Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Danau Tengkorak Himalaya Kubur Tengkorak Orang Eropa Ribuan Tahun

Reporter

Editor

Erwin Prima

image-gnews
Danau Roopkund di dataran tinggi Himalaya bagian India dikenal sebagai Danau Tengkorak. Kredit: Atish Waghwase
Danau Roopkund di dataran tinggi Himalaya bagian India dikenal sebagai Danau Tengkorak. Kredit: Atish Waghwase
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Danau Roopkund pada dataran tinggi Himalaya bagian India dikenal sebagai Danau Tengkorak, tempat menyimpan ratusan kerangka manusia dari ribuan tahun lalu. Hingga sekarang para peneliti dunia masih berupaya mencari tahu apa yang menyebabkan beberapa orang Asia Tenggara bahkan Yunani meninggal di tempat misterius ini.

Beberapa peneliti awalnya menduga jika kematian massal terjadi karena sambaran petir yang kuat, tetapi tidak ada bukti spesifik yang mampu menjawab alasan tersebut. 

“Kami menemukan bahwa sejarah Danau Roopkund lebih kompleks daripada yang pernah kami perkirakan,” ucap David Reich ahli genetika Harvard Medical School, sebagaimana dikutip Science Alert Rabu, 21 Agustus 2019.

Serangkaian tes DNA pun dilakukan pada kerangka agar peneliti dapat mempelajari lebih lanjut asal muasal kehadiran ratusan manusia di Danau Roopkund.

Menurut data penelitian yang dipublikasikan melalui jurnal Nature Communications, analisis DNA membuktikan bahwa beberapa kelompok manusia, termasuk yang berasal dari kawasan jauh seperti Mediterania kerap datang ke Danau Roopkund dalam rentang waktu 1.000 tahun.

Analisis DNA dilakukan pada 38 kerangka manusia melalui analisis biomolekuler, rekonstruksi isotop pada pola makan, dan penanggalan radiokarbon. Kemudian hasil analisis dibandingkan dengan 1.521 DNA kuno dan 7.985 DNA manusia modern dari seluruh belahan dunia.

Hasil tes DNA menunjukkan bahwa kerangka yang tersebar di Danau Roopkund terbagi atas tiga kelompok berbeda. Pertama, 23 individu yang berasal dari India moderen, kedua 14 individu dari masa Yunani moderen dan yang terakhir 1 individu berasal dari Asia Tenggara.

Kelompok India datang ke tempat ini pada abad 7 dan 10 yang terbagi dalam beberapa kelompok dengan rentan waktu berbeda, sedangkan kelompok Mediterania dan Asia Tenggara datang pada abad ke 17 dan 20 melalui analisis uji radiokarbon.

“Individu yang termasuk pada kelompok India memiliki pola makan yang bervariasi. Mereka memiliki ketergantungan pada makanan turunan C3 dan C4, sehingga temuan genetik ini menjadi bukti kalau mereka termasuk kelompok Asia Selatan. Sedangkan individu yang berasal dari Mediterania memiliki pola makan yang lebih sedikit,” jelas Ayushi Nayak dari Max Plank Institute.

Fakta mengenai kehadiran orang Yunani di Danau Roopkund mengejutkan para peneliti. Menurut Eadaoin Harney ahli biologi dari Harvard, danau ini tidak hanya menjadi tujuan penduduk lokal, tetapi juga menarik perhatian penduduk dunia.

Meski pun dikenal sebagai tempat misterius, peziarah Hindu moderen tetap melakukan perjalanan menuju tempat suci di India Utara untuk menyembah dewa Nanda Devi melalui danau ini. Para peneliti menduga kematian yang terjadi pada masa lalu mungkin diakibatkan perjalanan ekstrem yang dilalui oleh para penjelajah.

Namun, kehadiran orang Mideterania di wilayah ini membingungkan para peneliti, karena dianggap bukan penziarah Hindu. “Masih belum jelas apa yang membuat para individu datang ke Danau Roopkund dan penyebab kematian mereka. Kami berharap jika penelitian ini dapat menyimpulkan satu analisis mengenai tempat misterius ini,” tutup Niraj Rai dari Birbal Sahni Insitute of PaleosciencesRai.

SCIENCE ALERT | SCIENCE NEWS | CAECILIA EERSTA

 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

1 hari lalu

Mobil terjebak di jalan yang banjir setelah hujan badai melanda Dubai, di Dubai, Uni Emirat Arab, 17 April 2024. REUTERS/Rula Rouhana
Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

Peningkatan intensitas hujan di Dubai terkesan tidak wajar dan sangat melebihi dari prediksi awal.


