Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bahaya, Setiap Hari 70 Ton Limbah Medis Belum Dikelola Optimal

image-gnews
Ribuan jarum suntik limbah medis yang ditemukan di tepi jalan kawasan Jebres, Solo, Jawa Tengah, Selasa, 5 Maret 2019. ANTARA
Ribuan jarum suntik limbah medis yang ditemukan di tepi jalan kawasan Jebres, Solo, Jawa Tengah, Selasa, 5 Maret 2019. ANTARA
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Limbah medis dari rumah sakit dan tempat pelayanan kesehatan setiap hari mencapai 290 ton. Namun limbah berbahaya yang bisa diproses di tempat pengolahan limbah medis baru mencapai 220 ton. Masih ada 70 an ton sisanya yang belum dikelola secara optimal.

Direktur Kesehatan Lingkungan Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan, Imran Agus Nurali, menyatakan limbah medis yang belum bisa dikelola itu masih sangat besar. Volume limbah medis itu (290 ton) berasal dari 2.820 rumah sakit dan 9.884 puskesmas di Indonesia.

“Itu belum termasuk dari klinik-klinik, unit transfusi dan apotek pun punya limbah medis. Sementara tempat untuk pengelolaan limbah medis masih sedikit dan kapasitasnya juga terbatas,” kata Imran di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Kamis, 15 Agustus 2019.

Hingga saat ini baru ada 10 jasa pengelolaan limbah medis berizin di Indonesia dengan kapasitas pengelolaan limbah 170-an ton per hari. Sementara itu baru ada 87 rumah sakit yang memiliki alat incinerator untuk mengolah limbah medis sendiri dengan kapasitas 60-an ton per hari.

“Jika ditotal kapasitas penglolaan limbah medisnya 220 ton per hari, sedangkan limbah yang dihasilkan secara nasional 290 ton perhari.  Jadi masih ada gap timbunan 74 ton limbah medis per hari yang belum dikelola,” katanya.

Menurut dia terbatasnya jasa pengelolaan limbah ini menjadi salah satu penyebab banyaknya limbah medis yang tidak terkelola. Kemenkes bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mendorong pemerintah provinsi dan pemerintah daerah untuk melakukan pengelolaan limbah medis berbasis wilayah bekerjasama dengan pihak swasta.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Ini mudah-mudahan bisa menyelesaikan tidak ke seluruh wilayah cukup dibatasi di satu wilayah. Yogya kita harapkan juga berbasis wilayah provinsi sendiri, jadi salah satu model pengolahan limbah medis nantinya,” kata dia.

Saat ini di Yogyakarta ada 78 rumah sakit dan 121 puskesmas yang menghasilkan limbah medis hingga 4.008 kilogram per hari. Untuk pengelolaan limbah, masih harus dibawa ke Jawa Barat meskipun beberapa rumah sakit sudah punya unit pengelolaan.

Ia juga menyarankan kepada rumah sakit untuk memilah  limbah medis.  Tujuannya untuk  mengurangi kapasitas limbah yang masuk ke incinerator. Tak hanya itu, rumah sakit juga diharapkan dapat menggunakan teknologi pengelolaan sampah tanpa incinerator. Misalnya microwave yang dapat mengurangi volume limbah medis di pihak ke-3.

Sekjen Persi (Persatuan Rumah Sakit Indonesia) Pusat, Lia Gardenia Partakusuma mengatakan pengelolaan limbah medis perlu dilakukan agar tidak membawa dampak negatif bagi lingkungan dan masyarakat. Salah satunya rumah sakit melakukan pengelolaan limbah sendiri dengan incinerator.

“Langkah lain bagi rumah sakit yang tidak bisa mengelola limbahnya sendiri bisa kerja sama dengan pihak ke-3 yang sudah  berizin,” kata dia.

Lia menyampaikan kerja sama dapat dilakukan dengan transporter atau pihak pengangkut dan pengolah limbah. Hingga saat ini terdapat 100 transporter berizin dan 10 pengelola limbah medis berizin.

“Untuk pengelola limbah medis memang masih sedikit, 10 se-Indonesia dan ini banyak di Pulau Jawa ada lima,” kata dia.

