upaya Pencegahan Infeksi Virus Nipah oleh Pemerintah

1 Oktober 2023

Ilustrasi kelelawar. Bats.org.uk
Upaya Pencegahan Infeksi Virus Nipah oleh Pemerintah

Ragam upaya pencegahan dilakukan pemerintah agar tak terjadi penularan virus Nipah di Tanah Air. Berikut yang dilakukan dan imbauan pada masyarakat.


Dua Orang Meninggal Dunia dan Lebih dari 700 Dites untuk Virus Nipah di India

14 September 2023

Anggota tim medis dari Kozhikode Medical College membawa sampel buah pinang dan jambu biji untuk melakukan tes virus Nipah di desa Maruthonkara di distrik Kozhikode, Kerala, India, 13 September 2023. REUTERS/Stringer
Dua Orang Meninggal Dunia dan Lebih dari 700 Dites untuk Virus Nipah di India

Virus Nipah pertama kali diidentifikasi pada 1999 ketika terjadi wabah penyakit di kalangan peternak babi di Malaysia dan Singapura.


4 Hewan yang Berperan sebagai Indikator Lingkungan Bersih

29 Juli 2023

Capung Tengger Perut Kait (Orthetrum chrysis). TEMPO/Abdi Purmono
4 Hewan yang Berperan sebagai Indikator Lingkungan Bersih

Berikut sederet hewan yang mampu mendeteksi perubahan lingkungan.


Kasus Gigitan Hewan Naik, Jakarta Tetap Bebas Rabies

2 Juli 2023

Ilustrasi suntik rabies. AP/Wally Santana
Kasus Gigitan Hewan Naik, Jakarta Tetap Bebas Rabies

Dinkes DKI mencatat kenaikan kasus gigitan hewan penular rabies pada Juni 2023


Covid-19 di Wuhan Menyebar dari Anjing Rakun? Begini Dugaan Itu Muncul

24 Maret 2023

Anjing rakun (Nyctereutes procyonoides. wikipedia.org
Covid-19 di Wuhan Menyebar dari Anjing Rakun? Begini Dugaan Itu Muncul

Debat asal usul Covid-19 bertambah panjang lagi. WHO minta CDC Cina kirim ulang data.


Data Awal Penyebaran Covid-19 Unggahan Ilmuwan China Menghilang, Kenapa?

22 Maret 2023

Rakun bernama Fritzi menyantap makanan di rumah dokter hewan Mathilde Laininger di Berlin, Jerman, 27 Januari 2022. Saat ini Fritzi memiliki akun Instagram dengan sepuluh ribu pengikut. REUTERS/Hannibal Hanschke
Data Awal Penyebaran Covid-19 Unggahan Ilmuwan China Menghilang, Kenapa?

Berdasarkan data awal Covid-19 yang diunggah peneliti China, muncul teori baru bahwa virus corona kemungkinan disebarkan rakun di pasar hewan Wuhan.


Inilah Penyebab dan Gejala Wabah Virus Marburg

22 Februari 2023

Marburg Virus. seminarsonly.com
Inilah Penyebab dan Gejala Wabah Virus Marburg

Infeksi manusia dengan penyakit virus Marburg awalnya diakibatkan oleh kontak yang terlalu lama dengan tambang atau gua yang dihuni oleh koloni kelelawar Rousettus.


Gua Matu di Pesisir Barat, Lokasi Wisata Religi dan Berburu Pupuk Guano

24 Januari 2023

Salah seorang juru kunci Gua Matu yang sedang melakukan ritual kepercayaan setempat. (ANTARA/Riadi Gunawan)
Gua Matu di Pesisir Barat, Lokasi Wisata Religi dan Berburu Pupuk Guano

Gua Matu pertama kali ditemukan pada zaman Penjajahan Inggris oleh nenek moyang dari masyarakat setempat.


Mengenali Spesies Mungil Kelelawar Putih Honduras

6 Desember 2022

Kelelawar putih Honduras. Foto : Animal Fandom
Mengenali Spesies Mungil Kelelawar Putih Honduras

Kelelawar putih Honduras menjadi satu dari dua spesies mamalia terbang pemakan buah terkecil di dunia