Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Technology Transfer Office, Solusi Perkembangan Riset Indonesia

Reporter

Editor

Erwin Prima

image-gnews
Melalui Technology Transfer Office diharapkan perkembangan riset di Indonesia dapat terus dikembangkan hingga mencapai sektor industri. Tempo/Caecilia Eersta
Melalui Technology Transfer Office diharapkan perkembangan riset di Indonesia dapat terus dikembangkan hingga mencapai sektor industri. Tempo/Caecilia Eersta
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Technology Transfer Office (TTO) diharapkan menjadi sarana bagi akademisi dari berbagai universitas untuk dapat mengembangkan riset bersama dunia industri menuju ranah komersial atau terapan.

Kolaborasi antara akademisi, industri dan pemerintah diperlukan agar metode ini dapat diterapkan dengan baik sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

“Kalau tidak ada TTO, biasanya riset hanya berujung pada tesis dan disertasi. Tidak pernah teraplikasi serta dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat,” ujar Prof. Budi Wiweko, selaku wakil direktur Medical Education Research Insitute (IMERI), Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, pada seminar Technology Transfer Office di Jakarta, Kamis, 15 Agustus 2019.

TTO bertugas dalam menilai manfaat sebuah penelitian di pasaran agar dapat dipromosikan kepada industri. Pihak industri berperan sebagai sponsor utama perkembangan penelitian sehingga dapat dikomersialisasikan kepada masyarakat.

Menurut Kristanto Santosa selaku Ketua Bisnis Innovation Center, salah satu tantangan bagi bidang inovasi teknologi di Indonesia adalah kontinuitas pengembangan dan karya inovasi. Perkembangan wirausaha kreatif pun semakin massif. Tetapi unit yang bertugas sebagai komunikator dan endoser manajemen masih kurang, sehingga inovasi tidak dapat direalisasikan dan dinikmati oleh masyarakat.

“Proses mendapatkan hak paten juga menjadi kendala besar, sangat lambat, bahkan memakan waktu hingga 11 tahun. Untuk itu, diperlukan adanya badan usaha yang kuat sebagai wadah peneliti dapat meneruskan hasil penelitiannya menjadi sebuah produk yang berguna bagi masyarakat,” ucap Kristanto pada kesempatan yang sama.

Beberapa universitas terkemuka di dunia seperti Association University Technology Managers (AUTM) di Amerika Serikat telah menerapkan metode TTO untuk mendorong perkembangan penelitian. Melalui TTO, AUTM telah mendorong 380 ribu invensi, dimana 80 ribu di antaranya telah mendapatkan hak paten.

Dari negeri tetangga, pemerintah Malaysia juga sadar bahwa akar sebuah riset datang melalui pemikiran akademisi di universitas. Sejak 25 tahun lalu mereka sudah menerapkan program TTO melalui Malaysian Technology Development Corporation (MDTC) dan kerap menciptakan inovasi baru bagi dunia kesehatan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sedangkan, anggaran riset di Indonesia hanya mencapai 0,03 persen, dengan total 80 universitas yang telah menerapkan sistem TTO. Perkembangan inovasi melalui riset dalam negeri diperlukan agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, seperti dalam bidang kesehatan. Hingga kini alat kesehatan di Indonesia 99 persen di antaranya diimpor dari luar negeri, begitu juga dengan obat-obatan sebesar 90 persen.

“Karena itu, penelitian harus diasah, didorong dan difasilitasi pemerintah, akademisi dan industri, dan selanjutnya dibutuhkan komunikasi intensif, kondusif dan interaktif untuk membuka peluang prototipe penelitian masuk ke ranah komersialisasi, terutama di Indonesia, tidak hanya masuk kotak,” ucap Budi Wiweko yang kerap dipanggil Iko.

Indonesian Innovation for Health menjadi TTO bidang kesehatan pertama Indonesia dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang didirikan oleh Iko. Sejauh ini mereka telah menciptakan beberapa inovasi bagi dunia kesehatan.

Beberapa di antaranya merupakan nano-kitosan anti-malaria sebuah obat anti malaria dan tele-ultrasonografi sebuah perangkat smart USG yang mudah dibawa berpergian, khususnya di daerah terpencil yang masih minim fasilitas serta pelayanan kesehatan.

“Saya sangat berharap, Universitas di Indonesia didorong untuk berperan sebagai Research dan Development dunia industri sehingga akan mendorong percepatan komersialisasi produk riset. Technology push, market pull. Jadi, gagasan mulia para peneliti dan pihak industri harus berbanding serasi menuju pelaminan produksi massal yang diidam-idamkan oleh kita semua,” pungkasnya.

CAECILIA EERSTA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

33 hari lalu

Ilustrasi kesepian. Shutterstock
Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

Keramaian dan banyak teman di sekitar ak lantas membuat orang bebas dari rasa sepi dan 40 persen orang mengaku tetap kesepian.


Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

33 hari lalu

Peneliti dan Wakil Direktur Asia Maritime Transparency Initiative CSIS Harrison Prtat. Sumber: istimewa
Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

Cukup banyak kerusakan yang telah terjadi di Laut Cina Selatan, di antaranya 4 ribu terumbu karang rusak.


Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

33 hari lalu

 acara press briefing bertajuk 'Deep Blue Scars Environmental Threats to the South China Sea' yang diselenggarakan oleh Indonesia Ocean Justice Initiative (IOJI) pada Jumat 15 Maret 2024, di Jakarta. Sumber: dokumen IOJI
Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

Banyak pembahasan soal keamanan atau ancaman keamanan di Laut Cina Selatan, namun sedikit yang perhatian pada lingkungan laut


Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

31 Januari 2024

Model skala Kawasan Inti Pemerintahan Pusat Ibu Kota Nusantara atau IKN. ANTARA/Aji Cakti
Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

Stanford University, Amerika Serikat, merupakan salah satu universitas yang akan melakukan groundbreaking pusat ekosistem digital di IKN.


Tinjau Pabrik Motherboard Laptop Merah Putih, Dirjen: Riset Perlu Terhubung Industri

29 Januari 2024

Proses quality control PCBA motherboard Laptop Merah Putih di PT. XACTI Raya Jakarta-Bogor No.KM.35, Kelurahan Sukamaju Baru, Kecamatan Tapos, Depok, Senin, 29 Januari 2024. TEMPO/Ricky Juliansyah
Tinjau Pabrik Motherboard Laptop Merah Putih, Dirjen: Riset Perlu Terhubung Industri

Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi meninjau pabrik motherboard dan menegaskan perlunya riset terhubung dengan industri.


Jatam: Tiga Pasangan Capres Terafiliasi Oligarki Tambang

22 Januari 2024

Capres nomor urut 1 Anies Baswedan, Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto saat mengikuti debat ketiga Calon Presiden 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu, 7 January 2024. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Jatam: Tiga Pasangan Capres Terafiliasi Oligarki Tambang

Riset Jatam menelusuri bisnis-bisnis di balik para pendukung kandidat yang berpotensi besar merusak lingkungan hidup.


Terkini: KPA Sebut PSN Jokowi Sumbang Laju Konflik Agraria Sepanjang 2020-2023, Bandara Banyuwangi Segera Layani Penerbangan Umroh

15 Januari 2024

Masyarakat Melayu Pulau Rempang berkumpul di Lapangan Sepakbola Dataran Muhammad Musa, Kampung Sembulang, Kelurahan Sembulang, Kecamatan Galang pada Rabu (11/10/2023). FOTO: YLBHI
Terkini: KPA Sebut PSN Jokowi Sumbang Laju Konflik Agraria Sepanjang 2020-2023, Bandara Banyuwangi Segera Layani Penerbangan Umroh

Sekjen Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) Dewi Kartika menyebut Proyek Strategis Nasional (PSN) pemerintah era Jokowi mendorong laju konflik agraria.


BRIN: Pangan Jadi Salah Satu Prioritas Riset 2023, Kejar Target Hilirisasi

28 Desember 2023

Kepala BRIN Laksono Tri Handoko berbicara soal prioritas riset di lembaganya sepanjang tahun 2023, salah satunya bidang pangan dengan total 218 judul riset. (Tempo/Annisa Febiola)
BRIN: Pangan Jadi Salah Satu Prioritas Riset 2023, Kejar Target Hilirisasi

Dominasi riset bidang pangan sejalan dengan prioritas yang diminta oleh Presiden Joko Widodo.


Ratih Kumala Ceritakan Proses Kreatif Penulisan Gadis Kretek

18 Desember 2023

Penulis buku Gadis Kretek, Ratih Kumala memegang buku saat hadir dalam diskusi  Biennale Jatim di Rumah Budaya, Sidoarjo, pada Sabtu 16 Desember 2023. TEMPO/ Yolanda Agne
Ratih Kumala Ceritakan Proses Kreatif Penulisan Gadis Kretek

Penulis novel Gadis Kretek Ratih Kumala menceritakan proses kreatif. Mengapa ia akhirnya menjadi seorang kolektor bungkus kretek.


BRIN Akan Tetapkan Regulasi Penggunaan AI di Industri Riset

11 Desember 2023

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko saat menyampaikan kata sambutan di kegiatan Kick Off Peran Valuator Kekayaan Intelektual dalam Pemanfaatan Hasil Riset dan Inovasi di Jakarta, Senin, 11 Desember 2023. (Tempo/Alif Ilham Fajriadi)
BRIN Akan Tetapkan Regulasi Penggunaan AI di Industri Riset

Hingga kini belum ada regulasi yang jelas mengatur terkait penggunaan AI tersebut.