Lia menegaskan pengelolaan limbah medis ini penting dilakukan sebab jika tidak tertangani dengan baik dapat menimbulkan berbagai dampak negatif baik bagi lingkungan maupun kesehatan masyarakat. Salah satunya dalam jangka panjang bisa menimbulkan penyakit kanker. 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

2 hari lalu

Ilustrasi kanker (pixabay.com)
Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

Peradangan yang terlalu sering berbahaya bagi kesehatan dan kita kerap mengabaikan dampaknya, yakni penyakit kronis.


Angka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut

3 hari lalu

Sariawan di lidah bisa sembuh sendiri, tapi jika terlalu lama bisa jadi ada infeksi serius hingga sinyal kanker mulut. (Canva)
Angka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut

Kanker mulut merupakan salah satu kasus keganasan dengan angka kematian yang tinggi sehingga deteksi dini adalah kunci keberhasilan mengatasinya.


Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

5 hari lalu

O.J. Simpson. wrdw.com
Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

OJ Simpson meninggal setelah melawan kanker prostat. Lantas, apa jenis kanker tersebut dan siapa yang berpotensi mengalaminya?


OJ Simpson Meninggal Setelah Lawan Kanker Prostat, Ini Kasus Kontroversialnya Diduga Menjadi Pembunuh

5 hari lalu

O.J. Simpson. wrdw.com
OJ Simpson Meninggal Setelah Lawan Kanker Prostat, Ini Kasus Kontroversialnya Diduga Menjadi Pembunuh

OJ Simpson meninggal pada usia 76 tahun. Ia sempat menjadi sorotan publik dikaitkan dengan kematian mantan istrinya, Nicole Brown Simpson.


Empat Teknisi Septic Tank Cirebon Super Block Mall Tewas, Polisi Periksa Enam Saksi

6 hari lalu

Kepala Satreskrim Polres Cirebon Kota AKP Anggi Eko Prasetyo saat memberikan keterangan di Cirebon, Jawa Barat. Foto: ANTARA/Fathnur Rohman
Empat Teknisi Septic Tank Cirebon Super Block Mall Tewas, Polisi Periksa Enam Saksi

Empat teknisi itu tewas setelah melakukan perawatan rutin di ruang septic tank Cirebon Super Block Mall


O.J. Simpson Meninggal dalam Usia 76 Tahun Setelah Berjuang Lawan Kanker

7 hari lalu

O.J. Simpson. wrdw.com
O.J. Simpson Meninggal dalam Usia 76 Tahun Setelah Berjuang Lawan Kanker

Bintang NFL sekaligus aktor, O.J. Simpson meninggal setelah berjuang melawan kanker dalam usia 76 tahun.


Bukan Perokok tapi Kena Kanker Paru, Ini Sederet Penyebabnya

9 hari lalu

Ilustrasi Kanker paru-paru. Shutterstock
Bukan Perokok tapi Kena Kanker Paru, Ini Sederet Penyebabnya

Bukan hanya perokok, mereka yang tak pernah merokok sepanjang hidupnya pun bisa terkena kanker paru. Berikut sederet penyebabnya.


Gejala Kanker Paru pada Bukan Perokok

9 hari lalu

Ilustrasi kanker paru-paru. Shutterstock
Gejala Kanker Paru pada Bukan Perokok

Gejala kanker paru pada bukan perokok bisa berbeda dari yang merokok. Berikut beberapa gejala yang perlu diwaspadai.


6 Masalah di Mulut yang Tak Boleh Diabaikan, Bisa Jadi Gejala Kanker

9 hari lalu

Ilustrasi sakit gigi. Shutterstock.com
6 Masalah di Mulut yang Tak Boleh Diabaikan, Bisa Jadi Gejala Kanker

Masalah di mulut bisa jadi merupakan tanda kondisi yang lebih serius. Pakar menyebut kanker mulut salah satunya.


Jaga Kesehatan, Pilih Daging tanpa Lemak untuk Hidangan Lebaran

10 hari lalu

Ilustrasi semur daging. Shutterstock
Jaga Kesehatan, Pilih Daging tanpa Lemak untuk Hidangan Lebaran

Dokter mengingatkan masyarakat agar sebisa mungkin memilih daging sapi tanpa lemak untuk hidangan Lebaran agar kesehatan tetap terjaga.