TEMPO.CO, Jakarta - Para ilmuwan menemukan spesies dinosaurus baru yang mereka katakan bersembunyi di depan mata. Hal itu karena fosil tersebut telah disimpan di sebuah museum di Afrika Selatan selama 30 tahun terakhir, demikian dilaporkan laman Metro, Senin, 5 Agustus 2019.
Paul Barrett, seorang peneliti dinosaurus di Natural History Museum, adalah bagian dari tim yang menilai ulang spesimen, yang disimpan di University of Witwatersrand, Johannesburg. Dinosaurus baru, bernama Ngwevu intloko, yang berarti tengkorak abu-abu dalam bahasa Xhosa, telah dideskripsikan dari spesimen tunggal cukup lengkap dengan tengkorak yang terawat.
"Ini adalah dinosaurus baru yang bersembunyi di depan mata. Spesimen telah berada sebagai koleksi di Johannesburg selama sekitar 30 tahun, dan banyak ilmuwan lain telah melihatnya. Tetapi mereka semua berpikir bahwa itu hanyalah contoh aneh dari Massospondylus," ujar Barrett.
Massospondylus adalah salah satu dinosaurus pertama pada awal periode Jurassic. Para peneliti sekarang melihat lebih dekat pada banyak spesimen Massospondylus, percaya ada lebih banyak variasi dari pada yang dipikirkan sebelumnya.
Spesimen menunjukkan kemungkinan besar fosil itu omnivora, berjalan dengan dua kaki, memiliki tubuh cukup tebal, leher ramping panjang dan kepala kotak kecil. Para ilmuwan mengatakan panjang dari ujung moncongnya hingga ujung ekornya sekitar 3 meter.
Mahasiswa program doktor, Kimberley Chapelle, di University of Witwatersrand, Johannesburg menjelaskan, untuk memastikan bahwa sebuah fosil adalah milik spesies baru, penting mengesampingkan kemungkinan bahwa itu adalah versi yang lebih muda atau lebih tua dari spesies yang sudah ada.
"Ini adalah tugas yang sulit untuk diselesaikan dengan fosil karena jarang memiliki serangkaian umur fosil yang lengkap dari satu spesies. Untungnya, dinosaurus Afrika Selatan yang paling umum Massospondylus memiliki spesimen mulai dari embrio hingga dewasa," kata Chapelle.
Para ilmuwan mengatakan temuan ini akan membantu mereka lebih memahami transisi antara periode Trias dan Jurassic, sekitar 200 juta tahun yang lalu. Dikenal sebagai masa kepunahan massal dinosaurus, sekarang tampaknya ekosistem yang lebih kompleks berkembang pesat di Jurassic awal dari pada yang diperkirakan sebelumnya.
METRO | EVOLUTIONARY STUDIES INSTITUTE