Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cerita Toleransi Ilmuwan Indonesia Pitoyo di Jepang

image-gnews
Pitoyo Hartono, profesor bidang jaringan saraf buatan di Department of Mechanics and Information, Chukyo University, Jepang yang terlibat dalam proyek robot Gundam raksasa. TEMPO/Khory
Pitoyo Hartono, profesor bidang jaringan saraf buatan di Department of Mechanics and Information, Chukyo University, Jepang yang terlibat dalam proyek robot Gundam raksasa. TEMPO/Khory
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Profesor bidang jaringan saraf buatan di Department of Mechanics and Information, Chukyo University, Jepang, Pitoyo Hartono asal Indonesia menceritakan pengalamannya mengenai toleransi ketika melakukan aktivitas sehari-harinya.

Selepas SMA, Pitoyo langsung melanjutkan S1 di Waseda University jurusan teknik fisika. "Awalnya, tentu butuh waktu beradaptasi di awal kuliah saya di Jepang. Tapi saya tidak pernah merasa ada diskriminasi karena asal usul atau warna kulit saya," katanya kepada Tempo melalui pesan pendek, Jumat, 16 Agustus 2019.

Ilmuwan asal Surabaya ini merupakan salah satu pimpinan dalam pembuatan robot Gundam seukuran asli yang bisa bergerak, melalui proyek Gundam Global Challange. Pitoyo dibantu oleh mentornya Shuji Hashimoto, profesor bidang fisika terapan dari Waseda University, juga dari anime director Yoshiyuki Tomino, produser film Katsuyuki Motohiro, dan Creative Technical Director Seiichi Saito.

Pitoyo menjelaskan bahwa almamaternya adalah salah satu perguruan tinggi tertua di Jepang yang memiliki semboyan 'libertas ex doctrina,' yang artinya kebebasan untuk menuntut ilmu benar-benar diimplementasikan.

"Tidak ada orang yang boleh diasingkan dalam menuntut ilmu di sini. Semua orang boleh membawa identitasnya sendiri tanpa dihakimi oleh siapapun di sini. Untuk saya ini sangat yang biasa hidup di zaman orde baru, ini sangat membebaskan," ujar Pitoyo.

Pitoyo menyelesaikan S1 pada 1993, dan dilanjutkan dengan S2 yang ia selesaikan pada 1995 di Waseda University. Setelah itu dia bekerja di salah satu perusahaan elektronik raksasa di Jepang selama tiga tahun sampai 1998.

Kemudian, dia kembali melanjutkan kuliahnya dengan mengambil S3 yang diselesaikannya selama empat tahun, dari 1998 hingga 2002. Lalu, Pitoyo mulai terlibat dalam Gundam Global Challenge sekitar akhir 2014.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Kultur dan disiplin kerjanya sangat keras, tapi di sini juga tidak ada diskriminasi, semua penilaian hanya berdasarkan prestasi kerja," kata pria betubuh tegap itu.

Setelah lulus S3, Pitoyo menjadi research associate, peneliti pemula, di almamaternya. Setelah itu, dia ikut melamar kerja sebagai associate professor di suatu universitas regional (universitas pemerintah daerah) di utara Jepang. Setelah diterima, Pitoyo otomatis menjadi pegawai negeri.

"Rasanya aneh sekali, belum tentu saya bisa menjadi pegawai negeri di negara saya sendiri tapi saya menjadi pegawai negeri orang," tutur Pitoyo. "Ini juga menunjukkan bahwa perbedaan bangsa, warna kulit, ras dan sebagainya, sudah bukan masalah lagi di setidaknya dunia akademia di Jepang."

Meskipun menjadi pegawai negeri di Jepang, dia tetap seorang warga negara Indonesia. "Saya tidak tertarik pindah kewarganegaraan," katanya. Di Jepang, Pitoyo melanjutkan, orang diizinkan menjadi pegawai negeri di lembaga penelitian dan pendidikan, tanpa dilihat latar belakang negaranya.

Pada waktu pertama kali datang ke Jepang, tidak banyak kesulitan untuk berkomunikasi sehari-hari. "Sewaktu SMA di Jakarta, saya belajar bahasa Jepang, motivasi utamanya bukan untuk bisa kuliah, tapi untuk supaya bisa saya juga baca komik, terutama Doraemon," kata Pitoyo.

Lain ceritanya dengan kuliah, tahun pertama menjadi tahun yang sangat sulit bagi Pitoyo. Lagi pula mulai semester pertama setiap pekan ada praktikum fisika, dan setelah selesai praktikum dia harus menulis laporan. Universitas, menurut Pitoyo, bisa mengerti kesulitannya. Mereka memberi toleransi tapi tidak memberi dispensasi apapun.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Peringkat Solo Merosot Sebagai Kota Paling Toleran, Walkot Susun Perda Toleransi

24 hari lalu

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka meninjau Taman Balekambang Solo yang baru saja selesai direvitalisasi, pada H-1 pelaksanaan Pemilu 2024, Selasa, 13 Februari 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Peringkat Solo Merosot Sebagai Kota Paling Toleran, Walkot Susun Perda Toleransi

Hal itu dilakukan setelah turunnya peringkat Kota Solo sebagai kota paling toleran di Indonesia.