Muncul Keluhan di Media Sosial Ihwal Magang Mahasiswa ke Ceko dan Hungaria, Netizen: Mirip Ferienjob Jerman

1 hari lalu

Ferienjob. Istimewa
Muncul Keluhan di Media Sosial Ihwal Magang Mahasiswa ke Ceko dan Hungaria, Netizen: Mirip Ferienjob Jerman

Kini di media sosial muncul berbagai keluhan menyangkut magang mahasiswa di Hungaria dan Republik Ceko.


Siklon Tropis Olga dan Paul Meluruh, Dua Gangguan Cuaca Menghadang Pemudik Saat Arus Balik

5 hari lalu

Penumpang Kapal Motor (KM) Dobonsolo menggunakan sepeda motor saat tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Minggu, 14 April 2024. Kementerian Perhubungan memberangkatkan peserta mudik gratis pada arus balik Lebaran 2024 dengan rincian sebanyak 1.705 orang penumpang dan 663 unit sepeda motor melalui jalur transportasi kapal laut dari Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang tujuan Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta dengan menggunakan Kapal Pelni KM Dobonsolo. TEMPO/M Taufan Rengganis
Siklon Tropis Olga dan Paul Meluruh, Dua Gangguan Cuaca Menghadang Pemudik Saat Arus Balik

Cuaca di Indonesia selama periode arus balik mudik hingga sepekan mendatang masih dipengaruhi oleh dua gangguan cuaca skala sinoptik.


Setelah 6 Bulan Perang di Gaza, Bagaimana Dukungan Eropa terhadap Palestina?

6 hari lalu

Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez dan Taoiseach (Perdana Menteri) Irlandia Simon Harris menghadiri konferensi pers pada hari pertemuan mereka untuk membahas pengakuan negara Palestina, di Dublin, Irlandia, 12 April 2024. REUTERS/Clodagh Kilcoyne
Setelah 6 Bulan Perang di Gaza, Bagaimana Dukungan Eropa terhadap Palestina?

Spanyol dan Irlandia sedang mendiskusikan rencana kolektif untuk mengakui Negara Palestina di tengah-tengah perang Israel di Gaza.


Kurangi Usia Minimum Pengguna di Inggris dan Eropa, WhatsApp Dikecam

6 hari lalu

Ilustrasi WhatsApp. shutterstock.com
Kurangi Usia Minimum Pengguna di Inggris dan Eropa, WhatsApp Dikecam

Dengan langkah ini, WhatsApp telah membuat marah banyak orang.


Syarat Pengguna WhatsApp di Eropa Diturunkan Kembali ke Usia 13 Tahun

6 hari lalu

Ilustrasi WhatsApp. shutterstock.com
Syarat Pengguna WhatsApp di Eropa Diturunkan Kembali ke Usia 13 Tahun

WhatsApp menyatakan perubahan untuk menyeragamkan syarat usia pengguna di kawasan lain. Bagaimana dengan kepentingan perlindungan anak-anak?


PM Spanyol Gelar Tur Eropa, Galang Dukungan Pengakuan Negara Palestina

9 hari lalu

Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez. REUTERS/Andrew Kelly
PM Spanyol Gelar Tur Eropa, Galang Dukungan Pengakuan Negara Palestina

PM Spanyol Pedro Sanchez akan melaksanakan kunjungan ke sejumlah negara Eropa untuk menggalang dukungan terhadap pengakuan negara Palestina


Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

12 hari lalu

Pekerja bantuan Australian World Central Kitchen (WCK), Lalzawmi
Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

Beberapa negara Eropa sekutu Israel pertimbangkan hentikan penjualan senjata akibat pembunuhan tujuh relawan World Central Kitchen di Gaza


Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

15 hari lalu

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg pergi setelah konferensi persnya, menjelang KTT NATO, di Vilnius, Lithuania, 10 Juli 2023. REUTERS/Yves Herman
Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

Sekjen NATO mendesak Amerika Serikat tetap bersatu dengan Eropa, meski seandainya Donald Trump kembali berkuasa di Gedung Putih


Peneliti BRIN Mendesain Kontainer 40 Kaki untuk Kapal Mini LNG

17 hari lalu

Desain Kontainer LNG BRIN (Dok. Humas BRIN)
Peneliti BRIN Mendesain Kontainer 40 Kaki untuk Kapal Mini LNG

Peneliti BRIN melakukan riset untuk mengembangkan kontainer ISO LNG untuk kapal pengangkut LNG mini.