TEMPO.CO, Jakarta - Huawei tidak hanya sibuk mengembangkan sistem operasinya sendiri untuk berpotensi menggantikan Android, tapi juga membuat layanan pemetaan in-house, seperti dilaporkan laman Techradar, akhir pekan lalu. Huawei akan menghadirkan aplikasi mirip dengan Google Maps.
Tampaknya layanan baru itu bernama Map Kit, dan akan menyertakan dukungan untuk laporan lalu lintas waktu yang nyata serta fitur augmented reality (mungkin mirip dengan lapisan AR yang baru-baru ini ditambahkan di Google Maps). Berdasarkan laporan China Daily, layanan pemetaan itu ditujukan untuk pengembang perangkat lunak, bukan pengguna akhir.
Aplikasi itu bisa digunakan untuk menawarkan petunjuk langkah demi langkah, memanggil taksi dan alat serupa akan dapat mengambil keuntungan. Layanan internet Rusia, Yandex, diperkirakan akan memasok Huawei dengan sebagian besar data pemetaan yang dibutuhkannya, yang akan ditambahkan ke data yang diambil dari infrastruktur yang sudah dimiliki Huawei.
Ini adalah hal lain yang menarik dalam upaya Huawei yang sedang berlangsung untuk menempatkan jaring pengaman seandainya ia kehilangan akses ke aplikasi dan layanan Google, yang masih mungkin terjadi sebagai akibat dari perang dagang antara AS dan Cina.
Dalam beberapa minggu terakhir tampaknya sikap AS terhadap Huawei telah melunak, meskipun raksasa teknologi Cina ini jelas ingin mempersiapkan yang terburuk untuk berjaga-jaga.
Meluncurkan layanan pemetaan penuh adalah tantangan besar. Google dan Apple tetap menjadi pemain besar di lapangan, yang secara teratur menambahkan informasi baru ke peta mereka, dan mengendarai armada mobil di seluruh dunia untuk menangkap citra street view.
Bergantung pada bagaimana hubungan Huawei-Google berkembang dari sini, mungkin perlu beberapa saat sebelum kita melihat Huawei Map Kit muncul. Namun, Huawei tampaknya menyiapkan semua hal dalam rencana kontinjensi.
TECHRADAR | GADGET360