Vladimir Putin Bocorkan Ilmuwan Rusia sedang Membuat Vaksin untuk Obati Kanker

42 hari lalu

Petugas menyiapkan alat Radioterapi Linear Accelerator, (LINAC) Elekta Versa HD di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Jakarta, Jumat 6 Januari 2023. Pada HUT Ke-51 RSPP, rumah sakit tersebut meresmikan fasilitas Radioterapi Linac untuk penanganan penyakit kanker dengan komplikasi yang lebih sedikit sehingga memungkinkan pasien pulih lebih cepat. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Vladimir Putin Bocorkan Ilmuwan Rusia sedang Membuat Vaksin untuk Obati Kanker

Vladimir Putin mengkonfirmasi ilmuwan bidang medis di Rusia sedang berusaha membuat vaksin untuk melawan penyakit kanker.


Uniknya Perayaan Imlek di Semarang, Ada Tradisi Tuk Panjang Simbol Toleransi

47 hari lalu

Tradisi tuk panjang dalam menyambut perayaan Imlek yang berlangsung di kawasan Pecinan, Semarang, Kamis (8/2/2024). (ANTARA/Pemkot Semarang)
Uniknya Perayaan Imlek di Semarang, Ada Tradisi Tuk Panjang Simbol Toleransi

Tradisi tuk panjang biasanya dilakukan orang Tionghoa di rumah orang paling tua, tetapi di Semarang dilakukan di jalanan menjelang Imlek.


Apa Itu Sivitas Akademika yang Terus Lakukan Kritik terhadap Jokowi?

48 hari lalu

Sejumlah civitas akademika dan guru besar dari berbagai fakultas UGM membacakan Petisi Bulaksumur menyesalkan berbagai penyimpangan pemerintahan Jokowi, di Balairung UGM, Yogyakarta, Rab, 31 Januari 2024. EIBEN HEIZER/TEMPO
Apa Itu Sivitas Akademika yang Terus Lakukan Kritik terhadap Jokowi?

Sivitas akademika dari puluhan universitas terus melakukan kritik terhadap Jokowi, menjelang Pemilu 2024. Apakah itu sivitas akademika?


Para Ilmuwan Temukan Asteroid Dekat Bumi Beberapa Jam Sebelum Meledak di Atas Berlin

25 Januari 2024

Ilustrasi asteroid. youtube.com
Para Ilmuwan Temukan Asteroid Dekat Bumi Beberapa Jam Sebelum Meledak di Atas Berlin

Asteroid ini bisa dilihat masyarakat di sekitar Berlin, Jerman, dengan bentuk seperti pancaran sinar bola api.


Mahfud Md Bicara Toleransi: Sejak Kecil Orang Indonesia Sudah Biasa dengan Perbedaan

15 Januari 2024

Calon Wakil Presiden nomor urut 03, Mahfud MD, melakukan ziarah ke makam syarifah Almababah Khadijah atau yang dikenal sebagai Mbah Ratu Ayu di Bangil, Pasuruan, Jawa Timur, Jumat 12 Januari 2024. DOK. FOTO/TPN Ganjar-Mahfud
Mahfud Md Bicara Toleransi: Sejak Kecil Orang Indonesia Sudah Biasa dengan Perbedaan

Mahfud Md menyebut sejatinya soal kerukunan, kesamaan kedudukan hukum, antarumat beragama sudah selesai sejak lama.


Mumi Alien yang Misterius Muncul di Peru Ternyata Boneka Humanoid

14 Januari 2024

Hasil sinar-X dan penelitian yang dilakukan oleh Institute of Legal Medicine of Peru terhadap 'mumi alien' yang menyimpulkan bahwa itu adalah boneka yang terbuat dari tulang binatang dipajang di Lima, Peru, 12 Januari 2024. REUTERS/Sebastian Castaneda
Mumi Alien yang Misterius Muncul di Peru Ternyata Boneka Humanoid

Para ilmuwan menyatakan 'mumi alien' di Peru sebenarnya adalah boneka yang terbuat dari tulang Bumi.


Ilmuwan Simpulkan Fosil New Mexico Spesies Tyrannosaurus Baru

12 Januari 2024

Rekonstruksi spesies dinosaurus yang baru diidentifikasi Tyrannosaurus mcraeensis, berdasarkan sebagian fosil tengkorak yang dikumpulkan di New Mexico, AS Sergei Krasinski/Handout via REUTERS
Ilmuwan Simpulkan Fosil New Mexico Spesies Tyrannosaurus Baru

Para ilmuwan menyimpulkan fosil New Mexico adalah spesies Tyrannosaurus baru.


Suhu 2023 Terpanas yang Tercatat, Ilmuwan UE: Bermula dari Krisis Iklim

10 Januari 2024

Pemandangan danau Tefe di sungai Solimoes yang terkena dampak suhu panas dan kekeringan di Tefe, negara bagian Amazonas, Brasil, 1 Oktober 2023. REUTERS/Bruno Kelly
Suhu 2023 Terpanas yang Tercatat, Ilmuwan UE: Bermula dari Krisis Iklim

Rata-rata pada tahun 2023 suhu bumi lebih panas 1,48 derajat Celcius dibandingkan periode pra-industri pada tahun 1850-1900.


Mengaku Punya Teman Pendeta, Mahfud Md: Dia Antar Saya ke Masjid

4 Januari 2024

Calon wakil presiden nomor urut 3 Mahfud Md menemui awak media usai berziarah ke makam Mohammad Hatta alias Bung Hatta di Taman Makam Pahlawan Tanah Kusir, Jakarta Selatan, pada Selasa sore, 2 Januari 2024. Tempo/ Adil Al Hasan
Mengaku Punya Teman Pendeta, Mahfud Md: Dia Antar Saya ke Masjid

Mahfud Md membagikan kisah persahabatannya dengan seorang pendeta di Yogyakarta.