TEMPO.CO, Tangerang- Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia atau LIPI membuat sejumlah pen dan implan pengganti sendi tulang berbahan titanium yang sesuai dengan tubuh orang Indonesia.
Implan atau tulang tiruan menjadi material penting untuk kebutuhan medis. Implan dan pen itu dibuat di Pusat Penelitian Metalurgi dan Material (P2MM) LIPI, yang risetnya sudah dilakukan sejak 2005.
"Kami mengerjakan penelitian ini dengan kerja tim, ada 25 orang peneliti dan pembantu teknis mulai 2005. Latar belakangnya adalah ketergantungan alat kesehatan impor dan ketidakcocokan implan dengan bentuk dan ukuran orang Indonesia," ujar Peneliti P2MM Muhammad Ikhlasul Amal di Serpong, Tangerang, baru-baru ini.
Biasanya, kata Amal, jika orang Indonesia membutuhkan implan harus sesuai dengan ukurannya, karena produk yang diimpor dari Eropa, Amerika dan Asia tidak cocok bentuknya. Sehingga membuat dokter harus selalu menyesuaikan implan saat melakukan tindakan operasi.
Amal menjelaskan bahwa biasanya material implan dibuat menggunakan stainless steel. Namun, di Amerika dan Eropa materialnya sudah diganti dengan titanium, karena berpengaruh dalam bentuk tubuh.
"Kita mulai dari kobalt dan sekarang sudah pakai titanium khusus ortopedi karena urgensi dan kepentingan lebih terasa," tutur Amal. "Produk implannya macam-macam, misal jarinya patah tinggal ditempel plat saja. Jadi selain yang sederhana, ada juga yang rumit, seperti untuk pinggul satu set, kita desain supaya bisa menggantikan tulang di pinggul, juga tempurung lutut buat orang tua yang memiliki osteoporosis."
Menurut Amal, belum ada industri yang secara spesifik membangun kapasitas untuk membuat implan. Alasannya, Amal menambahkan, memerlukan standar khusus untuk membangun fasilitas produksi implan.
Amal dan tim berfokus pada pengembangan implan berbahan titanium paduan. Mereka juga merancang implan yang bisa luruh menggunakan bahan magnesium paduan berpori. "Untuk implan yang bersifat sementara," katanya.
LIPI bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo dan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Rumah Sakit Hasan Sadikin akan memulai program pemasangan implan pada pasien tahun ini. Kedua institusi itu memiliki fasilitas uji praklinis dan klinis untuk produk implan ortopedi.
"LIPI intens bekerja sama dengan pihak kedokteran tersebut. Kami juga melakukan riset untuk proyeksi di masa mendatang. Kami berharap bisa memperluas jaringan kerja samanya. Ada juga BPPT yang juga ikut mengembangkan, dan produk kami bisa diaplikasikan di rumah sakit," ujar Amal.